Kapal Migran Tenggelam di Aegea Turki, 22 Orang Tewas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pejabat Turki melaporkan, kapal yang membawa migran tenggelam di lepas pantai Laut Aegea dan menewaskan 22 orang. Kapal terbalik di dekat pulau Gokceada, Turki.
Operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan oleh satu pesawat, dua helikopter, satu drone, 18 perahu dan 502 personel.
Penjaga pantai Turki berhasil menyelamatkan dua migran. Dua orang lainnya berhasil mencapai pantai sendirian dan memberitahu pejabat tentang insiden tersebut.
1. Korban tewas termasuk anak-anak
Turki menampung hampir 4 juta migran. Banyak yang mencoba keluar dari negara itu dan mencapai pulau-pulau Yunani dari pantai barat Turki. Mereka berharap bisa mencapai negara Uni Eropa (UE), tapi banyak yang tewas dalam perjalanan.
Dilansir RFI, kapal yang membawa migran dan terbalik pada Jumat (15/3/2024), mulai tenggelam pada malam hari. Banyak ambulans yang bersiaga di pelabuhan Kabatepe dekat Gokceada saat operasi pencarian dilakukan.
"Penjaga pantai Turki menemukan 22 mayat termasuk tujuh anak-anak," kata Gubernur setempat, Ilhami Aktas.
Baca Juga: Turki Sebut Kirim Bantuan Gaza lewat Laut Tak Selesaikan Masalah
2. Turki menangkap puluhan migran yang ingin menyeberang
Editor’s picks
Sejauh ini, belum diketahui kewarganegaraan para migran yang tewas. Mereka diketahui berusaha mencapai puau Samothraki di Yunani.
Dilansir Associated Press, para migran yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah dan Afrika yang berusaha meninggalkan Turki jumlahnya telah menurun. Tapi ada beberapa migran lain berupaya meninggalkan Turki untuk berlayar mencapai Italia.
Pada minggu ini, penjaga pantai Turki mengatakan berhasil menangkap seikitnya 93 migran yang berusaha meninggalkan pantai Turki menggunakan kapal.
Mereka juga mengklaim telah menyelamatkan atau mencegat ratusan orang, termasuk anak-anak, yang berusaha menyeberang ke Yunani.
3. Migran jadi masalah bagi hubungan bilateral Turki-Yunani
Para migran yang berusaha meninggalkan Turki untuk mencapai Yunani telah menjadi masalah bagi hubungan kedua negara. Yunani kerap menuduh Turki sengaja mengirim migran melalui perbatasan dan melalui laut.
Dilansir Al Jazeera, sebaliknya Ankara menuduh Athena melakukan penolakan ilegal para migran. Turki telah mencapai kesepakatan dengan UE pada 2016, untuk mengekang orang-orang yang ingin mencari perlindungan di kawasan tersebut. Turki mendapat imbalan bantuan keuangan dan insentif lainnya.
Meski begitu, masih ada migran yang mencoba melarikan diri dari Turki, melakukan perjalanan laut berbahaya dan akhirnya banyak yang meninggal karena kapalnya tenggelam.
Pada Desember tahun lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Athena untuk membuka halaman baru hubungan dua negara yang bermasalah. Dialog itu juga mencakup mengatasi masalah migrasi yang tidak teratur.
Baca Juga: Uni Eropa Setujui Undang-Undang yang Melindungi Independensi Media
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.