Kasus COVID-19 Melonjak, 90 Persen Rumah Sakit di Hong Kong Penuh

Presiden Xi Jinping melakukan intervensi 

Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 di Hong Kong melonjak tajam, sehingga kapasitas rumah sakit di wilayah itu telah mencapai 90 persen per Kamis (17/2/2022). Fasilitas karantina juga mulai berada pada batasnya.

Untuk mencegah fasilitas medis mencapai batas maksimal, pemerintah Hong Kong berusaha mengatuh agar orang-orang yang menunjukkan gejala ringan segera dipulangkan setelah tes negatif pada hari ketujuh.

Para pekerja medis kewalahan dalam menghadapi lonjakan infeksi. Pemerintah China daratan telah mengirim bantuan untuk pelacakan infeksi. Presiden China, Xi Jinping, juga memerintahkan agar pemerintah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk mengatasi pandemik COVID-19 di Hong Kong. 

1. Rumah sakit kewalahan, kamar hotel akan digunakan merawat pasien COVID-19

Kasus COVID-19 Melonjak, 90 Persen Rumah Sakit di Hong Kong PenuhCarrie Lam, pemimpin Hong Kong (instagram.com/carrielam.hksar)

Imbas krisis tempat perawatan, muncul laporan orang tua yang terpaksa mengantre di tenda luar, di tengah cuaca yang dingin dan kadang hujan. Otoritas terkait meminta maaf atas kejadian yang kurang elok itu. 

Sebagian besar tempat umum di Hong Kong telah ditutup. Banyak karyawan bekerja dari rumah. Sekolah, gym, dan bioskop juga telah tutup.

Dilansir Reuters, Wakil Menteri Makanan dan Kesehatan Chui Tak-yi mengatakan, "karena jumlah kasus yang parah, kami perlu mempercepat (pasien) masuk ke rumah sakit dan fasilitas isolasi masyarakat. Pemerintah sedang berusaha untuk meringankan semua masalah ini."

Saat rumah sakit kewalahan menampung mereka yang terinfeksi, pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, dia telah berbicara dengan para pemilik hotel dan berencana menyediakan hingga 10 ribu kamar untuk pasien COVID-19.

Hong Kong telah mencatat sekitar 35 ribu infeksi sejak awal pandemik, dan lebih dari 250 kematian, jauh lebih sedikit daripada kota-kota besar lainnya yang berukuran serupa.

Baca Juga: Norwegia Hapuskan Aturan Pembatasan, Tidak Wajib Masker dan Jaga Jarak

2. Bantuan dari China untuk Hong Kong

Hong Kong telah meniru China daratan dalam strategi penanggulangan COVID-19. Strategi tersebut adalah nol toleransi. Tapi, varian Omicron yang menyebar begitu cepat membuat pekerja medis kewalahan.

Para ahli medis memperingatkan, kasus harian di Hong Kong saat ini dapat melonjak hingga 28 ribu pada akhir Maret. Hal itu karena tingkat kemanjuran vaksin di kalangan orang tua semakin dilihat meragukan.

Dalam sepekan terakhir, Hong Kong telah melaporkan 24 kematian baru akibat infeksi. Meski wilayah ini memiliki rekor yang jauh lebih baik dibanding kota besar lain di dunia, tapi kini mereka benar-benar frustrasi.

Dilansir Associated Press, pakar kesehatan dari China daratan telah tiba di Hong Kong. Mereka akan meningkatkan kemampuan pengujian dan membantu dengan sumber daya serta fasilitas medis.

Chuang Shuk-kwan, kepala Cabang Penyakit Menular Hong Kong menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir ada banyak kasus darurat. Pasien akan ditampung di tenda-tenda.

"Untuk situasi ini, staf medis kami sangat tidak senang. Kami khawatir dengan perawatan pasien kami," kata dia. 

3. Presiden Xi Jinping melakukan intervensi

Kasus COVID-19 Melonjak, 90 Persen Rumah Sakit di Hong Kong PenuhIlustrasi virus corona (pexels.com/CDC)

Lonjakan kasus infeksi COVID-19 di Hong Kong terjadi sejak Januari tahun ini. Semakin bertambahnya hari, lonjakan infeksi itu terus meningkat. Presiden Xi berjanji akan mengambil tindakan untuk membantu Hong Kong. 

Pada Rabu, dilansir CNN, Xi membuat langkah tak biasa. Dia secara langsung meminta para pejabat Hong Kong untuk mengambil "semua tindakan yang diperlukan."

Intervensi Xi itu menimbulkan kecemasan baru, bahwa pembatasan lebih lanjut seperti yang telah dipraktekkan di kota-kota di China daratan, kemungkinan akan mengunci seluruh kota Hong Kong.

Carrie Lam mengatakan, "memerangi pandemik adalah tugas terpenting kami. Kami akan mencurahkan setiap sumber daya dan tenaga yang kami miliki."

"Kami akan melakukan tindakan apa pun yang seharusnya kami lakukan. Tujuannya adalah untuk memastikan kehidupan dan kesehatan orang-orang Hong Kong terlindungi dan untuk menegakkan stabilitas Hong Kong," tambah dia. 

Sejauh ini, pemerintah Hong Kong yang telah lama bersaing dengan Singapura menjadi pusat keuangan global, telah mencoba mengesampingkan langkah penguncian total. 

Carrie Lam secara terbuka menyambut dukungan bantuan dari Beijing. Pada Selasa, dia mengaku bahwa Hong Kong berjuang mengatasi lonjakan kasus yang cepat.

"Masalah yang kami hadapi adalah, mengingat besarnya, kecepatan dan tingkat keparahan gelombang kelima ini, telah melampaui kapasitas kami," ujar dia. 

Baca Juga: China Tuduh AS Lebih-lebihkan soal Ancaman Rusia ke Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya