Kazakhstan: Presiden Izinkan Pasukan Tembak Demonstran

26 orang demonstran tewas dan lebih dari 3.000 ditahan

Jakarta, IDN Times - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev pada hari Jumat (7/1/22) memberikan izin perintah kepada pasukannya untuk menembak para demonstran yang menyebabkan kerusuhan di negaranya. Sejauh ini, demonstrasi yang berujung rusuh di negara tersebut telah menyebabkan puluhan orang tewas.

Negara Asia Tengah bekas pecahan Soviet itu selama satu pekan terakhir mengalami protes jalanan. Bahkan protes itu bisa disebut protes paling parah setelah Kazakhstan memisahkan diri dari Soviet.

Protes oleh para demonstran terjadi karena disebabkan kenaikan harga BBM hampir dua kali lipat. Protes yang awalnya terjadi di ibu kota Nursultan, menyebar dengan cepat ke kota Almaty dan kota lain di seluruh negeri. Pasukan keamanan menggunakan tindakan keras sebagai upaya pemadaman protes. Bahkan Kazakhstan meminta bantuan pasukan Rusia untuk mengatasi demonstrasi tersebut.

1. Presiden beri izin tembak mati tanpa peringatan

https://www.youtube.com/embed/L3R_rw8PbE0

"Saya telah memberikan perintah kepada penegak hukum dan tentara untuk menembak mati tanpa peringatan." Mereka yang tidak menyerah akan tersingkir." kata Presiden Tokayev dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, dikutip Associated Press.

Pidato presiden penuh dengan retorika keras, merujuk kepada para demonstran yang terlibat dalam kekacauan. Presiden menuduh protes yang awalnya damai itu melibatkan "teroris, bandit dan militan."

Penyebab protes yang berkembang menjadi aksi kekerasan itu sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Tapi suasana di kota Almaty diberitakan dalam kondisi yang mencekam.

Sampai saat ini tidak diketahui siapa pemimpin dari protes tersebut. Kazakhstan juga telah meminta bantuan Rusia untuk mengirimkan pasukan, guna membantu memadamkan aksi protes berujung kekerasan mematikan itu.

2. Sedikitnya 26 demonstran tewas dan ribuan ditahan

Baca Juga: Presiden Kazakhstan Perintahkan Tembak Pendemo di Almaty

Sejauh ini jumlah korban akibat protes yang berujung dengan aksi kekerasan itu belum dapat diverifikasi secara independen. Hal ini dikarenakan jaringan internet dan seluler dipadamkan oleh pemerintah.

Kementrian Dalam Negeri Kazakhstan pada hari Jumat memberikan laporan bahwa pasukan keamanan telah membunuh sedikitnya 26 demonstran selama kerusuhan. Sebanyak 26 lainnya terluka dan lebih dari 3.800 orang telah ditahan.

Di sisi pasukan keamanan, laporan korban tewas sebanyak 18 petugas dan salah satunya dipenggal. Lebih dari 700 orang petugas terluka.

Bandara utama kota Almaty yang sebelumnya diduduki oleh para demonstran, kali ini disebutkan telah berhasil diambil alih oleh pasukan keamanan.

Robin Forestier-Walker dari Al Jazeera, mengabarkan meski kondisi sudah semakin tenang, tapi terlihat puing-puing akibat kerusuhan berserakan di jalanan dan beberapa tembakan kadang masih terdengar. Pasukan keamanan juga dilihat telah bertindak sangat agresif.

3. Pasukan Rusia tiba di Kazakhstan

Sebagai bagian dari anggota Collective Security Treaty Organization (CSTO), organisasi keamanan negara-negara Asia Tengah bekas Soviet, Kazakhstan telah meminta bantuan Moskow untuk meredamkan kekacauan di negaranya.

Pada hari Kamis, pesawat pengangkut pasukan Rusia sudah mulai tiba di Kazakhstan. Sebanyak 2.500 personel dikirimkan. Pasukan dari Moskow itu disebut tidak akan ditugaskan untuk menghadang demonstran akan tetapi akan menjaga gedung-gedung pemerintah, yang selama ini jadi salah satu target demonstrasi para pemrotes.

Dilansir Deutsche Welle, Presiden Tokayev berterima kasih kepada Presiden Putin karena secara cepat memberikan tanggapan. Tokayev dan Putin telah membahas situasi di Kazakhstan dalam beberapa panggilan telepon selama krisis terjadi.

Maxim Suchkov, seorang ahli di Dewan Urusan Internasional Rusia menjelaskan bahwa skala dan sifat kekerasan dari kerusuhan itu dicurigai ada aktor campuran yang tidak hanya terdiri dari demonstran.

Menurut Tass, Presiden Tokayev menuduh bahwa "gangster dan teroris sangat terlatih, terorganisir dan dipimpin oleh pusat khusus. Beberapa dari mereka berbicara bahasa non-Kazakh. Setidaknya ada enam gelombang serangan teroris di Almaty, jumlah totalnya 20 ribu orang."

Operasi pasukan kontra-terorisme terus berlanjut di Kazakhstan. Operasi itu dalam skala besar dan terkoordinasi dengan baik, yang dilakukan pasukan gabungan dari polisi, Garda Nasional, dan tentara untuk memulihkan ketertiban.

Baca Juga: Kazakhstan: Fasilitas Militer Meledak, 60 Terluka

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya