Keluhkan Peraturan Uni Eropa, Demo Petani Prancis-Belgia Kian Ramai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Para petani di Prancis dan Belgia meningkatkan protes mereka atas ketatnya peraturan lingkungan Uni Eropa (UE). Mereka menggunakan traktor untuk memblokade jalanan utama.
Pada Sabtu (27/1/2024) malam, dua serikat petani utama Perancis, FNSEA dan Jeunes Agricultueurs mengumumkan pengepungan ibu kota Paris untuk jangka waktu yang belum ditentukan.
Di Belgia, para petani juga melakukan aksi dengan mengendarai traktor dan memblokir persimpangan jalan utama sehingga menganggu lalu lintas.
1. Pemerintah Prancis ingin selesaikan masalah dengan cepat
Perdana Menteri (PM) Prancis, Gabriel Attal, telah berupaya menenangkan kemarahan para petani yang melakukan protes sejak awal pekan ini. Upaya pertama menanggapi tuntutan petani yang dilakukan pada Jumat gagal meredakan krisis.
"Saya ingin kita mengklarifikasi hal-hal dan melihat tindakan ekstra apa yang bisa kita ambil untuk memenuhi keluhan petani, bahwa mereka menghadapi persaingan tidak sehat," katanya dikutip dari RFI.
Para petani marah dengan peraturan lingkungan hidup yang ketat. Mereka juga marah karena turunnya upah, rendahnya dana pensiun, dan banyaknya birokrasi yang harus dihadapi.
Attal mengakui paket pertama konsesi belum memenuhi seluruh tuntutan petani. Tapi dia bertekad untuk maju dengan tegas dan cepat menyelesaikan masalah.
Baca Juga: 5 Fakta Petani Prancis Protes dan Blokade Jalanan
2. Perbaikan kebijakan untuk petani
Editor’s picks
Di Belgia, lusinan traktor menghentikan lalu lintas di jalan raya bagian selatan negara itu. Bendera Belgia dan serikat pekerja ditempel pada beberapa traktor. Mereka menuntut perbaikan kebijakan.
"Jika kami mati, kalian akan kelaparan," kata salah satu spanduk yang dibawa petani, dikutip dari Barron's.
Para petani juga melakukan protes di luar stadion sepak bola, sehingga menunda pertandingan FC Genk dan Sint-Truiden selama 30 menit.
"Menjadi mustahil untuk mendapatkan upah yang layak. Kami menyerukan kebijakan pertanian bersama yang mempertimbangkan kenyataan di lapangan," kata Pierre d'Hulst, juru bicara federasi petani FJA.
3. Aturan UE menghambat petani
Para petani di kedua negara mengeluhkan persaingan tidak sehat dengan barang ekspor. Ini karena barang dari negara lain yang masuk tidak harus memenuhi standar lingkungan yang sama ketatnya dengan mereka.
Dilansir AFP, para petani mengeluhkan undang-undang UE telah menghambat usaha mereka. Inflasi juga dianggap mengikis standar hidup dan impor menghancurkan daya saing.
Untuk menghadapi ancaman blokade di Paris, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengumumkan mobilisasi besar-besaran. Sekitar 15 ribu polisi paramiliter dikerahkan bersama kendaraan lapis baja.
Darmanin memerintahkan polisi untuk bertindak secara moderat.
Baca Juga: Aktivis Lemparkan Sup ke Lukisan Mona Lisa di Museum Prancis
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.