Korban Tewas akibat Banjir di Kenya Jadi 228 Orang

Situasi serius yang tidak bisa dianggap enteng

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Kenya mengatakan, jumlah korban tewas akibat banjir yang melanda selama berminggu-minggu menjadi 228 orang. Krisis tersebut juga diperkirakan belum akan berhenti.

Pada Minggu (5/5/2024), pemerintah di Nairobi mengatakan negaranya bersiap kedatangan terjangan Siklon Tropis Hidaya. Siklon membawa angin kuat, hujan lebat dan ancaman risiko banjir serta tanah longsor.

"Sedihnya, kita belum melihat akhir dari periode berbahaya ini karena situasi ini diperkirakan akan semakin meningkat. Laporan meteorologi memberikan gambaran yang mengerikan. Hujan akan terus turun, durasi dan intensitasnya akan meningkat selama sisa bulan ini dan mungkin setelahnya," kata Presiden Kenya William Ruto, dikutip dari laman resmi OCHA.

Baca Juga: Banjir kian Ganas, Presiden Kenya Tunda Pembukaan Sekolah

1. Situasi serius yang tidak bisa dianggap enteng

Korban Tewas akibat Banjir di Kenya Jadi 228 Orangilustrasi banjir di Kenya (youtube.com/Firstpost)

Polisi mengatakan di Kenya barat, Sungai Nyando meluap pada Minggu dini hari. Air membanjiri kantor polisi, sekolah, rumah sakit dan pasar di kota Ahero.

Dilansir Barron's, belum ada laporan korban jiwa, tapi polisi mengatakan permukaan air masih terus meningkat dan jembatan utama di jalan raya menuju Nairobi terendam.

Presiden Ruto mengatakan, hampir tidak ada wilayah di negaranya yang tidak terdampak dari malapetaka. Bendungan air meluap, jalan dan jembatan hancur, dan sekolah-sekolah ditutup

"Ini adalah situasi yang serius dan kita tidak boleh menganggapnya enteng," kata juru bicara pemerintah Kenya Isaac Mwaura.

2. HRW sebut pemerintah Kenya gagal menyusun rencana respons nasional

Selain mereka yang tewas, sedikitnya 72 orang masih hilang. Lebih dari 212 ribu orang telah mengungsi. Banyak di antara mereka yang dievakuasi secara paksa atau sukarela.

Dilansir CNN, pemerintah mendirikan lebih dari 50 kamp untuk menyediakan perlindungan bagi mereka yang mengungsi. Mwaura mengatakan, pemerintah berencana untuk meningkatkan jumlah tersebut.

Seiring meluasnya skala bencana, banyak orang yang marah terhadap respons pemerintah dan kurangnya informasi mengenai apa yang terjadi.

Human Rights Watch mengkritik tindakan Kenya. Mereka menganggap pemerintah Nairobi gagal menyusun rencana respon nasional secara tepat waktu.

"Kehancuran yang terjadi ini menyoroti kewajiban pemerintah untuk bersiap dan segera merespons dampak perubahan iklim dan bencana alam yang dapat diperkirakan," kata Nyagoah Tut Pur, peneliti Afrika di Human Rights Watch.

Baca Juga: Kenya Dilanda Banjir, 71 Orang Tewas

3. Siklon Tropis Hidaya menerjang Tanzania dan Kenya

Korban Tewas akibat Banjir di Kenya Jadi 228 Orangilustrasi dampak badai (Unsplash.com/Marek Studzinski)

Hujan deras selama berminggu-minggu telah membuat kekacauan di Afrika Timur, khususnya di Tanzania dan Kenya. Ketika banjir bandang belum surut, ancaman Siklon Hidaya menambah penderitaan.

Dilansir France24, Sabtu sore, siklon tersebut meluncur dari Samudera Hindia dan menghantam Tanzania. Otoritas Meteorologi Tanzania mengatakan, angin kencang dan hujan lebat terjadi di pantai sepanjang malam.

Badan tersebut menyarankan masyarakat di daerah rawan risiko dan terlibat dalam aktivitas kelautan, untuk mengambil tindakan pencegahan maksimal.

Di Kenya, topan sudah terasa di lepas pantai dengan kecepatan angin melebihi 40 knot dan memicu gelombang lebih dari dua meter. Departemen Meteorologi Kenya memperkirakan akan terjadi curah hujan lebat di sepanjang pantai.

Menteri Dalam Negeri Kithure Kindiki mengumumkan larangan semua aktivitas pantai, berenang, dan memancing.

Baca Juga: 42 Orang Tewas akibat Bendungan di Kenya Jebol

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya