Mendalami Sejarah Slovakia: Negara Pecahan Cekoslovakia

Pernah dipengaruhi Turki selama lebih dari 100 tahun

Jakarta, IDN Times - Slovakia adalah salah satu negara di Eropa Tengah. Negara itu memiliki luas wilayah 49.036 kilometer persegi, sedikit lebih luas jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur. 

Slovakia berbatasan dengan Polandia di utara, Ukraina di timur, Hungaria di Selatan, Austria di barat daya, dan Republik Ceko di barat laut. Negara itu dulunya adalah bagian dari Cekoslovakia. Pada 1993, mereka berdua berpisah secara baik-baik yang dikenal dengan istilah velvet divorce.

Slovakia merupakan negara yang terkunci daratan (landlocked) di Eropa. Meski begitu, Slovakia adalah negara yang makmur dengan kepemimpinan yang demokratis dan pers yang bebas. Industri otomotif berkembang pesat dan menjadikannya sebagai salah satu produsen mobil per kapita terbesar di dunia.

Berikut ini adalah profil Slovakia, negara Eropa tengah yang terkunci daratan tapi terkenal dengan kemakmurannya.

1. Ikhtisar Slovakia sejak zaman kuno sampai modern

Mendalami Sejarah Slovakia: Negara Pecahan CekoslovakiaBratisalava, ibu kota Slovakia (Unsplash.com/Lukas Kulla)

Sebelum menjadi negara modern, Slovakia telah lama memiliki catatan sebagai tempat kehidupan prasejarah. Letak geografisnya yang berada di Eropa Tengah, sering menempatkan wilayah ini menjadi arena pertempuran militer.

Selama berabad-abad, ada berbagai serangan dari, termasuk dari Kerajaan Roma, Kekaisaran Frank, Tatar, atau Turki Ustmani. Tapi orang-orang Slovakia berhasil mempertahankan identitas historisnya.

Pada abad ke-9, di wilayah ini berdiri Kerajaan Moravia. Raja Mojmir I menyatukan suku-suku Slavia dan membentuk sebuah kesatuan sebagai sebuah kerajaan.

Pada abad pertengahan, pembangunan yang semarak terjadi di wilayah ini. Banyak kastil indah dan beberapa katedral dibangun. Selama periode ini, Slovakia berada di bawah Kerajaan Hungaria, yang akhirnya termasuk dalam Kekaisaran Habsburg Austria-Hongaria.

Setelah Perang Dunia I dan tercabiknya kekuasaan Austria-Hongaria, memicu orang-orang Jerman, Slovakia, Hungaria dan orang-orang Ruthenia membentuk negara Cekoslovakia. Perang Dunia II membuatnya terpecah dan menjadi negara satelit Nazi Jerman.

Setelah Nazi Jerman kalah, dilansir dari Slovakia, negara ini pernah dikuasai pengaruh komunisme dan menjadi bagian dari Uni Soviet sejak 1948. Slovakia akhirnya menjadi negara merdeka pada akhir 1980-an dan pada awal 1990-an, bersama Ceko, entitas itu membentuk dua negara yang independen dan terpisah.

Baca Juga: Pernyataan PM Slovakia Buat Ketegangan antara Ukraina dan Slovakia

2. Dikuasai Hungaria, Polandia, dan dihancurkan Mongol

Mendalami Sejarah Slovakia: Negara Pecahan Cekoslovakiailustrasi perang (Unsplash.com/Hasan Almasi)

Pada abad ke-11, Kerajaan Moravia mengalami disintegrasi. Kalah perang melawan Hungaria membuat wilayah itu berhasil dianeksasi oleh tetangganya. Di era ini, Kekristenan mulai memengaruhi Slovakia.

Slovakia Site mencatat, biara Katolik pertama di wilayah Slovakia mulai dibangun di Bukit Zobor, yang dibuktikan dengan surat-surat asli yang berasal dari tahun 1111 dan surat-surat itu kini terawat dan dilestarikan.

Pada periode 1001–1102 dan 1018–1029, Slovakia pernah sebentar jadi bagian dari kerajaan Polandia. Tapi dikembalikan lagi kepada Hungaria.

Pada abad ke-13, raksasa militer Mongol yang telah menyapu dengan cepat kekuasaan Islam di Asia Tengah dan Timur Tengah, juga merambah Eropa. Ogodei, putra Jengis Khan, memimpin pasukannya ke Rusia pada 1235 dan ke Eropa Timur pada 1240.

Para sejarawan memperkirakan, setidaknya 130 ribu tentara Mongol dan sekitar setengah juta kuda dibawa menuju Polandia dan Hungaria pada 1241. Ada tiga kolom pasukan yang dibawa oleh Mongol. Satu kolom menghancurkan Polandia di Pertempuran Legnica, kolom kedua mengalahkan Moldavia, dan Wallachia di Rumania dan kolom ketiga berbaris menuju Hungaria.

Tiga kolom pasukan bergabung kembali pada Pertempuran Mohi, di mana orang-orang Mongol menghancurkan Raja Bela IV dari Hongaria. Raja melarikan diri dan populasi menurun drastis karena dibantai.

Eropa bergetar oleh derap kuda pasukan Mongol saat itu, yang sempat mencapai Tembok Wina, Austria. Kekejaman Mongol yang telah terdengar sebelum pasukannya sampai, memberi aroma ketakutan.

Tapi kekuasaan tentara Mongol tidak bertahan lama. Secara misterius, mereka berkemas dan meninggalkan wilayah tersebut. Selama berabad-abad para peneliti penasaran apa alasan utama kepergian tentara Mongol.

Dilansir Live Science, akhirnya misteri itu terpecahkan. Kemungkinan besar mundurnya Mongol adalah karena musim yang membeku. Bangsa Mongol, yang bergantung pada kuda mereka, tidak akan mampu bergerak secara efektif melintasi tanah yang licin, dan kuda-kuda mereka hanya memiliki sedikit ladang untuk digembalakan.

Populasi di Slovakia mengalami penurunan ketika invasi Mongol. Pada abad-abad selanjutnya, Hungaria yang menguasai wilayah itu mengundang orang-orang etnis Jerman dan Yahudi ditempatkan di wilayah ini, berasimilasi dengan penduduk lokal.

3. Ekpansi Turki Ustmani mencapai Slovakia

Mendalami Sejarah Slovakia: Negara Pecahan Cekoslovakiailustrasi kota di Slovakia (Unsplash.com/Mohammed Thoufik)

Hasrat Turki Ustmani di Anatolia menggebu. Di bawah Sultan Sulaiman I, pasukannya melakukan ekspansi kekuasaan ke Eropa. Pada abad ke-16, pasukan Turki Ustmani menyapu sebagian Eropa untuk menembus jantung peradaban di Wina, Austria.

Slovakia, yang berada di bawah kekuasan Hungaria, juga ikut berperang mempertahankan wilayahnya dari gempuran pasukan Turki.

Menurut Orange Files, pada 1526 pasukan Turki Ustmani menghancurkan Hungaria di bawah Raja Louis II pada Pertempuran Mohacs. Raja, yang tak memiliki putra pewaris, meninggal tenggelam dengan baju besi saat mundur dihantam tentara Turki.

Pada 1529, upaya penaklukkan kembali dilancarkan dengan pengepungan Wina. Tapi kampanye militer itu gagal dan tentara Turki Ustmani mundur. Kerajaan Hungaria dipecah menjadi dua dengan, satu bagian berdiri sebagai wilayah mandiri bentukan Turki Ustmani.

Selama 150 tahun kemudian, Slovakia yang dikuasai Hungaria berada di bawah pengaruh administrasi Turki Ustmani. Berdasarkan laporan The Spectator menurunkan laporan tahun 2010, Slovakia pernah melakukan pameran warisan Turki Ustmani yang terdiri dari barang-barang seperti pot tinta tulisan Arab, tenda pernikahan Ustmani, kaleng kopi, pipa rokok dan lainnya.

Pada abad ke-18, ketika kekuatan Turki Ustmani mulai melemah karena inovasi persenjataan yang terlambat dibandingkan pasukan Eropa, kekuasaannya mulai menyusut. Mundurnya Turki memicu terbentuknya Kerajaan Austro-Hungaria. Pada era ini, McGill melaporkan bangsa Slovakia mendapatkan penindasan parah dari penguasanya.

Baca Juga: Eks PM Slovakia Ditangkap Polisi Gegara Ikut Demonstrasi

4. Membentuk Cekoslovakia, dikuasai Uni Soviet, lalu merdeka secara mandiri menjadi dua negara

Mendalami Sejarah Slovakia: Negara Pecahan Cekoslovakiailustrasi Perang Dunia I (Unsplash.com/Museums Victoria)

Di abad ke-20, Austro-Hungaria ikut terlempar dalam Perang Dunia I. Dalam kekacauan perang, kerajaan tersebut pecah sehingga semangat emansipasi mendirikan kembali bangsa yang bersatu muncul.

Dilansir McGill, pada 1918, Slovakia dengan Bohemia dan Moravia membentuk Cekoslovakia. Pada 1919, Slovakia juga diserang Republik Soviet Hungaria yang dikuasai komunisme, sehingga sepertiga wilayahnya dikuasai Hungaria.

Bangkitnya Jerman di bawah kekuasaan Nazi, Adolf Hitler, menghancurkan Cekoslovakia pada 1938 di Perang Dunia II. Pada akhir perang, pemberontakan orang-orang Cekoslovakia turut membentuk kembali negara itu di bawah pengaruh Uni Soviet setelah Nazi kalah. 

Cekoslovakia memberontak kekuasaan komunis pada 1989 dan ketika Soviet runtuh, Revolusi Velvet yang damai, membuat negara itu bubar dan terpecah menjadi dua bagian, yaitu Republik Ceko dan Republik Slovakia pada 1 Januari 1993, kutip The New World Encyclopedia.

5. Slovakia yang demokratis kini dipimpin presiden perempuan 

Mendalami Sejarah Slovakia: Negara Pecahan CekoslovakiaZuzana Caputova, Presiden Slovakia (Twitter.com/Zuzana Čaputová)

Slovakia terus menapaki menjadi negara yang mandiri tetapi, tetap tetap dekat dengan Republik Ceko. Dalam perjalanan pembangunan negara, Slovakia memilih sistem demokrasi untuk memerintah dan mengelola negaranya.

Ibu kota Slovakia adalah Bratislava, kota besar yang berbatasan dengan Austria. Penduduk Slovakia lebih dari 5 juta orang dan termasuk sebagai salah satu negara berpenghasilan tinggi.

Sistem politik Slovakia adalah republik demokrasi parlementer dengan sistem multi-partai. Presiden adalah kepala negara yang dipilih lewat pemilu langsung untuk jabatan lima tahun. Kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri yang diangkat Presiden dengan persetujuan parlemen.

Ada delapan partai politik yang saat ini eksis di Slovakia, dengan berbagai latar belakang berdasarkan etnis, agama atau ideologi nasionalis, sosial, demokrat. Dilansir BBC, secara umum Slovakia adalah negara yang demokratis, pers yang bebas dan kemajuan industri yang membanggakan.

Saat ini Presiden Slovakia adalah Zuzana Caputova, perempuan pertama yang jadi presiden setelah memenangi pemilu pada 2019 dengan 58 persen suara. Perdana Menterinya adalah Eduard Heger yang mendapatkan jabatan tersebut pada April 2021 lalu.

Pada 2004, Slovakia diterima jadi anggota NATO. Slovakia kemudian menjadi bagian keanggotaan Uni Eropa dan menggunakan mata uang euro. 

Baca Juga: Slovakia Minta Maaf atas Kasus Sterilisasi Paksa Etnis Roma

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya