Mesir Disebut Ingin Kirim 40 Ribu Rudal ke Rusia untuk Bantu Invasi

Terungkap dalam dokumen intelijen AS yang bocor

Jakarta, IDN Times - Dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang bocor ke publik mengatakan, Mesir disebut memiliki rencana untuk memasok rudal kepada Rusia untuk menyerang Ukraina. Jumlah yang direncanakan fantastis, yakni mencapai sekitar 40 ribu rudal.

Mesir adalah salah satu sekutu dekat AS. Negara itu telah mendapatkan bantuan militer dari Washington sekitar 100 miliar dolar atau Rp1.491 triliun dalam 50 tahun terakhir.

Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi, dalam dokumen yang bocor itu, memerintahkan perwira tinggi militernya untuk mengurus transfer rudal sambil menghindari masalah dengan Barat.

1. Hindari masalah dengan Barat, kata Presiden Mesir

Mesir Disebut Ingin Kirim 40 Ribu Rudal ke Rusia untuk Bantu InvasiPresiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi. (Instagram.com/alsisiofficial)

Berdasarkan dokumen intelijen Pentagon yang bocor, Mesir sedang bersiap untuk mengirim senjata ke Rusia. Sekitar 40 ribu rudal dipersiapkan Kairo agar dikirim secara diam-diam ke Rusia.

Ada juga percakapan yang diklaim dilakukan Presiden El-Sisi dengan pejabat militer senior yang membicarakan masalah tersebut. Tidak hanya rudal, Kairo juga berencana memasok Rusia dengan peluru artilei dan mesiu, kutip Daily Mail.

El-Sisi dilaporkan telah memberi perintah untuk merahasiakan produksi dan pengapalan paket senjata tersebut guna menghindari masalah dengan Barat.

Dokumen intelijen AS yang bocor disebut diunggah di aplikasi obrolan Discord antara Februari dan Maret. Sampai saat ini, belum diketahui siapa yang membocorkan dokumen itu.

Baca Juga: Gunung Berapi Rusia Erupsi, Hujan Abu Terparah dalam 60 Tahun Terakhir

2. Membalas bantuan Rusia

Pejabat Mesir yang diperintahkan oleh El-Sisi disinyalir bernama Mohamed Salah al-Din. Disebutkan pula dalam dokumen bahwa Mesir membantu Rusia sebagai tindakan balas jasa, dikutip dari Times of Israel.

Sebagai informasi, invasi Rusia ke Ukraina telah merusak akses Mesir ke gandum Ukraina. Sekitar 80 persen gandum negara itu bergantung pada impor. Kairo kemudian meminta bantuan Moskow, produsen gandum besar lainnya, yang menghadapi isolasi signifikan dari negara-negara Barat.

Dokumen intelijen AS merupakan bagian dari lusinan foto yang sangat sensitif dan kini telah banyak muncul di Twitter, Telegram, dan Discord serta situs lain. Dokumen yang telah beredar secara daring selama berminggu-minggu itu baru mulai mendapatkan perhatian dari media.

3. Mesir menolak informasi dari dokumen yang bocor

Mesir Disebut Ingin Kirim 40 Ribu Rudal ke Rusia untuk Bantu Invasiilustrasi (Unsplash.com/Jordi Orts Segalés)

Sejak awal invasi, para ahli berpendapat Mesir mengambil posisi yang netral. Kairo telah memilih untuk tidak memihak demi mengamankan kepentingannya dengan Moskow dan Kiev.

Dilansir Al Monitor, sumber Mesir yang berbicara pada Senin (10/4/2023) mengatakan, informasi tentang rencana Kairo mengirim ribuan rudal ke Moskow adalah tidak berdasar. Ditekankan bahwa negara Afrika Utara itu mengadopsi kebijakan seimbang dengan semua negara untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.

Mesir merupakan salah satu dari 141 negara yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dalam sesi Majelis Umum PBB. Tapi, negara itu menolak menjatuhkan sanksi ekonomi yang dijatuhkan Barat kepada Rusia.

Rusia, di sisi lain, juga membantah informasi dari dokumen rahasia yang bocor ke publik. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut informasi itu sebagai berita palsu. AS juga tidak memberikan bukti bahwa Mesir menyediakan senjata kepada Rusia.

Baca Juga: AS Sebut Rusia Jadikan Jurnalis Wall Street Journal sebagai Sandera

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya