Pertama Kalinya! Ukraina Klaim Jatuhkan Pesawat Bomber Strategis Rusia

Pesawat baru kembali usai melakukan misi tempur

Jakarta, IDN Times - Ukraina mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat bomber strategis Tu-22M3 milik Rusia. Mereka mengklaim menggunakan rudal anti-pesawat dan peristiwa ini terjadi untuk pertama kalinya sejak perang dimulai pada 2022.

Pesawat jatuh di wilayah Stavropol pada Jumat (19/4/2024), sekitar 300 kilometer dari perbatasan Ukraina. Pesawat disebut baru saja ambil bagian dalam serangan udara jarak jauh yang menewaskan sembilan orang di Dnipropetrovsk, Ukraina.

1. Ditembak usai melakukan serangan

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan, Tu-22M3 kembali ke pangkalan setelah menembakkan rudal ke Dnipropetrovsk yang kemudian jatuh ditembak.

"Untuk pertama kalinya, unit rudal anti-pesawat angkatan udara, bekerja sama dengan intelijen pertahanan Ukraina, menghancurkan pembom strategis jarak jauh Tu-22M3," katanya dikutip dari Al Jazeera.

Moskow biasanya menggunakan pesawat bomber itu untuk menembakkan rudal jelajah Kh-22 ke sasaran Ukraina dari dalam wilayah udaranya sendiri. Pesawat bomber strategis tersebut juga bisa membawa hulu ledak nuklir.

Baca Juga: Ukraina: PD III Akan Terjadi jika Kiev Kalah Perang dari Rusia

2. Rusia klaim pesawat alami kerusakan, bukan ditembak

Sebaliknya, pejabat Rusia mengatakan pesawat bomber tersebut tidak ditembak, tetapi mengalami kerusakan teknis usai menjalankan misi tempur.

Dilansir Associated Press, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pesawat jatuh di daerah sepi di wilayah Stavropol, Kaukasus utara. Tiga awaknya berhasil melontarkan diri dan pencarian awak keempat sedang dilakukan.

Namun, Gubernur Vladimir Vladimirov mengatakan salah satu pilot yang diselamatkan tewas.

3. Sembilan orang tewas akibat serangan pesawat bomber Rusia

Pertama Kalinya! Ukraina Klaim Jatuhkan Pesawat Bomber Strategis Rusiailustrasi (Pexels.com/Алесь Усцінаў )

Sebelum pesawat Tu-22M3 dilaporkan jatuh, pesawat itu disebut melepaskan rudal ke wilayah timur Dnipropetrovsk pada Jumat dini hari. Sembilan orang tewas, termasuk tiga anak-anak. Sebelumnya, korban tewas dilaporkan delapan orang.

"Seorang anak yang terluka parah akibat serangan musuh besar-besaran di wilayah Dnipropetrovsk hari ini meninggal di rumah sakit. Jumlah korban tewas kini meningkat menjadi sembilan," kata kantor Kejaksaan Agung Ukraina, dikutip dari The Moscow Times.

Usai serangan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali mengulangi seruan kepada sekutu Barat untuk memasok sistem pertahanan udara.

"Setiap negara yang menyediakan sistem pertahanan udara ke Ukraina, setiap pemimpin yang membantu meyakinkan mitra kami bahwa sistem pertahanan udara tidak boleh disimpan di gudang tetapi dikerahkan di kota-kota dan komunitas nyata yang menghadapi teror, dan setiap orang yang mendukung pertahanan kami adalah penyelamat hidup," ujarnya.

Baca Juga: Menlu Negara G7 Serukan Bantuan Segera untuk Dukung Pertahanan Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya