PM Inggris Minta Maaf soal Skandal 'Partygate'

Laporan menyebut terjadi pelanggaran di kantor PM

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson meminta maaf usai laporan skandal "partygate" rampung. Skandal tersebut adalah pertemuan-pertemuan pesta yang dilakukan di Downing Street No 10, ketika aturan penguncian COVID-19 yang diterapkan tidak memperbolehkan acara serupa.

Penyelidikan "partygate" telah dilakukan sejak Desember 2021 dan orang yang memimpin adalah Sue Gray, pegawai negeri senior Inggris. Menurutnya, pesta yang dilakukan di Downing Street melanggar aturan penguncian dan sulit dibenarkan.

Upaya untuk mengajukan mosi tidak percaya kepada PM Boris disebut sulit untuk dilakukan. Tapi karena skandal itu, Partai Konservatif yang mengusung PM Boris terpecah atas aib tersebut.

1. Laporan 'partygate' menyebut terjadi kegagalan kepemimpinan di Downing Street

PM Inggris Minta Maaf soal Skandal 'Partygate'PM Inggris, Boris Johnson. (Twitter.com/Boris Johnson)

Beberapa pejabat tinggi pemerintah Inggris telah mengadakan serangkaian pesta di Downing Street, kantor Perdana Menteri. Ada belasan pesta yang dilakukan, termasuk yang dihadiri oleh PM Boris.

Pesta itu dilakukan ketika pemerintah Inggris menerapkan aturan penguncian akibat wabah virus corona. Namun ironisnya, meski pemerintah telah mengeluarkan aturan, justru para pejabat melanggarnya dengan membuat acara pesta di Downing Street.

Terungkapnya pesta-pesta di Downing Street telah menimbulkan kemarahan publik. Penyelidikan dilakukan dan dipimpin oleh Sue Gray.

Dilansir Sky News, berdasarkan laporan penyelidikan, Sue Gray mengutuk beberapa perilaku para pejabat pemerintah dengan menyebutnya "sulit untuk dibenarkan." Pesta-pesta itu melanggar penguncian yang telah dibuat oleh pemerintah sendiri.

Laporan Gray setebal 12 halaman. Tapi telah tertunda berkali-kali. Dari laporan tersebut, ada beberapa poin penting di antaranya kegagalan serius mematuhi standar tinggi yang diharapkan dari pemerintah, kegagalan kepemimpinan, pertemuan pesta tanpa izin dan tanpa pengawasan.

2. PM Boris Johnson meminta maaf

Baca Juga: Diduga Pesta Natal Saat Lockdown, Boris Johnson Dikecam

Sejauh ini, laporan yang disusun Sue Gray masih dalam terbitan yang terbatas. Sebelumnya, PM Boris pernah mengatakan akan mempublikasikan laporan itu setelah menerimanya.

Dalam pertemuan di Parlemen Inggris setelah laporan 'partygate,' PM Boris mengatakan "saya ingin meminta maaf. Maaf untuk hal-hal yang tidak kami lakukan dengan benar dan maat atas cara penanganan masalah ini," ujarnya dikutip Reuters.

Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris yang diusung oleh Partai Konservatif itu juga menegaskan bahwa dia akan memperbaiki kesalahan yang terlah terjadi.

"Dan saya ingin mengatakan kepada rakyat negeri ini, saya tahu apa masalahnya, apakah pemerintah ini bisa dipercaya untuk menyampaikan dan saya katakan ya, kita bisa dipercaya, kita bisa dipercaya untuk menyampaikannya," kata Boris.

3. Partai pengusung Boris Johnson terpecah

PM Inggris Minta Maaf soal Skandal 'Partygate'Boris Johnson, PM Inggris setelah Theresa May. (Twitter.com/Boris Johnson)

Sebelum Sue Gray memberikan laporan penyelidikan 'partygate,' Kepolisian Metropolitan London juga meluncurkan penyelidikannya sendiri. Hal itu dilakukan karena dinilai ada beberapa syarat yang memenuhi tindakan pelanggaran.

Total ada 12 pertemuan atau pesta yang terjadi pada tahun 2020 dan 2021, saat ini dalam penyelidikan kepolisian. Penyelidikan dari polisi dapat mengarah pada perilaku kriminal atas dugaan pelanggaran paling serius terhadap aturan virus corona.

Menurut Associated Press, dari 12 pesta yang diselidiki, di antaranya adalah acara pesta ulang tahun PM Boris pada Juni 2020 di Downing Street, serta dua pertemuan yang diadakan menjelang pemakaman Pangeran Philip pada April 2021.

Partai Konservatif sebagai pengusung utama Boris Johnson sebagai PM, kini terpecah. Mantan Menteri Pembangunan Internasional Andrew Mitchell yang memiliki peran penting memasukkan Boris dalam kandidat PM, secara dramatis menarik dukungannya.

Dilansir Politico, Mitchell mengatakan "saya sangat prihatin dengan peristiwa ini." Meski begitu, anggota parlemen Konservatif lokal masih memiliki dukungan besar kepada Boris Johnson.

Mantan ajudan pemerintah yang pernah menjabat di bawah pemerintahan Theresa May dan Boris Jhnson mengatakan "partai (Konservatif) sekarang telah pecah menjadi dua kubu, seperti di era May." Kemungkinan, hal itu akan memiliki efek jangka panjang pada kemampuan untuk memerintah.

Baca Juga: Diduga Pesta Natal Saat Lockdown, Boris Johnson Dikecam

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya