Prancis Usulkan Nuklir sebagai Senjata Pertahanan Uni Eropa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku terbuka untuk membuka perdebataan senjata nuklir bagi pertahanan Eropa. Macron dinilai lebih tegas dalam masalah pertahanan dan ingin Uni Eropa (UE) lebih tegas di panggung global.
Prancis merupakan salah satu dari sedikit negara yang memilik senjata nuklir. Doktrinnya sejauh ini akan menggunakan senjata tersebut ketika kepentingan vital negaranya terancam.
Di hadapan mahasiswa Universitas Sorbonne Paris, Macron berpidato tentang pertahanan Eropa yang kredibel agar tidak terlalu bergantung pada Amerika Serikat (AS). Ini termasuk memiliki rudal jarak jauh untuk menghalangi Rusia.
1. Mencari cara untuk melindungi Eropa
Komentar Macron tentang senjata nuklir muncul dalam wawancara dengan surat kabar regional yang diterbitkan pada Sabtu (27/4/2024). Dia siap membicarakan peran senjata tersebut dalam pertahanan UE.
"Saya siap untuk membuka perdebatan ini yang harus mencakup pertahanan anti-rudal, kemampuan jarak jauh, dan senjata nuklir bagi mereka yang memilikinya atau yang menjadi tuan rumah persenjataan nuklir AS," katanya dikutip dari France24.
"Mari kita bahas semuanya dan lihat apa yang benar-benar melindungi kita dengan cara yang kredibel," tambahnya.
Di blok UE saat ini, Prancis menjadi satu-satunya negara yang memiliki senjata nuklir. Paris diketahui memiliki sekitar 300 hulu ledak nuklir.
Baca Juga: Presiden Finlandia: Eropa Gak Perlu Banyak Berbicara untuk Lawan Rusia
2. Politikus Jerman minta Eropa menerima tawaran Macron
Editor’s picks
Macron pertama kali mengusulkan hal tersebut pada 2020 dalam seruan dialog strategis mengenai peran penangkal nuklir Prancis dalam keamanan kolektif Eropa. Paris berusaha membuka diskusi dengan Jerman yang jadi tuan rumah senjata nuklir AS di Eropa.
Dilansir Politico, Prancis kemudian mengulangi tawaran tersebut pada 2022. Tapi Berlin belum menerima tawaran Presiden Prancis.
Pada Januari, oposisi Jerman dari Partai Rakyat Eropa (EPP) mengatakan, Eropa harus menerima tawaran Macron. Ini mengingat dimensi pertahanan nuklir Eropa sebagai tujuan jangka panjang.
3. Kritik dari lawan politik Macron
Pernyataan Macron menuai kritik dari lawan-lawan politiknya. Tokoh oposisi, baik itu sayap kanan dan sayap kiri, mengecam pernyataan tersebut.
"Dengan kedok membela tanah Eropa, Macron ingin melikuidasi otonomi strategis Prancis," kata Bastien Lachaud, anggota parlemen sayap kiri Prancis, dikutip dari Deutsche Welle.
Thierry Mariani, yang merupakan sekutu Marine Le Pen dari sayap kanan, menuduh Macron menjadi bahaya nasional.
"Ketika Anda menjadi kepala negara, pertama-tama Anda harus belajar untuk tetap diam tentang inti dari model keamanan kita," kata Francois-Xavier Bellamy, kandidat utama dari partai sayap kanan Les Republicains.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.