Putin Berlakukan Mobilisasi Militer, Banyak Warga Tinggalkan Rusia

Warga Rusia pilih pergi dari pada ikut perang 

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (21/9/2022) mengumumkan mobilisasi militer parsial. Kebijakan ini memungkinkan tentara cadangan Rusia dikerahkan untuk berperang di Ukraina.

Pengumuman tersebut segera mendapatkan reaksi keras dari penduduk Rusia. Ini terutama bagi mereka yang tidak mau perang. Banyak tiket pesawat dengan tujuan luar negeri segera habis terjual dan demonstrasi penolakan mobilisasi militer pun terjadi.

1. Warga Rusia pilih pergi dari pada ikut perang

Mobilisasi militer Rusia yang diumumkan adalah pertama kalinya terjadi sejak Perang Dunia Kedua berakhir. Presiden Putin mengklaim tentara cadangan yang akan dikerahkan terutama yang telah melakukan pelatihan dan memiliki pengalaman.

Alexander berusia 33 tahun, salah satu warga Rusia, telah bertugas di ketentaraan sebagai wajib militer hampir 15 tahun. Tapi dia mengatakan lebih memilih pergi dari pada ikut berperang.

"Saya lebih suka pergi dari pada berperang dalam perang ini. Jika mereka menelepon saya, maka saya ingin meninggalkan (Rusia)," katanya Alexander dalam sebuah wawancara singkat dikutip The Guardian.

Seorang perempuan Rusia yang memiliki putra dewasa, juga mengutarakan kekhawatirannya.

"Ini adalah hal yang ditakuti semua orang ketika perang dimulai," katanya bericara dengan syarat anonim. Dia percaya mungkin putranya akan direkrut.

Baca Juga: Rusia Percepat Referendum 4 Wilayah Ukraina yang Diduduki

2. Tiket pesawat terbang ludes terjual meski harganya mahal

Ada banyak warga Rusia yang tidak sepakat dengan perintah mobilisasi militer parsial yang diumumkan Presiden Putin. Mereka yang tidak mau ikut berperang, segera berupaya keluar dari negara tersebut.

Harga tiket penerbangan satu arah dari Rusia ke luar negeri segera melonjak dan dengan cepat terjual habis.

Melansir Reuters, banyak warga Rusia yang membeli tiket dari Moskow ke Istanbul, Turki. Selain itu, banyak dari mereka juga terbang dengan tujuan Yerevan di Armenia. Kedua tujuan itu memungkinkan orang Rusia masuk tanpa visa.

Sejauh ini, pihak berwenang Rusia belum melakukan penutupan perbatasan bagi mereka yang tunduk pada aturan perintah mobilisasi. Tapi tiket pesawat ke luar negeri telah habis meski harganya mahal.

"Dimungkinkan untuk membeli tiket sekali jalan di pagi hari seharga 200.000 rubel hingga 300.000 rubel (Rp48-73 juta), tetapi sekarang tidak lagi," kata seorang petugas dinas pariwisata.

3. Seruan untuk melakukan protes

Putin Berlakukan Mobilisasi Militer, Banyak Warga Tinggalkan Rusiailustrasi demonstrasi (Unsplash.com/ Chris Slupski)

Gerakan demokrasi Spring di Moskow segera memberikan pengumuman kepada para pengikutnya untuk melakukan demonstrasi penolakan mobilisasi militer. Mereka menyerukan demonstrasi tidak hanya di Moskow, tapi juga di St. Petersburg, dan semua kota di Rusia.

"Vladimir Putin baru saja mengumumkan mobilisasi parsial di Rusia. Ini berarti ribuan pria Rusia, ayah, saudara, dan suami kita, akan dilemparkan ke dalam mesin penggiling daging," kata Spring dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Kronologi Bank Georgia Dirampok dan Minta Tebusan Bendera Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya