Ribuan Demonstran Tuntut PM Armenia Mundur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ribuan orang melakukan demonstrasi di Yerevan, ibu kota Armenia, pada Kamis (9/5/2024). Mereka menuntut Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan mengundurkan diri.
Demonstrasi dipimpin oleh Uskup Agung Bagrat Galstanyan yang berjalan sejauh sekitar 160 kilometer dari desa-desa dekat perbatasan dengan Azerbaijan menuju Yerevan. Mereka kemudian berkumpul di alun-alun Republic Square.
Akar masalah demonstrasi itu karena keputusan pemerintahan PM Pashinyan bulan lalu yang menyerahkan kendali desa-desa di perbatasan kepada Azerbaijan. Ini adalah buntut serangan kilat pasukan Baku pada September di Nagorno-Karabakh.
1. Pashinyan didesak untuk mundur
Keputusan pemerintahan Pashinyan telah membuat marah banyak warga Armenia. Hampir 100 ribu orang protes pada keputusan itu bulan lalu. Kini protes kembali digelar melibatkan sekitar 10 ribu orang.
"Nikol Pashinyan, kami memberi Anda waktu satu jam untuk mengundurkan diri," kata Galstanyan, dikutip Reuters.
"Anda tidak lagi mempunyai otoritas di Armenia," tambahnya
Armenia dan Azerbaijan yang bertetangga, telah berperang dua kali sejak Uni Soviet runtuh. Kedua negara itu dulu merupakan bagian dari Soviet dan berebut klaim wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah itu diakui secara internasional milik Azerbaijan, tapi ditinggali oleh etnis Armenia.
2. Menjajaki cara memakzulkan Pashinyan
Editor’s picks
Ketika tidak ada tanggapan dari Pashinyan, Galstanyan mengatakan akan bermalam di alun-alun. Dia mendesak para pendukungnya untuk kembali berkumpul di tempat yang sama besok.
Dilansir RFE/RL, Galstanyan meminta para pendukungnya untuk bersabar selama dua atau tiga hari lagi. Sementara Uskup tersebut menjajaki kemungkinan memakzulkan Pashinyan di parlemen.
Selama dua minggu terakhir, sekutu politik Pashinyan telah menyerang Galstanyan secara verbal. Dalam sidang parlemen pada 30 April, anggota parlemen pro-pemerintah mencap Galstanyan sebagai mata-mata Rusia, menuduhnya memprovokasi perang dengan Azerbaijan.
Baca Juga: Armenia Ancam Tutup TV Rusia jika Tidak Ikuti Aturan
3. Konsesi pengembalian empat desa ke Azerbaijan
Pada 2020, pasukan Azeri merebut sebagian Nagorno-Karabakh. Tidak berhenti sampai disitu, mereka melakukan serangan kilat untuk mengambil penuh kendali atas wilayah tersebut pada 2023.
Pashinyan kemudian membuat konsesi mengembalikan empat desa terlantar yang telah diduduki etnis Armenia sejak tahun 1990an ke Azerbaijan. Hal itu demi menghindari eskalasi lebih lanjut dan mewujudkan perdamaian.
"Di luar perbatasan yang diakui secara internasional, Armenia tidak memiliki aspirasi, tidak ada klaim, dan kami berharap dalam proses penetapan batas perbatasan, keutuhan wilayah Republik Armenia dapat dipulihkan," katanya saat itu membela keputusan tersebut, dikutip The Guardian.
Dia membela strategi perdamaiannya, mengatakan Armenia telah menunjukkan sikap jujur dan tulus serta berusaha mempertahankan wilayah Armenia.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.