Ribuan Migran Honduras Berjalan Menuju AS 

Mereka adalah rombongan pertama tahun 2021

Tegucigalpa, IDN Times – Di perbatasan Guatemala-Honduras, pasukan militer Guatemala mencoba menahan rombongan karavan migran yang bertolak dari Honduras. Rombongan tersebut berusaha menuju Amerika Serikat dan berharap dapat memperbaiki kehidupan mereka.

Pada hari Jum’at malam, 15 Januari 2021, sekitar 1.000 telah memasuki Honduras tanpa melakukan pendataan dan pendaftaran. Sebagian besar kelompok lain telah bertolak dari kota San Pedro Sula di Honduras sebelum fajar menuju Guatemala.

Ratusan migran sudah ditahan oleh pihak militer Guatemala, namun orang-orang Honduras terus mengalir melewati perbatasan dan memasuki Guatemala. Mereka membawa serta keluarga, termasuk anak-anaknya.

Kemiskinan parah yang diderita oleh penduduk Honduras, telah memicu mereka untuk menjadi migran menuju Amerika Utara, khususnya ke Amerika Serikat.

1. Sekitar 3.500 migran sudah berada di Guatemala

Ribuan Migran Honduras Berjalan Menuju AS Migran Honduras tertahan pasukan keamanan Guatemala. (twitter.com/Todd Bensman)

Orang-orang di Amerika Tengah, khususnya Honduras, telah lama berusaha berjalan menuju Amerika Serikat. Gagal panen, kekeringan, dan kemiskinan memicu mereka untuk mencari penghidupan yang lebih baik menuju Amerika Serikat. Mereka akan melewati Guatemala, Meksiko, kemudian sampai ke tujuannya.

Para pejabat Guatemala memperkirakan rombongan terbaru itu sekitar 6.500 orang. Juru bicara otoritas Guatemala, Alejandra Mena, menurut kantor berita Reuters, mengatakan sekitar 3.500 dari rombongan sudah berada di Guatemala (16/1).

Seorang petugas polisi Honduras memperkirakan bahwa “kurang lebih 5.000 orang” telah melewati pos perbatasan. Mereka berjalan di sepanjang jalan raya, membentuk karavan dan berjalan bersama keluarga serta anak-anaknya. Pihak Kementrian Keamanan Honduras sejauh ini belum memberikan komentar.

2. Karavan pertama tahun 2021

Ribuan Migran Honduras Berjalan Menuju AS Pasukan keamanan Guatemala di perbatasan El Florido, berjaga di pos pemeriksaan jalur para migran. (twitter.com/Jeff Ernst)

Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, telah menjanjikan sebuah pendekatan yang “lebih manusiawi” untuk imigrasi. Hal ini berbeda dengan Donald Trump yang menggunakan kebijakan keras untuk mengkoordinasikan negara-negara yang akan dilewati rombongan karavan, seperti Meksiko, agar menahan mereka yang melakukan penyeberangan secara tidak sah.

Sekitar 6.500 orang yang diperkirakan oleh para pejabat Guatemala, adalah karavan pertama yang menuju Amerika Serikat pada tahun 2021 ini. Karavan migran yang ingin ke Amerika Serikat sudah dimulai sejak tahun 2016 lalu, dan setiap tahun gelombang karavan migran itu terus terjadi.

Melansir dari laman US News, bentrokan kecil sempat terjadi antara pasukan keamanan Honduras dengan para migran yang mencoba melwati perbatasan. Meskipun begitu, para migran terus nekat melewati perbatasan untuk memasuki Guatemala, dan selanjutnya menuju Meksiko.

Pihak berwenang di Guatemala mengaku hanya menahan sebagian kecil dari rombongan untuk dikembalikan ke perbatasan. Sebagian besar rombongan terus berjalan di jalan raya. Sebagian ada yang mencari tumpangan namun sebagian yang lain tetap berjalan dengan kawalan polisi setempat.

Baca Juga: AS Tuduh Honduras Terima Suap dari Penyelundup Narkoba

3. Eta dan Iota yang menghancurkan

Ribuan Migran Honduras Berjalan Menuju AS Tim penyelamat mencari korban banjir di Honduras (twitter.com/Iri)

Awal mula adanya karavan migran dari Amerika Tengah, khususnya Honduras, disebabkan perubahan iklim. Kekeringan di Honduras telah membuat para petani gagal panen. Mereka menderita kemiskinan dan terancam kelaparan.

Honduras adalah salah satu negara termiskin dan paling kejam di Amerika Tengah. Tingkat kemiskinan pada tahun 2018 mencapai 64,3 persen. Seorang politikus oposisi Honduras pernah mengatakan bahwa para migran “tidak mengejar mimpi di Amerika tetapi melarikan diri dari mimpi buruk di Honduras.”

Melansir dari laman Associated Press, seorang pemuda berusia 19 tahun bernama Mainor Garcia, mengatakan bahwa “(badai) Eta dan Iota menghancurkan rumah kami” katanya sambil berjalan dengan ransel ungu dipunggungnya.

Salah satu penduduk lain Honduras yang bernama Santos Demetrio Pineda mengatakan “kami kehilangan segalanya ketika badai. Kami akan meninggalkan negara ini, untuk meminta bantuan di mana pun mereka menerima kami”.

Kombinasi antara COVID-19, pengucilan, kemiskinan, kekerasan dan bencana alam terkait iklim yang terjadi pada waktu yang sama, telah menimbulkan tantangan kemanusiaan baru. Pada hari Kamis, 14 Januari 2021, pejabat Meksiko telah berbicara dengan penasehat keamanan AS, Jake Sullivan.

Mereka membicarakan kemungkinan penerapan kerjasama untuk pengembangan Amerika Tengah bagian utara dan Meksiko bagian selatan. Upaya itu adalah ikhtiar untuk menanggapi krisi ekonomi yang disebabkan oleh wabah dan badai baru-baru ini di daerah tersebut.

Baca Juga: Meksiko dan Guatemala Akan Stop Imigran Ilegal Honduras Menuju ke AS

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya