Seberapa Sukses Drone Turki Membantu Pasukan Ukraina?

Pakar ragukan drone TB2 mengubah hasil pertempuran  

Jakarta, IDN Times - Beberapa video yang viral di media sosial sejak invasi Rusia di Ukraina, menunjukkan bahwa pesawat nirawak atau drone milik Ukraina yang didapat dari Turki telah menghancukan banyak kendaraan lapis baja Rusia.

Itu adalah drone Bayraktar TB2 produksi Turki. Dengan harga lebih murah di jenisnya, drone itu disebut memiliki keunggulan dalam akurasi, pengamatan dan jarak terbang. TB2 dapat berada di langit selama 24 jam untuk memburu musuh-musuh di darat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pernah bersesumbar bahwa drone dari Turki sangat memberi manfaat besar bagi pasukan pertahanannya. Video yang beredar menunjukkan serangan TB2 terhadap tank-tank Rusia telah menjadi propaganda Ukraina.

Tapi seberapa berguna drone Turki bagi Ukraina? Bisakah drone murah tersebut mengubah perang melawan raksasa militer Rusia yang memiliki berbagai senjata tercanggih? Berikut ini penilaian para pengamat militer.

Baca Juga: Rusia Gak Mau Hubungan dengan Turki Rusak Gegara Jual Drone ke Ukraina

1. Spesifikasi drone TB2 Turki dan rekam jejak kesuksesannya

Seberapa Sukses Drone Turki Membantu Pasukan Ukraina?drone Bayraktar TB2 buatan Turki (Twitter.com/Baykar)

Drone Bayraktar TB2 dikembangkan dan diproduksi Baykar Technology, sebuah perusahaan pertahanan Turki. Selama perjalanan perusahaan sejak 1986, Baykar telah berkembang jadi raksasa manufaktur senjata Turki. Kepala perusahaan tersebut adalah Selcuk Bayraktar, menantu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Drone TB2 sejauh ini telah menerima pesanan dari 16 negara. Polandia adalah anggota NATO pertama yang membeli drone tersebut tahun lalu. Jumlah pembeliannya adalah 24 drone.

TB2 memiliki pengalaman terbang selama 420 ribu jam. Lokasi drone tersebut beroperasi di antaranya adalah Suriah, Libya, Irak, juga di Armenia-Azerbaijan. Baru-baru ini, drone TB2 dikabarkan juga digunakan di Ethiopia untuk menyerang pejuang Tigray yang memberontak.

TB2 memiliki panjang 6,5 meter dan lebar sayap 12 meter. Dia dapat terbang selama 24 jam dan memiliki kecepatan maksimum 220 kilometer per jam. Empat rudal yang dibawa dapat menghancurkan target diam dan bergerak.

Military Today merekam pencapaian drone TB2. Dalam konflik di beberapa wilayah, TB2 telah menghancurkan 120 tank, 46 kendaraan lapis baja, 142 sistem artileri derek, 43 sistem artileri self-propelled.

Selain itu, 7 senjata anti-pesawat juga berhasil dihancurkan, 78 sistem roket artileri, 2 rudal balistik, 37 sistem pertahanan udara, 7 radar, 269 kendaraan militer, dan juga berhasil menghancurkan 7 pesawat.

Rekam jejak drone TB2 paling menonjol adalah ketika digunakan pasukan Azerbaijan melawan Armenia pada tahun 2020 di Nagorno-Karabakh. Azerbaijan yang memenangkan pertempuran menyombongkan peran besar TB2 yang luar biasa bermanfaat.

Rekor serangan TB2 dipastikan akan terus bertambah seiring penggunaan intensif oleh pasukan Ukraina untuk melawan invasi tentara Rusia. Drone TB2 buatan Turki diakui dan terbukti efektif dalam pertempuran.

2. Tidak ada data valid jumlah drone Turki milik Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari, telah berlangsung sampai saat ini. Selama konflik meningkat dan pertempuran semakin sengit, beberapa video rekaman drone TB2 Ukraina buatan Turki menghancurkan kolom pasukan baja Rusia beredar di media sosial dan viral.

Tentu saja dalam peperangan, propaganda informasi juga menjadi persaingan. Akan banyak klaim sepihak yang muncul, termasuk seberapa hebatnya drone TB2 Ukraina. Perlu hati-hati memeriksa fakta video tersebut untuk menghindari informasi palsu.

Tapi dari beberapa video serangan drone yang diekspos, para pengamat berpendapat itu memang video termutakhir dari rekam jejak drone TB2 Turki yang digunakan Ukraina.

Sejauh ini tidak ada data valid yang menunjukkan berapa banyak drone TB2 milik Ukraina. Menurut Eurasia Times, itu adalah drone militer satu-satunya milik Ukraina. Hanya saja, Kiev telah mendapatkan senjata itu sejak 2019 lalu dan jumlahnya terus bertambah.

Pada 2 Maret, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengabarkan drone TB2 tambahan juga telah sampai di Kiev dan siap untuk bertempur. Tapi Rezkinov tidak merinci berapa jumlahnya.

Dalam transaksi persenjataan, jarang pihak berwenang memberikan rincian pasti jumlahnya. Publik biasanya mengetahui berdasarkan laporan media atau jika penerima senjata membicarakannya.

Baca Juga: Ukraina-Turki Sepakat Bangun Pusat Pelatihan Drone

3. Drone TB2 hancurkan tank dan sistem rudal permukaan-ke-udara milik Rusia

https://www.youtube.com/embed/v-WpfT-_LU8

Pada 27 Februari, beredar video kolom baja pasukan Rusia yang dihancurkan oleh drone TB2 milik Ukraina. Beberapa video lain juga menunjukkan tank-tank Rusia dihancurkan dengan drone.

Kiev mengklaim TB2 telah menghancurkan kendaraan darat Rusia, termasuk sistem rudal permukaan-ke-udara bernama BUK. Ini adalah sistem pertahanan bergerak milik Rusia yang bisa membawa rudal jarak menengah dan bahkan bisa menghancurkan drone. Tapi TB2 menurut Ukraina terbukti dapat menghancurkan sistem tersebut.

Sejauh ini, belum ada verfikasi independen tentang dampak serangan TB2 Ukraina terhadap pasukan Rusia. Tapi berdasarkan bukti fotografis intelijen, persenjataan Rusia yang hancur oleh drone TB2 mencapai puluhan. Selain itu, drone TB2 Ukraina juga membantu menghancurkan pasokan logistik tentara Rusia. Konvoi Rusia banyak yang terdampar karena kehabisan bahan bakar.

Menurut Quartz, banyak pakar militer memperkirakan Rusia akan dengan cepat menduduki kota-kota Ukraina. Tapi faktanya tidak demikian. Drone TB2 Ukraina sejauh ini telah beroperasi efektif berkat kegagalan Rusia untuk mendominasi langit Ukraina.

Dengan biaya pembelian drone yang lebih murah tapi efektif, pasukan darat lapis baja milik Rusia yang mahal mengalami kerugian akibat drone murah produksi Turki yang digunakan Ukraina tersebut.

Baca Juga: Turki Mulai Jual Drone Tempur ke Ethiopia dan Maroko

4. Pakar ragukan drone TB2 mengubah hasil pertempuran

Seberapa Sukses Drone Turki Membantu Pasukan Ukraina?Drone Turki yang bernama TB2. (Wikimedia.org/Bayhaluk)

Banyak ahli militer yang mulai khawatir dengan drone-drone militer murah seperti buatan Turki atau buatan China yang digunakan. Dalam jumlah uang yang sama, mereka bisa mendapatkan drone lebih banyak dibandingkan dengan drone canggih dan mahal milik AS.

Dengan begitu, negara-negara yang kekurangan dana untuk pengembangan teknologi militer, bisa menggunakan drone-drone tersebut sebagai pasukan yang efektif dalam melakukan perlawanan.

Tapi dalam kasus Ukraina, beberapa pakar meragukan drone TB2 dapat mengubah hasil perang. Rusia adalah salah satu raksasa militer terbesar di dunia dan memiliki persenjataan canggih yang dikembangkan secara mandiri.

Drone, hanya menyerang satu target dalam satu waktu yang sama, menurut Wolfgang Richter, pensiunan kolonel tentara Jerman dan pakar militer di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan (SWP), dikutip Deutsche Welle.

Drone TB2 memang bisa menghancurkan tank atau artileri. Tapi dengan jumlah kendaraan lapis baja Rusia yang mencapai ribuan, dampak drone tersebut dalam perang akan terbatas.  Richter menjelaskan drone memang dapat menimbulkan kerugian tetapi dibandingkan dengan pertempuran darat, Ukraina dapat kewalahan melawan pasukan Rusia.

5. Ahli militer skeptis drone TB2 memberi efek sistematis dalam perang Ukraina melawan Rusia

Turki memang memiliki hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina. Turki membeli sistem rudal pertahanan canggih S-400 Russia, tapi juga menjual drone TB2 ke Ukraina. Ankara juga telah sepakat memberi lisensi Kiev untuk memproduksi drone TB2 sendiri.

Tapi meski memiliki hubungan baik dengan Moskow, Ankara juga berhadapan dengan Rusia di Libya. Pasukan bantuan Turki bermusuhan dengan pasukan bantuan Rusia di negara tersebut. Dan di Libya, pasukan Rusia dikabarkan telah menemukan cara efektif untuk menjatuhkan drone TB2.

Mauro Gilli, peneliti senior dalam teknologi militer dan keamanan internasional di ETH Zurich, menyampaikan pendapatnya tentang peran TB2 Turki yang dimiliki Ukraina.

Dalam penjelasannya yang disampaikan kepada Al Jazeera, Gili mengatakan, "bahwa Ukraina dapat menyerang beberapa pasukan darat Rusia dengan TB2 menunjukkan bahwa pasukan Rusia maju tanpa pertahanan udara–yang sangat mungkin terjadi, mengingat masalah logistik dan organisasi yang dihadapi Rusia sejauh ini."

"Atau bahwa pasukan Ukraina juga memperoleh sistem peperangan elektronik canggih. Apakah mereka akan memiliki efek sistematis pada hasil perang, sulit untuk dikatakan, tetapi saya cenderung skeptis," jelasnya.

Menurut pengamatan Gili, TB2 rentan terhadap sistem pertahanan antiudara. Agar efektif, perlu digunakan secara cerdas bersama dengan sistem perang elektronik untuk mengacaukan radar musuh. Tapi Rusia, tegas Gili, adalah musuh yang cakap.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya