Serangan Israel Sasar Sekolah di Gaza, Lebih dari 80 Orang Tewas

Qatar desak dilakukan penyelidikan independen

Jakarta, IDN Times - Israel melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara pada Sabtu (18/11/2023). Akibatnya, lebih dari 80 orang diketahui meninggal.

Serangan itu menyasar dua bangunan sekolah yang dijadikan sebagai tempat pengungsi. Pertama adalah Sekolah al-Fakhoora yang dikelola PBB di Jabalia dan kedua adalah Sekolah Tal al-Zaatar.

Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengcam serangan tersebut dan mengatakan bahwa warga sipil seharusnya tidak menjadi korban.

Israel berencana memperluas operasi serangannya di Gaza selatan. Ada kekhawatiran bahwa tidak ada tempat lagi yang aman bagi warga sipil Gaza. Ini karena Tel Aviv juga melancarkan serangan udara di kota Khan Yonis di selatan pada Sabtu dini hari yang menewaskan 26 orang.

Baca Juga: Akhirnya! Israel Setuju BBM Masuk ke Gaza, tapi dalam Jumlah Minimal

1. Sekolah PBB sebagai tempat untuk pengungsian

Serangan Israel Sasar Sekolah di Gaza, Lebih dari 80 Orang Tewasilustrasi (Twitter.com/UNRWA)

Di Sekolah al-Fakhoora, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 50 orang tewas akibat serangan Israel. Ratusan orang lainnya terluka. Serangan lain di Tal al-Zaatar menewaskan 32 orang dengan 19 orang di antaranya adalah anak-anak.

Menurut Al Jazeera, serangan terhadap al-Fakhoora diyakini terjadi pada dini hari, sedangkan serangan terhadap Tal al-Zaatar terjadi pada sore hari.

Berlanjutnya serangan darat Israel di Gaza utara telah memaksa orang-orang untuk melarikan diri ke tempat pengungsian di sekolah-sekolah yang dikelola PBB. Tempat itu berada di sekitar Rumah Sakit Indonesia.

Namun Israel rupanya tetap menargetkan mereka dalam serangan udara. Ada mayat di mana-mana di sekolah al-Fakhoora dan tim medis berusaha mengevakuasi korban yang terluka.

"Pemandangannya sangat mengerikan. Mayat perempuan dan anak-anak tergeletak di tanah. Yang lain berteriak minta tolong," kata Ahmed Radwan, salah satu korban yang selamat.

Baca Juga: Korban Tewas di Gaza Meningkat Jadi 11.675 Orang!

2. PBB kecam serangan Israel yang menargetkan sekolah

Martin Griffths dari PBB mengatakan, tempat perlindungan adalah tempat yang aman. Sekolah adalah tempat untuk belajar.

"Berita tragis mengenai anak-anak, perempuan dan laki-laki yang terbunuh saat berlindung di sekolah al-Fakhoora di Gaza utara," katanya.

Dilansir France24, kepala PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, mengecam serangan terharap sekolah tersebut. Dia mengatakan telah melihat gambar dan rekaman mengerikan dari sejumlah orang yang terbunuh dan terluka.

"Serangan-serangan ini tidak bisa menjadi hal biasa, mereka (Israel) harus dihentikan," kata Lazzarini.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk dan menyerukan dilakukan penyelidikan internasional yang mendesak. Mereka meminta penyelidik independen untuk menyelidiki penargetan Israel terhadap sekolah dan rumah sakit di Gaza.

3. Warga sipil khawatir tidak dapat berlindung saat pertempuran meningkat di Gaza selatan

Menurut The Guardian, militer Israel telah memperingatkan warga Jabalia untuk mengungsi ke Gaza selatan. Mereka menolak memberikan komentar tentang serangan yang menargetkan sekolah.

Tapi di selatan, bom menghantam blok bertingkat di Hamad City di Khan Younis pada Sabtu pagi. Serangan itu menewaskan 26 orang dan melukai 23 orang lainnya. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pada Jumat, pasukannya akan menyerang di mana pun Hamas berada, termasuk di selatan.

Jika pertempuran di wilayah selatan juga meningkat, tidak jelas lagi kemana warga sipil Gaza akan berlindung. Perang yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober tersebut, telah menewaskan lebih dari 12 ribu orang, sebagian besar warga sipil perempuan dan anak-anak. PBB menganggap angka-angka tersebut dapat dipercaya.

Baca Juga: PBB Sebut Operasi Kemanusiaan di Gaza Sengaja Dihambat

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya