Sheikh Hasina, Perempuan Kuat yang Terlama Memimpin Bangladesh

Ikon perjuangan demokrasi yang meredup

Jakarta, IDN Times - Bangladesh, negara yang berada di Asia Selatan, adalah negara yang terletak di delta sungai yang bermuara di Teluk Benggala. Negara itu disebut sebagai salah satu negara dengan penduduk paling padat di dunia.

Sebelum merdeka pada 1971, Bangladesh dulunya merupakan Pakistan Timur. Kemerdekaan Bangladesh menjadi negara yang berdaulat, banyak dipengaruhi oleh intervensi India.

Belasan tahun di bawah militer, pada 1990 demokrasi mulai memasuki negara tersebut. Tapi dunia politiknya terus bergejolak. Kini negara yang beribu kota Dhaka itu dipimpin oleh seorang perempuan bernama Sheikh Hasina. Dia menduduki jabatan itu dari 1996 hingga 2001, 2009 hingga 2014, dan 2014 hingga saat ini.

Berikut ini adalah profil Sheikh Hasina, perempuan kuat yang menjabat Perdana Menteri terlama dalam sejarah Bangladesh.

1. Lahir di lingkungan elite politik

Sheikh Hasina, Perempuan Kuat yang Terlama Memimpin Bangladeshilustrasi bendera Bangladesh (Pexels.com/MD. Ahsan Mahmud)

Sebagai pemimpin terlama dalam sejarah Bangladesh, darah politik dalam diri Sheikh Hasina diwariskan dari keluarganya. Dia merupakan anak pertama dari lima bersaudara, yang lahir pada 28 September 1947 di Tungipara, distrik Gopalganj.

Ayah Hasina adalah Sheikh Mujibur Rahman, yang juga dikenal sebagai Bapak Bangsa Bangladesh. Dia merupakan presiden pertama negara itu.

Dilansir World Leaders, Hasina lulus dari Universitas Dhaka pada 1973 dan telah aktif menjadi Wakil Presiden Persatuan Pelajar Perguruan Tinggi Putri Menengah. Dia juga merupakan anggota Unit Liga Mahasiswa. Kehidupannya saat menjadi mahasiswa dipenuhi oleh aktivitas gerakan massa.

Ayahnya, Mujibur Rahman, beserta keluarganya tewas dibunuh pada 15 Agustus 1975 dalam peristiwa kudeta. Hasina dan adikya, Sheikh Rehana, adalah anggota keluarga yang selamat karena saat peristiwa tragis itu dan mereka sedang berada di Jerman Barat.

Baca Juga: Kamp Rohingya di Bangladesh Terbakar, Ribuan Pengungsi Terlantar

2. Menjadi Presiden Liga Awami dan memperjuangkan demokrasi

Sheikh Hasina, Perempuan Kuat yang Terlama Memimpin BangladeshSheikh Hasina (Twitter.com/Awami League)

Meski berasal dari keluarga terpandang, Sheikh Hasina tidak serta merta tumbuh dengan bayang-bayang ayahnya. Dia cerdas, pemikir, dan seorang yang dikenal memiliki semangat tinggi untuk membawa demokrasi.

Usai keluarganya terbunuh, dia pindah ke Inggris dan mengasingkan diri di New Dehi, India. Dia kembali ke Bangladesh dan mulai terjun dalam dunia politik langsung di negaranya pada 17 Mei 1981, dikutip dari New World Encyclopedia.

Dalam pengasingannya di India, Hasina terpilih sebagai Presiden Liga Awami, partai yang didirikan pada 1949 sebagai wadah perjuangan untuk mencapai kemerdekaan bagi Pakistan Timur. Partai ini, meski didirikan oleh mayoritas muslim, tapi menyambut non-muslim bergabung dalam kelompoknya.

Tak lama ketika Hasina berada di Bangladesh, Presiden Ziaur Rahman tewas dibunuh dalam kudeta lain pada Mei 1981. Jenderal Hossain Mohammad Irsyad kemudian mengambil alih kekuasaan.

Pada 1983, Sheikh Hasina yang aktif dalam politik dan berjuang di bawah bendera demokrasi, membentuk aliansi 15 partai untuk menggulingkan Mohammad Irsyad dari kekuasaannya.

3. Berjuang bersama kawan lalu berseberangan

Sheikh Hasina, Perempuan Kuat yang Terlama Memimpin BangladeshPM Bangladesh Sheikh Hasina (Twitter.com/Awami League)

Dalam perjuangan penuh semangat untuk melawan kultur otokrasi politik Bangladesh, perempuan yang bernama lengkap Sheikh Hasina Wazed itu sering keluar masuk penjara. Dia banyak menulis, berbicara dan berkampanye melawan otokrasi dan mendukung demokrasi multi partai. Itulah sebabnya dia kerap ditangkap dan menjadi tahanan rumah.

Dalam perjuangan ini, dia menemukan rekan bernama Khaleda Zia yang merupakan pemimpin Bangladesh Nationalist Party (BNP). Mereka saling bekerja sama untuk menggulingkan kekuasaan militer.

Upaya itu baru berhasil pada 1990, ketika aliansi delapan partai Sheikh Hasina bersama aliansi BNP akhirnya menggulingkan Irsyad. Mimpi demokrasi Bangladesh bersinar karena perubahan konstitusi terjadi.

Namun dalam perjalanan Bangladesh sampai saat ini, Hasina dan Zia kemudian berseberangan. Demokrasi multi-partai membuat mereka saling bersaing dan saat ini BNP merupakan salah satu partai oposisi utama.

4. Menjadi Perdana Menteri pertama Bangladesh yang dipilih secara demokratis

Sheikh Hasina, Perempuan Kuat yang Terlama Memimpin BangladeshPM Bangladesh Sheikh Hasina (Twitter.com/Awami League)

Kerja sama menggulingkan militer dan terbukanya gerbang impian demokrasi tetap menjadikan Sheikh Hasina sebagai oposisi.

BNP berkuasa hingga 1995 dengan pemilu yang diboikot karena tuduhan kecurangan. Pembentukan pemerintahan sementara dilakukan dan akhirnya pemilu dilaksanakan dengan kemenangan Liga Awami pada 1996.

Dilansir Council Women World Leaders, Hasina kemudian mampu menduduki jabatan Perdana Menteri atas kemenengan Liga Awami dan memerintah Bangladesh dengan berbagai terobosan yang memajukan. Dia merupakan Perdana Menteri pertama Bangladesh yang dipilih secara demokratis.

Sampai 2001, pemerintahan Hasina mencapai keberhasilan yang dipuji banyak orang. Ini termasuk upaya ketahanan pangan yang sukses, program bermanfaat bagi petani, jaring pengaman sosial termasuk tunjangan untuk perempuan, janda, disabilitas dan pejuang kemerdekaan.

Satu tahun terakhir pemerintahan Hasina, Bangladesh yang mendapatkan kemajuan dikejutkan oleh laporan Transparency International. Organisasi itu menyatakan Bangladesh sebagai negara paling korup di dunia.

Laporan itu membuat gempar dan Hasina didesak untuk mengundurkan diri serta mengumuman pemilu lebih awal. Namun Hasina menolaknya. Pada pemilu 2001, Liga Awami dikalahkan oleh aliansi empat partai yang dipimpin BNP.

Baca Juga: Fakta Nangka, Buah Nasional Bangladesh yang Populer di Indonesia

5. Ikon perjuangan demokrasi yang meredup

Sheikh Hasina, Perempuan Kuat yang Terlama Memimpin BangladeshSheikh Hasina (Twitter.com/Awami League)

Kembalinya BNP ke tampuk kekuasaan membuat Hasina menjadi pusat oposisi lagi. Bahkan dalam perjuangan oposisi kali ini, dia pernah dihadapkan pada upaya pembunuhan. Beberapa anggota partai Liga Awami tewas karena serangan.

Hasina kembali menjadi Perdana Menteri pada 2009 setelah memenangkan pemilu pada 2008. Pada masa pemerintahan keduanya ini, mengutip data Al Jazeera, pendapatan per kapita Bangladesh meningkat tiga kali lipat. Sampai 2017 ketika Hasina berkuasa untuk yang ketiga kalinya, pertumbuhan ekonomi negara itu mengalami kenaikan 7,28 persen.

Namun, para ahli melontarkan kritik bahwa pembangunan Bangladesh minus demokrasi. Asif Nazrul, profesor hukum di Universitas Dhaka, mengatakan ketimpangan meningkat dalam satu dekade terakhir.

Sheikh Hasina, yang awalnya menjadi ikon perjuangan demokrasi, saat ini dinilai oleh beberapa kritikus telah meninggalkan memperjuangkan misi tersebut.

Dilansir Poltico, wawancara terbaru pada 2022, para pejabat Amerika Serikat (AS) juga semakin khawatir bahwa Hasina semakin otokratis. Para pembantu Presiden Joe Biden prihatin bahwa pemerintah Bangladesh saat ini memberlakukan tindakan keras terhadap para pembangkang, memenjarakan kartunis dan penulis atas dugaan penyimpangan pemilu.

Perjuangan awal politiknya, dengan mengusung gagasan demokrasi, membuatnya menjadi ikon yang dibanggakan. Tapi semakin lama Hasina berkuasa, ikon demokrasi pada dirinya itu semakin meredup.

Hasina mengklaim, jika pemilu pada 2023 ini dijalankan dan dia kalah, maka dia akan mundur dari kekuasaan.

"Jika mereka tidak menginginkan saya, saya tidak ingin tetap berkuasa," kata Sheikh Hasina yang saat ini usianya sudah lebih dari 70 tahun.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya