Tenggak Miras Oplosan, 26 Warga Turki Meninggal Dunia

Ada 20 orang lainnya yang dilarikan ke rumah sakit

Jakarta, IDN Times - Sekitar 26 warga Turki meninggal usai menenggak alkohol oplosan dalam sepekan terakhir. Selain itu, ada sekitar 20 orang yang terpaksa harus dirawat di rumah sakit karena minuman tersebut.

Di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Turki telah menaikkan pajak minuman beralkohol secara bertahap, yang otomatis lonjakan harga minuman keras (miras). Sayangnya, hal itu justru memicu beredarnya alkohol selundupan atau oplosan di kalangan masyarakat. 

Baca Juga: Indonesia Tawari Turki Investasi Bangun Tol untuk Ibu Kota Negara Baru

1. Pandemik miras oplosan

Mereka yang meninggal pada pekan ini berasal dari daerah yang berbeda. Di Istanbul, salah satu kota terbesar di Turki, ada tujuh orang yang meninggal akibat miras oplosan. Puluhan korban lainnya mendapat perawatan intensif di rumah sakit, bahkan beberapa di antaranya telah kehilangan penglihatan permanen. 

Dilansir dari Daily Sabah, Turki saat ini disebut berada di tengah pandemik miras oplosan. Semakin banyak orang yang ingin mencari miras murah karena pajak minuman alkohol yang tinggi.

Miras oplosan dijual secara ilegal, termasuk dari para distributor ilegal yang diam-diam menawarkan miras murah yang diproduksi sendiri, atau dibeli dari pihak ketiga.

2. Puluhan ribu liter oplosan disita dan 60 orang ditangkap

Tenggak Miras Oplosan, 26 Warga Turki Meninggal DuniaIlustrasi (Unsplash.com/Eeshan Garg)

Kementrian Dalam Negeri mengatakan bahwa polisi telah melakukan operasi rutin dan razia miras. 

Euro News melaporkan, sejauh ini sudah lebih dari 30 ribu liter alkohol palsu atau bajakan yang disita. Jumlah minuman sebanyak itu didapat dari 342 lokasi yang berbeda. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60 orang yang diduga mengedarkan atau memproduksinya telah ditahan. 

Inspeksi dan razia akan terus ditingkatkan untuk mencari produsen miras oplosan. Kementerian terkait bahkan berencana untuk menggerebek kelompok kriminal yang mengancam kesehatan masyarakat melalui miras oplosan. 

Miras oplosan umumnya diproduksi di bengkel dan gudang ilegal. Mereka mencampurkan alkohol dengan metanol, yakni alkohol industri yang biasa digunakan untuk spiritus.

3. Kenaikan pajak memicu produksi miras oplosan

Di bawah rezim Erdogan, pajak minuman alkohol terus mengalami peningkatan. Partai AK yang mendukung Erdogan adalah kelompok yang tidak menyetujui konsumsi alkohol.

Akibat dari kenaikan pajak tersebut, menurut Al Arabiya, minuman alkohol khas Turki sendiri, yakni raki, berharga sekitar 250 lira atau sekitar Rp229 ribu per liter di supermarket. Harga tersebut hampir sepersepuluh dari upah minimum bersih bulanan seorang karyawan.

Karena mahalnya minuman beralkohol resmi, maka banyak orang Turki yang mencari miras yang lebih murah. Kenaikan pajak juga memicu orang-orang untuk memproduksi miras sendiri secara ilegal, atau menyelundupkan dari luar Turki.

Kematian akibat miras oplosan bukan hal baru di Turki. Pada Juli lalu, 12 orang tewas karena miras oplosan. Kemudian, pada 2020 lalu sekitar 30 orang dikabarkan tewas karena menenggak etanol murni.

Baca Juga: Polisi Turki Tembak Gas Air Mata ke Massa Anti Kekerasan Perempuan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya