Teroris Eksekusi 170 Warga Desa di Burkina Faso
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jaksa kota Ouhagouya di Burkina Faso utara, Aly Benjamin Coulibaly, mengatakan serangan di tiga desa di provinsi Yatenga menewaskan 170 orang. Tiga desa tersebut Komsilga, Nodin, dan Soroe.
Serangan terjadi pada 25 Februari lalu. Para penyintas mengatakan, dari ratusan orang yang tewas, puluhan di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Coulibaly telah memerintahkan untuk meluncurkan investigasi dan meminta masyarakat untuk berbagi informasi.
1. Serangan terkoordinasi
Kekejaman tersebut hampir bersamaan dengan serangan yang menargetkan masjid dan gereja, yang juga terjadi seminggu lalu. Pemerintah belum merilis jumlah korban atas serangan tersebut.
Dilansir The Guardian, serangan terhadap tiga desa juga melukai banyak orang dan menimbulkan kerusakan material. Coulibaly sementara ini belum menyalahkan kelompok mana pun.
Menteri Keamanan, Mahamadou Sana, menyebut aksi baru-baru ini sebagai gelombang serangan terkoordinasi.
"Perubahan pendekatan taktis musuh ini karena basis teroris telah dihancurkan serta kamp pelatihan dan tindakan dilakukan untuk mengeringkan sumber pendanaan musuh, serta koridor pasokannya," katanya.
Baca Juga: Masjid dan Gereja di Burkina Faso Diserang pada Hari yang Sama
Editor’s picks
2. Pasukan keamanan lakukan serangan balik
Selain masjid dan gereja, Burkina Faso juga mengalami serangan di tempat lain, seperti detasemen militer di Tankoualou di timur, batalion respons cepat di Kongoussi di utara, dan tentara di wilayah utara Ouahigouya.
Dilansir Le Monde, tentara dan anggora relawan pertahanan (VDP) memberi tanggapan dan melakukan serangan balik. Sumber keamanan mengatakan pasukan tersebut mampu menetralisir beberapa ratus teroris.
Burkina Faso saat ini masih bergulat melawan pemberontak yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan ISIS. Kelompok itu memasuki Burkina Faso sejak 2015 dari negara tetangga Mali.
3. Kelompok pemberontak memicu kudeta militer
Selama peperangan melawan para pemberontak, lebih dari 20 ribu orang telah tewas dan lebih dari 2 juta orang mengungsi.
Dilansir Deutsche Welle, kekecewaan dan kemarahan karena pemerintah dianggap tidak mampu mengakhiri kelompok tersebut telah menjadi pemicu dari dua kudeta militer pada 2022.
Pemimpin kudeta Ibrahim Traore, yang saat ini berkuasa, menjadikan perang melawan kelompok al-Qaeda dan ISIS sebagai prioritas. Meski begitu, sampai saat ini serangan kelompok tersebut masih terus terjadi.
Baca Juga: Pengadilan Militer Somalia Hukum Mati 6 Anggota ISIS dari Maroko
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.