Tiongkok Temukan Virus COVID-19 di Es Krim

Pabrik disegel, karyawan dikarantina

Beijing, Idn Times – Sejak Desember tahun lalu, infeksi virus corona di Tiongkok mulai merangkak naik. Infeksi tersebut menciptakan klaster baru di provinsi Hebei, khususnya di ibukonya Shijiazhuang dan kota tetangganya, Xingtai.

Pemerintah Tiongkok, beberapa kali mengklaim bahwa ada kemungkinan klaster baru tersebut berasal dari virus impor, baik itu dari manusia atau dari barang-barang. Namun sejauh ini, klaim tersebut belum terlalu meyakinkan.

Kini, Pemerintah Tiongkok mengabarkan bahwa mereka mendapati virus corona pada produk es krim. Lokasi perusahaan produsen berada di kota Tianjing, sekitar 130 kilometer arah tenggara ibukota Beijing.

1. Pabrik ditutup

Tiongkok Temukan Virus COVID-19 di Es KrimPabrik produsen es krim ditutup. Ilustrasi (pexels.com/fotografierende)

Klaster baru yang ditemukan di provinsi Hebei yang berbatasan dengan Beijing telah membuat Tiongkok kembali kerepotan setelah setidaknya selama delapan bulan mampu mengendalikan dan mencegah persebaran infeksi COVID-19. Bahkan klaster baru telah membuat pemerintah membuat rumah sakit darurat.

Kini gerak luas pemerintah Tiongkok dalam menelusuri virus corona tidak hanya dilakukan uji terhadap penduduknya, tetapi juga terhadap produk-produk, khususnya konsumsi.

Sebuah perusahaan bernama Daqiaodao Food Co., Ltd di Tianjing yang membuat es krim ditutup setelah diketahui di dalam produknya terdapat virus corona.

Melansir dari laman Associated Press, setidaknya ada 29.000 karton yang diproduksi dan kini ditahan. Sebagian besar produk tersebut belum dilepas ke pasaran setelah diketahui adanya virus corona.

Tapi ada sekitar 390 karton yang sudah di jual di wilayah Tianjing dan saat ini pihak berwenang sedang melakukan pelacakan dan pengusutan.

Perusahaan produsen es krim tersebut untuk sementara saat ini disegel dan ditutup. Semua karyawan perusahaan sedang menjalani tes virus corona secara masif.

Sejauh informasi yang berkembang, belum ada laporan yang mengindikasikan bahwa ada orang tertular dari produk es krim itu.

2. Kemungkinan terkontaminasi

Tiongkok Temukan Virus COVID-19 di Es KrimIlustrasi virus corona. (Pexels.com/CDC)

Pihak berwenang yang menyelidiki kasus tersebut menjelaskan bahwa kandungan utama dari produk berasal dari bahan impor. Ada dua bahan utama yang diimpor yakni susu bubuk dari Selandia Baru dan tepung whey dari Ukraina.

Otoritas penanganan dan pengendalian wabah Tiongkok saat ini terus melakukan pelacakan, baik terhadap ratusan karton produk es krim yang telah dijual, atau dari orang-orang yang telah melakukan kontak dengan karton-karton tersebut.

Ada kemungkinan bahwa es krim tertular dari manusia. Kemudian, kandungan lemak dan suhu dingin tempat es krim disimpan memiliki kemungkinan es krim terkontaminasi dan membuat virus bertahan.

Melansir dari laman Sky News, seorang ahli virus dari Leed University, Stephen Griffin, mengatakan bahwa “kita mungkin tidak perlu panik jika es krim tiba-tiba terkontaminasi virus corona” jelasnya. Itu karena virus corona memang mampu bertahan di suhu dingin.

Setidaknya, ada 1.662 karyawan perusahaan Daqiaodao Food Co. Ltd. telah dikarantina sejak pemerintah menemukan virus corona pada es krim. 2.089 kotak telah disegel dan ditempatkan di dalam penyimpanan. Pihak berwenang mengatakan kepada warga yang kemungkinan telah membeli es krim untuk segera melaporkan.

Baca Juga: Aturan Kemenkes Mempersulit, 100 Penyintas COVID-19 Gagal Donor Plasma

3. Klaim virus corona pada makanan beku

Tiongkok Temukan Virus COVID-19 di Es KrimTiongkok klaim makanan beku dapat terkontaminasi COVID-19. Ilustrasi (unsplash.com/Bodie Pyndus)

Tiongkok, sejak tahun lalu tepatnya sekitar bulan November, telah mengklaim menemukan virus corona pada beberapa produk makanan beku. Sebagian besar produk ditemukan adalah produk impor. Salah satu yang ditemukan adanya virus corona adalah udang beku yang diimpor dari Ekuador.

Sejak Tiongkok menemukan virus corona berada di makanan beku, pengetatan juga dilakukan terhadap semua produk impor dan melakukan pemeriksaan secara rinci terkait kemasannya. Tindakan keras Tiongkok tersebut pernah membuat para mitra dagangnya melayangkan protes seperti dari AS, Selandia Baru, Kanada dan UE.

Melansir dari laman Associated Press, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 memang memiliki kemungkinan melakukan transmisi virus melalui permukaan kemasan sebuah produk. Ahli virus dari University of Sydney, Timothy Newsome, menjelaskan “Itu mungkin, dan mungkin mewakili beberapa risiko. Tapi itu pasti risiko paling rendah untuk penularan.” 

Tes positif COVID-19 pada kemasan produk mungkin sekali menunjukkan sinyal tetapi “tidak menunjukkan virus menular. Saya tidak melihat data yang meyakinkan bahwa SARS-CoV-2 pada kemasan makanan memiliki risiko infeksi yang signifikan,” kata Andrew Pekosz dari Johns Hopkins University.

Baca Juga: 7 Perubahan Tubuh setelah Divaksinasi COVID-19, Apa Efek Sampingnya?

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya