Usai Gencatan Senjata, Ethiopia-Tigray Pulihkan Jalur Komunikasi

Eritrea yang memusuhi Tigray tidak ikut berpartisipasi

Jakarta, IDN Times - Ethiopia dan Tigray telah terlibat perang selama sekitar dua tahun, yang menyebabkan ratusan ribu orang tewas dan jutaan orang menderita. Minggu lalu, mereka telah sepakat melakukan gencatan senjata untuk menuju perdamaian.

Pada Senin (7/11/2022), perwakilan kedua pihak membahas rincian penandatanganan penghentian permusuhan permanen di Kenya. Mereka juga sepakat untuk membuka jalur komunikasi pembicaraan guna penerapan gencatan senjata lebih lanjut.

1. Babak baru pembicaraan damai Ethiopia-Tigray

Usai Gencatan Senjata, Ethiopia-Tigray Pulihkan Jalur KomunikasiBendera Ethiopia. (Pixabay.com/jorono)

Putaran baru pembicaraan antara Ethiopia dan Tigray dilakukan di Kenya pada Senin.

Melansir Associated Press, dalam pembicaraan itu, terjadi perundingan politik. Ini termasuk bagaimana memantau kesepakatan gencatan senjata dan dimulainya kembali akses bantuan kemanusiaan ke Tigray, wilayah bagian utara Ethiopia yang sebelumnya dianggap pemberontak.

Pihak lain yang ikut hadir dalam pembicaraan tersebut adalah utusan Uni Afrika (AU), mantan Presiden Nigeria Olesegun Obasanjo, mantan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta serta perwira militer Nigeria, Afrika Selatan dan Kenya.

Utusan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan otoritas pembangunan antarpemerintah regional juga turut hadir tapi berposisi sebagai pengamat.

Baca Juga: Pembicaraan Damai Ethiopia dan TPLF Dimulai di Afrika Selatan

2. Jalur komunikasi dibuka antara Ethiopia dan Tigray

Perang berdarah dan mematikan di Ethiopia utara telah membuat jutaan orang menderita. Sekitar lima juta penduduk Tigray terancam kelaparan karena blokade akses bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Di sisi lain, pihak Ethiopia juga mengalami banyak kerugian.

Melansir Reuters, kedua pihak sepakat untuk membuka jalur komunikasi saat pertemuan kota Nairobi. Pembicaraan lanjutan akan berlangsung tiga atau empat hari ke depan.

"Tanda pertama bagi saya tentang kemajuan setelah penandatanganan perjanjian (gencatan senjata) adalah fakta bahwa di antara mereka mereka telah bertukar hotline," kata Obasanjo.

Utusan AU yang hadir pada pertemuan itu mengharapkan ada langkah untuk membungkam senjata, selain dibukanya akses kemanusiaan dan pemulihan layanan dasar di Tigray.

3. Eritrea tidak ikut berpartisipasi dalam kesepakatan

Saat ini beberapa konflik masih berlangsung di lapangan. Perselisihan politik dan teritorial juga belum terselesaikan. Namun, Tigray People's Liberation Front (TPLF) yang menguasai Tigray siap melucuti pasukannya dalam 30 hari.

Perang Ethiopia-Tigray diduga kuat melibatkan pasukan negara tetangga Eritrea. Namun pihak dari negara tersebut tidak ikut terlibat dalam kesepakatan.

Melansir US News, para analis menjelaskan peran Eritrea yang tidak berpartisipasi dalam pembicaraan tetap dianggap mengkhawatirkan. Eritrea sebelumnya ikut bergabung dengan Ethiopia  menyerang Tigray. TPLF adalah musuh bebuyutan Eritrea.

Menteri Luar Negeri Eritrea, Osman Saleh, menolak mengomentari kesepakatan perjanjian gencatan senjata Ethiopia-Tigray.

Redwan Hussein, negosiator utama Ethioipia, tidak menyebut secara langsung Eritrea, tapi mengaku terlalu sibuk berperang sehingga perbatasan negaranya dilanggar pihak ketiga.

Hussein juga mengatakan Ethiopia mengalami kerusakan besar dan membutuhkan hampir 20 miliar dolar atau sekitar Rp313 triliun untuk membangun kembali infrastruktur. Saluran telekomunikasi dan listrik ke Tigray akan jadi prioritas yang segera diperbaiki.

Baca Juga: Dialog Damai Gagal, Ethiopia Malah Rebut 3 Kota di Tigray dari TPLF

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya