Bendera pelangi yang merupakan simbol bagi kelompok LGBT. (Unsplash.com/daniel james)
Caputova dan Heger meminta para politisi untuk lebih hati-hati dalam memilih kata-kata mereka ketika berbicara tentang minoritas. Beberapa politisi, termasuk dari koalisi yang berkuasa, sebelumnya telah membuat komentar yang menyudutkan LGBTQ.
“Saya terus mengatakan selama 3 tahun bahwa kata-kata juga merupakan senjata. Bahwa kami para politisi bertanggung jawab atas setiap kata yang kami ucapkan. Tapi begitu banyak orang di sini dengan kejam mengisi ruang dengan kebencian," kata Caputova.
Tidaka seperti kebanyakan negara Uni Eropa lainnya, Slovakia masih cenderung menentang kehadiran LGBT dan di negara itu pernikahan sesama jenis tidak diizinkan.
Menteri Dalam Negeri, Roman Mikulec, mengatakan bahwa serangan terjadi di sebuah tempat minoritas LGBTQ biasa bertemu dan mencari keselamatan.
“Setiap demonstrasi ekstremisme terhadap minoritas ini atau minoritas lainnya tidak dapat diterima dan tidak memiliki tempat di masyarakat kita,” kata Mikulec.