Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Prabowo Subianto ketika bertemu Presiden Prancis, Emmanuel Macron di Istana Elysee. (Dokumentasi Kemenhan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron akhirnya tiba di Indonesia pada Selasa (27/5/2025) pada pukul 22.00 WIB, bersama sang istri Brigitte Macron di Bandara Halim Perdanakusuma. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memang diagendakan menerima kunjungan kenegaraan dari Macron pada 27 sampai 29 Mei 2025.

Prabowo dan Macron sebelumnya bertatap muka dalam pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Brasil pada November 2024. Pertemuan tersebut memperlihatkan sinyal positif dalam membangun komunikasi politik dan diplomatik yang lebih erat antara Paris dan Jakarta.

Tidak hanya itu, terdapat fakta menarik mengenai Presiden prancis yang satu ini yiatu mencatatkan dirinya sebagai presiden termuda saat terpilih pada 2017, lagi-lagi Macron menyematkan namanya sebagai presiden satu-satunya yang berhasil meraih dua periode dalam 20 tahun terakhir.

Lalu siapa sebenarnya Emmanuel Macron? Berikut rekam jejak dan profil Emannuel Macron Presiden Prancis termuda!

1. Pendidikan Macron

Kemenangan Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden Prancis 2022. (Instagram.com/Emmanuel Macron)

Emmanuel Macron lahir di Kota Amiens pada 21 Desember 1977, dan dibesarkan dari keluarga kelas menengah dari kalangan akademisi. Dia menempuh sekolah menengah atas di Institut Jesuit Lycee la Providence di kota asalnya, dilansir The Independent.

Macron  dikenal sebagai siswa yang cerdas dan berbakat terutama dalam hal kesastraan. Macron memperoleh gelar masternya pada 2001 usai mempelajari Filsafat di Universitas Paris-Nanterre, dan bidang kebijakan publik di Sciences Po.

Presiden termuda Prancis ini juga bekerja sebagai asisten Paul Ricoeur antara 1999 dan 2001, di mana dia membantu menyunting buku karya Ricoeur yakni La Mémoire, l'histoire, l'oubli. Macron ikut serta dalam pelatihan pegawai negeri sipil senior di Ecole nationale d'administration (ENA) dan lulus pada 2004.

2. Perjalanan karier Macron

Presiden Prancis, Emanuel Macron, di pertemuan iklim Athena 2021. (twitter.com/Derek Gatopoulos)

Setelah lulus dari ENA pada 2004, dia bekerja sebagai inspektur keuangan di kementerian ekonomi, dan pada 2008 dia memutuskan mengalihkan karirnya di sektor swasta. Macron bergabung dengan Rothschild & Cie Banque sebagai bankir investasi.

Karirnya menanjak dan bahkan menjadi perantara akuisisi Nestle senilai 12 miliar dollar AS dari divisi makanan bayi Pfizer. Saat masih di Rothschild, Macron mulai bekerja dengan Francois Hollande sebagai juru kampanye Partai Sosialis untuk presiden menjelang pemilihan 2012.  

Setelah Hollande memenangkan kursi kepresidenan, Macron bergabung dengan pemerintahannya sebagai wakil kepala staf dan penasihat ekonomi. Macron menjadi wajah Prancis di KTT internasional, dan pada 2014 ia diangkat menjadi menteri keuangan.

Dia memperkenalkan paket reformasi yang dikenal sebagai Ioi Macron (hukum Macron) dalam upaya untuk menolong ekonomi Prancis yang hampir anjlok.

3. Macron mencalonkan diri jadi presiden

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berhasil menang atas pemilihan presiden 2022 dengan perolehan suara sebanyak 58,2 persen (Twittter.com/Sophie Pedder)

Akibat ekonomi Prancis yang lesu dan krisis imigran di Eropa, muncullah Marine Le Pen dan partai antiimigran yakni National Rally. Kala itu, Macron berusaha menjauhkan diri dari pemerintahan Hollande karena popularitasnya yang semakin anjlok.

Pada April 2016, Macron mengumumkan pembentukan En Marche!, yakni gerakan populer yang dicirikan sebagai revolusi demokratis melawan sistem politik sklerotik. Gerakan tersebut mengusung perpaduan aliran kiri-tengah serta populisme dan neoliberalisme.

Macron kemudian mengajukan pengunduran dirinya dari pemerintahan dan pada 16 November dia secara resmi menyatakan pencalonannya sebagai presiden.

Pada 7 Mei 2017, Macron terpilih sebagai Presiden Prancis dengan perolehan 66,1 persen suara dibandingkan dengan Marine Le Pen yang hanya mendapat 33,9 persen.

Terpilihnya Macron saat itu menobatkan dirinya sebagai presiden Prancis termuda berumur 39 tahun, yang bahkan mengalahkan usia Napoleon Bonaparte saat memimpin Prancis pada1848. Dia juga menjadi satu-satunya presiden yang berhasil meraih kursi kepresidenan secara independen.

Terpilihnya dia sebagai presiden dua periode pada 24 April kemudian membuat dirinya menuai banyak ucapan selamat dari berbagai pemimpin dunia, bahkan pemimpin Rusia, Vladimir Putin, dan China, Xi Jinping.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team