Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. (x.com/@yoavgallant)
Melansir Arab News, Gallant memulai karier militer sejak 1976 di unit komando elite Angkatan Laut Israel, Shayetet 13. Unit ini bertugas dalam operasi khusus dan pengumpulan intelijen.
Setelah enam tahun bertugas, ia mengambil jeda selama dua tahun untuk bekerja sebagai penebang pohon di Alaska. Usai kembali ke Israel, Gallant ditunjuk sebagai komandan unit Shayetet 13.
Gallant kemudian meminta dipindahkan ke Brigade Jenin di angkatan darat. Pada 2002, ia diangkat menjadi sekretaris militer Perdana Menteri Ariel Sharon.
Tiga tahun kemudian, Gallant menjabat sebagai kepala Komando Selatan yang mengawasi wilayah Gaza. Posisi ini memberinya pengalaman langsung dalam operasi di wilayah tersebut.
Selama Desember 2008-Januari 2009, Gallant memimpin Operasi Cast Lead di Gaza. Ini merupakan operasi militer besar pertama Israel melawan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.500 warga Palestina.
Operasi tersebut menuai kritik internasional terkait dugaan kejahatan perang dan insiden penyanderaan tentara Israel, Gilad Shalit.
Gallant juga memimpin Divisi Gaza, unit gabungan yang dibentuk untuk mengamankan pemukim Israel di wilayah tersebut.
Pada 2010, Gallant dinominasikan untuk posisi Kepala Staf Militer Israel oleh PM Ehud Barak. Namun, pencalonannya dibatalkan karena kontroversi kepemilikan tanah, meski kemudian ia terbukti tidak bersalah. Ia pensiun dari militer pada 2011 dengan pangkat mayor jenderal setelah 35 tahun pengabdian.