Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Prancis Batal ke Yerusalem Usai Diplomatnya Ditahan Israel 

ilustrasi bendera Prancis (unsplash.com/Catherine Verrecchia)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, membatalkan kunjungan ke situs suci Eleona di Yerusalem pada Jumat (8/11/2024) setelah insiden yang melibatkan polisi bersenjata Israel.

Ini terjadi setelah dua tentara Prancis ditangkap oleh otoritas Israel di lokasi yang dikelola Prancis tersebut. Pembatalan ini menambah daftar kontroversi yang melibatkan situs yang terletak di Bukit Zaitun itu.

Situs Eleona, yang merupakan bagian dari situs nasional Prancis di Tanah Suci, telah menjadi pusat pertikaian diplomatik. Sejak sebelum pembentukan Israel pada 1948, situs ini dikelola sebagai properti pribadi oleh konsulat Prancis di Yerusalem.

1. Penangkapan pasukan militer Prancis

Insiden terjadi ketika polisi Israel memasuki situs Eleona dan mengelilingi dua tentara Prancis. Menurut seorang jurnalis AFP yang menyaksikan kejadian tersebut, salah satu tentara didorong ke tanah saat berusaha menyelamatkan diri.

"Saya tidak tahu mengapa mereka masuk ke lokasi ini," ungkap jurnalis tersebut.

Kedua tentara kemudian dibawa ke mobil polisi dan dilepaskan setelah beberapa waktu. Situasi ini menimbulkan pertanyaan mengenai alasan di balik tindakan polisi Israel dan dampaknya terhadap hubungan bilateral kedua negara.

Barrot mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap insiden ini.

"Saya tidak akan memasuki situs Eleona hari ini karena pasukan keamanan Israel masuk dengan senjata tanpa izin Prancis sebelumnya," kata Barrot, dilansir dari Turkey Today.

Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam tentang pelanggaran integritas situs yang dikelola oleh Prancis.

2. Respons Prancis dan tindakan diplomatik

Sebagai respons terhadap insiden tersebut, Prancis memanggil Duta Besar Israel untuk menyampaikan protes resmi. 

"Pelanggaran terhadap integritas situs yang dipercayakan kepada Prancis dapat melemahkan hubungan yang ingin saya bangun dengan Israel," ujar Barrot, dikutip dari Politico.

Prancis memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan pemeliharaan situs-situs suci tersebut. Barrot menyatakan pentingnya menghormati integritas keempat situs yang berada di bawah tanggung jawab Prancis di Yerusalem.

Kedutaan Besar Prancis di Tel Aviv juga menyatakan, insiden ini akan dibahas lebih lanjut dalam forum diplomatik internasional untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

3. Sejarah dan kontroversi situs suci

Situs Eleona bukanlah satu-satunya lokasi yang pernah menjadi sorotan dalam hubungan antara Prancis dan Israel. Pada Januari 2020, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga terlibat dalam insiden serupa ketika ia menegur seorang petugas polisi Israel di depan basilika Sainte-Anne.

Dalam sejarahnya, Presiden Jacques Chirac juga pernah mengalami situasi serupa pada tahun 1996 ketika ia meminta tentara Israel untuk memberi jarak saat mengelilinginya di Sainte-Anne. Insiden-insiden ini menunjukkan betapa sensitifnya isu pengelolaan situs suci bagi kedua negara.

Barrot menekankan bahwa hubungan antara Prancis dan Israel harus dilandasi dengan saling menghormati, terutama terkait dengan situs-situs bersejarah yang memiliki nilai spiritual bagi banyak orang.

"Kami semua perlu membantu kawasan ini maju menuju perdamaian," ujar Barrot, dilansir dari Arab News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma Sijati
EditorSanggar Sukma Sijati
Follow Us