Di Irak, protes digerakkan oleh seruan dari ulama Syiah berpengaruh, Muqtada al-Sadr, yang berhasil memobilisasi warga di berbagai provinsi. Aksi ini tersebar di berbagai kota, termasuk ibu kota Baghdad serta Najaf dan Kufa.
Dalam seruannya, al-Sadr menyebut aksi ini sebagai kewajiban moral dan agama untuk melawan agresi Zionis dan Amerika Serikat (AS). Ia juga menuduh Israel dan AS sebagai biang keladi di balik semua perang di seluruh dunia.
"Protes ini adalah wujud kutukan atas pembantaian dan penyerangan terhadap negara-negara Arab dan Islam, termasuk agresi terhadap tetangga kita Iran, serta Palestina, Lebanon, Suriah, dan Yaman," tulis Sadr, dikutip dari New Arab.
Pemimpin agama terkemuka di Irak, Ayatullah Agung Ali al-Sistani, memperingatkan untuk tidak menyerang tokoh politik dan keagamaan Iran. Menurutnya, serangan semacam ini dapat menjerumuskan seluruh kawasan ke dalam kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya.