Angka Kelahiran di Jepang Capai Rekor Terendah pada 2023

Jepang menghadapi masalah populasi yang menua dengan cepat

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan Jepang mengeluarkan laporan awal mengenai angka kelahiran di negara itu yang semakin merosot. Tercatat, jumlah bayi yang lahir berjumlah 758.631 pada 2023. Angka tersebut turun 5,1 persen, dibandingkan total awal tahun sebelumnya.

Jumlah tersebut juga mencapai rekor terendah selama 8 tahun berturut-turut dan mewakili setengah dari jumlah sekitar 1,5 juta yang tercatat pada 1983.

"Orang-orang cenderung menikah dan melahirkan di usia yang lebih tua. Selain itu, virus corona mungkin juga berdampak pada pernikahan dan kelahiran," kata seorang pejabat di kementerian tersebut pada Selasa (27/2/2024), dilansir Nippon.

Baca Juga: WNI Ditahan di Jepang karena Telantarkan Jasad Bayi, Kemlu Buka Suara

1. Jumlah pernikahan menurun, sedangkan jumlah perceraian meningkat

Lembaga Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional (IPSS) memperkirakan tahun lalu, bahwa jumlah kelahiran akan turun hingga di bawah 760 ribu pada 2035.

Jumlah penduduk termasuk penduduk asing, dilaporkan turun sebanyak 831.872, dengan jumlah kematian melebihi jumlah kelahiran.

Menurut data, jumlah kematian mencapai rekor 1.590.503. Sementara, jumlah pernikahan turun ke level terendah sejak akhir Perang Dunia II, yaitu 489.281 pernikahan.

Di sisi lain, jumlah perceraian meningkat menjadi 187.798 atau naik 4.695 kasus.

2. Menurunnya jumlah pernikahan, berdampak pada angka kelahiran

Angka Kelahiran di Jepang Capai Rekor Terendah pada 2023Potret pakaian pernikahan tradisional di Jepang. (unsplash.com/Al Soot)

Pesatnya penurunan jumlah bayi baru lahir dinilai karena pernikahan yang terlambat dan orang-orang yang tetap melajang. Pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida menyebut periode menjelang 2030 sebagai kesempatan terakhir untuk membalikkan tren tersebut.

"Penurunan jumlah pernikahan jelas diikuti dengan penurunan jumlah kelahiran," kata Kanako Amano, seorang peneliti senior di NLI Research Institute.

"Untuk meningkatkan jumlah pernikahan, pemerintah harus melakukan reformasi ketenagakerjaan, seperti meningkatkan upah di daerah pedesaan dan menghilangkan kesenjangan gender," tambahnya, dikutip dari Kyodo News.

Baca Juga: Jepang Resesi, Pemerintah RI Bakal Terbitkan Samurai Bond?

3. Upaya Jepang dalam memerangi penurunan angka kelahiran

Angka Kelahiran di Jepang Capai Rekor Terendah pada 2023Suasana di Shibuya, Tokyo, Jepang. (unsplash.com/Jezael Melgoza)

NHK News melaporkan, Kabinet Jepang bulan ini menyetujui RUU untuk merevisi undang-undang bantuan mengasuh anak, serta meningkatkan tunjangan untuk mengasuh anak dan cuti mengasuh anak.

RUU tersebut secara signifikan memperluas tunjangan anak dengan memberikan 30 ribu yen (sekitar Rp3,1 juta) sebulan untuk anak ketiga dan seterusnya hingga usia 18 tahun.

RUU ini juga akan memungkinkan pusat penitipan anak menerima anak-anak terlepas dari apakah orang tua mereka bekerja atau tidak.

Baca Juga: Jepang-Inggris Resesi, Jokowi Bersyukur RI Masih Aman

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya