Korsel Laporkan Wabah Pertama Demam Babi Afrika Tahun Ini

Kasus pertama dalam kurun waktu 8 bulan

Intinya Sih...

  • Korsel melaporkan kasus pertama ASF tahun ini di peternakan di Provinsi Gangwon, memengaruhi 1.200 babi.
  • Pemerintah mengeluarkan perintah penghentian selama 48 jam dan siap memusnahkan babi terkena dampak.
  • 65 peternakan dalam radius 10 km dari peternakan yang terkena dampak, pemerintah berusaha mencegah penyebaran penyakit ini.

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) mengonfirmasi kasus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) pertamanya tahun ini. Menurut laporan Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan (MAFRA), kasus ASF terbaru ditemukan di sebuah peternakan yang terletak di daerah perbatasan antar Korea, Cheorwon di Provinsi Gangwon, yang memelihara sekitar 1.200 ekor babi, dilansir Yonhap.

Ini menandai kasus pertama penyakit tersebut sejak September tahun lalu, ketika ASF merebak di sebuah peternakan babi lokal di daerah Hwacheon.

Baca Juga: Thailand Janji Selidiki Kematian Babi Peliharaan, Diduga Demam Afrika

1. Otoritas karantina kirim tim respons awal dan ahli epidemiologi

Menanggapi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan perintah penghentian selama 48 jam mulai pukul 10 malam pada Selasa untuk peternakan babi dan fasilitas terkait di 10 wilayah di provinsi Gangwon, Gyeonggi, dan Incheon. Pihaknya juga bersiap untuk memusnahkan babi yang terkena dampak sebagai langkah pencegahan.

Otoritas karantina provinsi menuturkan, dugaan kasus tersebut dilapokan pada Selasa pagi setelah sekitar 30 babi mati baru-baru ini. Otoritas karantina juga mengirimkan tim respons awal dan ahli epidemiologi ke peternakan Cheorwon. Serta, mengambil tindakan karantina seperti pembatasan akses bagi personel non-peternakan, hewan ternak, dan kendaraan, KBS World melaporkan.

2. ASF menyerang babi dengan tingkat kematian 100 persen

Korsel Laporkan Wabah Pertama Demam Babi Afrika Tahun IniIlustrasi peternakan babi. (pexels.com/Mark Stebnicki)

Menurut kementerian, terdapat 65 peternakan babi dalam radius 10 kilometer dari peternakan yang terkena dampak. Peternakan tersebut dilaporkan menampung sekitar 140 ribu babi.

"Pemerintah akan melakukan upaya sekuat tenaga guna mencegah penyebaran penyakit ini," kata kementerian tersebut pada Selasa (21/5/2024).

Kementerian juga menyerukan kepada peternakan untuk benar-benar mematuhi tindakan karantina yang diperlukan. Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyebutkan bahwa ASF adalah penyakit virus yang menyerang babi dan babi hutan dengan tingkat kematian 100 persen.

ASF tidak menyerang manusia, namun mematikan bagi babi, di mana saat ini belum ada vaksin atau obat untuk penyakit ini.

Baca Juga: Peternak Babi di Klungkung Kembali 'Dihantui' ASF

3. Korsel pertama kali melaporkan wabah ASF pada 2019

Korsel Laporkan Wabah Pertama Demam Babi Afrika Tahun IniIlustrasi bendera Korea Selatan. (unsplash.com/Daniel Bernard)

Korsel pertama kali melaporkan wabah ASF pada 2019 di 40 peternakan babi di Gyeonggi, Incheon, Gangwon, dan Gyeongsangbuk. Negara tersebut juga telah menerapkan tindakan pengendalian dengan menurunkan satuan tugas ASF.

Berdasarkan rekomendasi FAO, virus ASF dapat ditularkan melalui daging babi dan produk daging babi (mentah/beku/kering/kurang matang), di mana virus dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama. Kontrol perbatasan yang intensif terhadap barang bawaan penumpang dan paket di kantor pos internasional sangat direkomendasikan. 

Tanda-tanda peringatan harus ditempatkan dengan jelas di pintu masuk perbatasan/pabean termasuk bandara dan pelabuhan, yang menyatakan konsekuensi membawa daging babi dan produk daging babi dari negara/daerah yang terjangkit ASF. Serta, menginstruksikan penumpang untuk membuang produk daging babi di tempat yang telah ditentukan atau menyerahkannya kepada petugas bea cukai.

Baca Juga: Wabah ASF Merajalela di Mimika, Jumlah Babi Mati Capai 245 Ekor

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya