Lanjutkan Tradisi, Jepang Mulai Perburuan Paus Komersial

Meski mendapat kritikan dari kelompok konservasi

Jakarta, IDN Times - Tidak terpengaruh oleh penolakan global terhadap perburuan komersial, industri penangkapan ikan paus di Jepang kini semakin berkembang. Pada Selasa (21/5/2024), Kapal Kangei Maru, yang digunakan sebagai armada penangkapan ikan paus Jepang memulai perburuan perdananya. 

Ini menandai era baru bagi industri yang dipertahankan pemerintah sebagai bagian integral dari budaya Jepang. Kapal bernilai 7,5 miliar yen (Rp767 milyar) tersebut berencana menangkap sekitar 200 paus pada akhir 2024, dilansir The Straits Times.

Baca Juga: Jepang Resmi Blokir Pemandangan Gunung Fuji yang Ikonik

1. Jepang berencana menambah spesies paus sirip ke dalam daftar perburuan komersialnya

Kapal raksasa Kangei Maru memiliki bobot hampir 9.300 ton dan dibangun oleh perusahaan Kyodo Senpaku yang berbasis di Tokyo. Kapal ini diklaim dilengkapi dengan beragam peningkatan teknologi, serta ruang kerja dan penyimpanan tambahan. 

Kapal tersebut menggantikan satu-satunya kapal raksasa penangkap ikan paus yang ada di Jepang, Nisshin Maru, yang berusia 30 tahun, dikutip dari NHK News.

"Ini adalah kapal baru untuk era baru, simbol dari periode baru perburuan paus komersial," kata Hideki Tokoro, presiden Kyodo Senpaku.

Sejauh ini, Jepang membatasi penangkapan ikan paus hanya pada 3 spesies, yakni Bryde, Minke, dan Sei. Namun, baru-baru ini negara tersebut mengumumkan rencananya untuk menambah spesies paus sirip, spesies hewan terbesar kedua di dunia setelah paus biru, ke dalam daftar perburuan komersialnya.

"Paus sirip bisa mencapai berat hingga 70 ton. Kapal tersebut dilengkapi dengan mesin derek yang mampu mengangkat ikan paus sebesar itu," kata Tokoro.

2. Komitmen Jepang terhadap lingkungan dan melestarikan tradisi

Lanjutkan Tradisi, Jepang Mulai Perburuan Paus KomersialBendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Pada 9 Mei, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa pemerintah akan terus mempromosikan perburuan paus dan mengambil langkah-langkah diplomatik yang diperlukan, kendati mendapat kritik dari negara-negara anti perburuan paus dan kelompok konservasi.

"Paus adalah sumber makanan yang penting dan harus dimanfaatkan secara berkelanjutan, berdasarkan bukti ilmiah," ungkapnya.

"Penting juga untuk mewarisi budaya makanan tradisional di Jepang," sambungnya, dikutip dari Reuters.

Jepang telah lama mencari pemahaman mengenai kebijakannya, yang di satu sisi melestarikan tradisi penangkapan ikan paus di wilayah regional, namun di sisi lain negara ini berkomitmen terhadap kerja sama internasional untuk pengelolaan sumber daya hayati laut yang tepat.

Baca Juga: Jepang Minta Warga Waspada imbas Pria Tewas Diterkam Beruang

3. Jepang keluar dari IWC dan memulai kembali perburuan paus komersial pada 2019

https://www.youtube.com/embed/aVctwof_z88

Jepang memulai kembali penangkapan ikan paus untuk tujuan komersial di perairan teritorial dan zona ekonomi eksklusifnya pada 1 Juli 2019, sehari setelah secara resmi menarik diri dari Komisi Perlindungan Ikan Paus Internasional (IWC).

Saat menjadi anggota IWC, Tokyo menghentikan perburuan paus komersial pada 1988. Namun, negara tersebut terus menangkap ikan paus dengan berdalih sebagai tujuan penelitian, di mana praktik tersebut dikritik secara internasional sebagai kedok penangkapan ikan paus komersial, dilansir Kyodo News.

Kini negara tersebut telah melanjutkan perburuan paus komersial di perairannya sendiri. Ini menjadikannya satu dari tiga negara yang melakukan hal tersebut, bersama dengan Norwegia dan Islandia.

Baca Juga: Jepang Sahkan UU yang Perintahkan Konten Fitnah Segera Dihapus

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya