NATO Serukan Eropa Tingkatkan Pasokan Senjata Untuk Ukraina

Stoltenberg juga menyerukan pasokan persediaan untuk NATO

Jakarta, IDN Times - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) meminta Eropa untuk meningkatkan produksi senjatanya guna mendukung Ukraina. Serta, mencegah potensi konfrontasi selama beberapa dekade dengan Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa badan tersebut perlu menyusun kembali dan memperluas basis industri lebih cepat, untuk meningkatkan pengiriman ke Ukraina dan mengisi ulang pasokan persediaan untuk NATO sendiri.

"Ini berarti pergeseran dari masa damai yang lambat ke produksi konflik dengan tempo tinggi," ungkapnya kepada harian Jerman, Welt am Sonntag, dikutip dari The Straits Times pada Minggu (11/2/2024).

Hal ini disampaikan Stoltenberg menjelang pertemuan penting para menteri pertahanan NATO di Brussels pada 15 Februari dan peringatan kedua invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Baca Juga: NATO Tolak Pembangunan Pangkalan Militer Rusia di Georgia

1. NATO tidak ingin berperang dengan Rusia, tapi perlu antisipasi

NATO Serukan Eropa Tingkatkan Pasokan Senjata Untuk UkrainaBendera NATO. (twitter.com/mofa_kr)

Komentar Stoltenberg tersebut datang di tengah meningkatnya permintaan bantuan senjata, amunisi, hingga bantuan militer lainnya dari Kiev saat negara itu memerangi pasukan Rusia memasuki tahun ketiga.

"Tidak ada ancaman militer terhadap sekutu mana pun. Pada saat yang sama, kami sering mendengar ancaman dari Kremlin terhadap negara-negara NATO," kata Stoltenberg, seraya menambahkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina selama hampir dua tahun telah menunjukkan bahwa perdamaian di Eropa tidak bisa dianggap remeh.

Ia juga menekankan pentingnya melindungi negara-negara yang tergabung dalam aliansi tersebut. Dia menambahkan, bahwa NATO tidak bermaksud berperang dengan Moskow. Namun, pihaknya memantau dengan cermat apa yang dilakukan Rusia dan telah meningkatkan kehadiran di bagian timur aliansi tersebut.

"Jika Putin menang di Ukraina, tidak ada jaminan bahwa agresi Rusia tidak akan meluas. Jadi, mendukung Ukraina sekarang dan berinvestasi pada kemampuan NATO adalah pertahanan terbaik kita," sambungnya.

2. Pemimpin Barat menyerukan bantuan yang lebih besar untuk Ukraina

Kepala staf angkatan darat Jerman, Carsten Breuer, mengatakan bahwa militer negaranya harus siap perang dalam lima tahun karena meningkatnya ancaman. Menurutnya, kesiapan perang melibatkan perubahan mentalitas, serta peningkatan pelatihan dan kapasitas militer Jerman.

"Untuk pertama kalinya sejak berakhirnya musim dingin, negara ini menghadapi kemungkinan perang yang dilakukan dari luar," ujarnya.

Sementara itu, para pemimpin Barat juga menyerukan bantuan yang lebih besar untuk Kiev. Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendesak anggota parlemen AS pada 9 Februari untuk menyetujui paket bantuan militer untuk Ukraina yang telah lama tertunda.

Mereka juga memperingatkan bahwa Kiev tidak dapat menahan invasi Moskow tanpa bantuan tersebut.

"Kegagalan Kongres AS yang tidak mendukung Ukraina hampir merupakan pengabaian kriminal," kata Biden saat bertemu Scholz di Gedung Putih baru-baru ini.

Baca Juga: NATO Kecam Upaya Perpecahan di Bosnia-Herzegovina

3. AS berencana menggelontorkan dana baru senilai Rp940,2 triliun untuk Ukraina

NATO Serukan Eropa Tingkatkan Pasokan Senjata Untuk UkrainaPresiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) saat bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih, pada 12 Desember 2023 waktu setempat. (twitter.com/POTUS)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy secara pribadi telah mengunjungi Kongres AS untuk memohon bantuan militer. Ini termasuk dalam perjalanannya yang luar biasa pada Desember lalu, saat mencoba untuk mempertahankan negaranya.

Sementara itu, di Senat AS sedang berupaya melewati oposisi sayap kanan Partai Republik untuk membantu Kiev melawan Moskow. Hingga akhir pekan lalu, pihaknya berupaya untuk memberikan paket bantuan militer senilai 95,3 miliar dolar AS (sekitar Rp1,49 kuadriliun) untuk Kiev, Israel, dan sekutu lainnya yang dapat menjadi kesempatan terakhir Biden untuk saat ini dalam memberikan dukungan besar Washington.

Dari total paket tersebut, dana sebesar 60 miliar dolar AS (Rp940,2 triliun) akan digelontorkan untuk Ukraina. Nantinya, sebagian besar untuk membeli peralatan pertahanan buatan Negeri Paman Sam, termasuk amunisi dan sistem pertahanan udara. Itu juga termasuk 8 miliar dolar AS (Rp125,3 triliun) untuk pemerintah di Ukraina dan bantuan lainnya, dilansir Associated Press.

Baca Juga: NATO Siapkan Rp18,7 Triliun untuk Tambah Amunisi Perang Ukraina

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya