Rahm Emanuel Jadi Kandidat Dubes AS untuk Jepang

Emanuel pernah menjadi kepala staf Gedung Putih untuk Obama

Washington DC, IDN Times - Baru-baru ini Gedung Putih merilis pernyataan tiga nama pilihan Presiden Joe Biden untuk menduduki jabatan sebagai Duta Besar pada hari Jumat (20/8/2021), waktu setempat. Salah satu dari nama kandidat tersebut adalah Rahm Emanuel (61) yang dinominasikan untuk mengambil peran sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Amerika Serikat untuk Jepang. 

Jabatan yang akan ditempati oleh Rahm Emanuel merupakan jabatan penting yang sebelumnya telah kosong selama sekitar dua tahun sejak Duta Besar (Dubes) sebelumnya, William Hagerty, mengundurkan diri pada bulan Juli 2019 untuk mencalonkan diri sebagai senat.

Kekosongan posisi tersebut diisi oleh Joseph Young sebagai kuasa usaha sementara hingga Juni tahun ini, di mana saat itu Young menduduki wakil kepala misi di Kedubes AS di Tokyo. Lalu setelahnya, ditempati oleh Raymond Greene yang merupakan mantan wakil direktur American Institute di Taiwan dan saat ini menjabat sebagai dubes sementara AS untuk Jepang.

1. Siapakah Rahm Emanuel?

Rahm Emanuel Jadi Kandidat Dubes AS untuk JepangRahm Emanuel (kanan) saat melakukan podcast bersama penulis olahraga dan pembawa acara radio, David Haugh (2/4/2019). (Instagram.com/mayorrahm)

Dilansir dari laman resmi Gedung Putih, whitehouse.gov, Rahm Emanuel adalah mantan Walikota kota Chicago, Kepala Staf Gedung Putih era Pemerintahan Presiden Barack Obama, pernah bertugas di House of Representatives AS (2003-2009), serta memiliki karir yang menonjol pada pelayanan publik.

Pria yang memiliki gelar sarjana dari Sarah Lawrence College dan master dari Northwestern University ini pernah membuat kota Chicago menjadi pemimpin di panggung global, di mana Chicago pernah menjadi tuan rumah KTT NATO 2012, memimpin Amerika dalam investasi asing langsung selama enam tahun berturut-turut, mengumpulkan walikota di seluruh dunia untuk berkomitmen pada Piagam Iklim Chicago 2017, dan membantu mendirikan Dewan Chicago untuk urusan global (forum walikota tentang kota global).

Saat menjadi Kepala Staf Gedung Putih untuk Presiden Obama, Emanuel membantu mengamankan pengesahan undang-undang penting, salah satunya Dodd-Frank dan Undang-Undang Perawatan Terjangkau, serta penasihat Obama perihal semua keputusan kunci keamanan nasional selama dua tahun pertama Presiden Obama.

Saat ini, Emanuel sedang menduduki posisi sebagai Ketua Nasional Dewan Penasehat dari program pendampingan, Youth Guidance’s Becoming a Man (BAM).

2. Respon Nancy Pelosi dan konfirmasi Senat AS

Rahm Emanuel Jadi Kandidat Dubes AS untuk JepangKetua House of Representatives AS, Nancy Pelosi. (Instagram.com/speakerpelosi)

Baca Juga: Presiden Tunisia Pecat Dubes Tunisia untuk AS

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Emanuel mengatakan dia merasa terhormat didapuk untuk jabatan tersebut, "Aliansi antara Amerika Serikat dan Jepang adalah landasan perdamaian dan kemakmuran di Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."

Ketua House of Representatives, Nancy Pelosi pun menyambut baik pernyataan Gedung Putih perihal pencalonan Emanuel. Dia mengatakan bahwa kegigihan dan rekam jejak keberhasilan Emanuel akan membantunya saat bekerja guna memperdalam hubungan pada salah satu aliansi yang paling penting dan memajukan keamanan regional. 

Emanuel telah lama bergabung dengan daftar panjang dubes yang dicalonkan oleh Biden yang sedang menunggu konfirmasi dengar pendapat dan konfirmasi oleh Senat AS. Lambatnya konfirmasi untuk hampir 300 calon Biden membuat Gedung Putih semakin frustrasi, di mana banyak pencalonan ditahan oleh Senator Ted Cruz dan senator Republik lainnya dalam menyatakan frustrasi atas berbagai masalah, dilansir The Guardian.

3. Rahm Emanuel dan kontroversinya

Rahm Emanuel Jadi Kandidat Dubes AS untuk JepangRahm Emanuel saat berpamitan pada warga Chicago setelah menjabat sebagai Walikota Chicago 2011-2019. (Instagram.com/mayorrahm)

Pada pencalonannya kali ini sebagai dubes, mengundang berbagai kritik dari beberapa kritikus yang menyalahkannya pada penanganan soal masalah rasial saat menjabat sebagai walikota Chicago, di mana saat itu empat petugas polisi Chicago dipecat pada tahun 2019 karena menutupi kematian penembakan seorang remaja Afrika-Amerika, Laquan McDonald yang terjadi pada tahun 2014 di Chicago yang merupakan sebuah kasus yang memicu ketegangan rasial serta memicu seruan dari para kritikus untuk Emanuel mengundurkan diri.

Ketika pencalonan sebagai duta besar yang diharapkannya pertama kali muncul pada bulan Juni, korban dan kerabat korban kekerasan polisi di Chicago mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyebut rencana Biden adalah 'mengerikan'.

Seperti yang dilaporkan oleh Kyodo News, Selain menghadapi berbagai kecaman dari masyarakat AS, Emanuel juga akan menghadapi Demokrat dan organisasi sayap kiri, di mana mereka mempertanyakan apakah dia (Emanuel) memenuhi syarat untuk menjadi dubes atau menduduki peran penting lainnya dalam pemerintahan Biden, yang mana menekankan pada penanganan rasisme.

Kelompok-kelompok termasuk RootsAction sayap kiri mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis pada pertengahan bulan Maret ketika beberapa media melaporkan rencana pencalonan tersebut, "Rekor buruk Emanuel sebagai walikota Chicago mendiskualifikasi dia untuk mewakili Amerika Serikat di ibu kota luar negeri."

Baca Juga: Bikin Was-was, Ini 10 Kota Paling Berbahaya di Amerika Serikat

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya