Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Mantan pejabat Israel menyatakan bahwa Hamas tidak lagi menjadi ancaman bagi keamanan negara dan meminta Trump untuk menggunakan pengaruhnya guna mengakhiri perang di Gaza.

  • Forum keluarga sandera Israel mengecam gagasan perluasan operasi militer karena dapat membahayakan nyawa para sandera yang sudah kritis, sementara Netanyahu ingin mencapai kemenangan militer total.

  • Mantan kepala badan keamanan Israel menilai bahwa perang telah berubah dari awalnya defensif menjadi membawa negara pada hilangnya keamanan dan identitasnya, serta menyebabkan krisis kemanusiaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 600 mantan pejabat tinggi keamanan Israel telah mengirimkan surat kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka mendesak Trump untuk menggunakan pengaruhnya guna menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar segera mengakhiri perang di Gaza.

Surat yang diinisiasi oleh kelompok Commanders for Israel’s Security (CIS) ini dikirim pada hari Minggu (3/8/2025). Desakan muncul di tengah laporan bahwa Netanyahu justru sedang mempertimbangkan untuk memperluas operasi militer di Gaza, dilansir The Guardian.

1. Hamas dinilai tak lagi jadi ancaman

Para mantan pejabat berpendapat bahwa Israel telah mencapai tujuan-tujuan militernya di Gaza. Menurut mereka, Hamas kini tidak lagi menjadi ancaman bagi keamanan Israel.

Oleh karena itu, melanjutkan pertempuran dianggap tidak akan memberikan keuntungan lebih lanjut bagi negara. Para pejabat ini percaya bahwa satu-satunya jalan untuk memulangkan para sandera adalah melalui jalur diplomasi dan kesepakatan.

Kelompok tersebut meminta Trump untuk memanfaatkan pengaruhnya di mata publik Israel. Trump diyakini dapat mengarahkan Netanyahu dan pemerintahannya ke arah yang benar.

"Semua yang bisa dicapai dengan kekuatan telah tercapai. Para sandera tidak bisa menunggu lebih lama lagi," bunyi surat tersebut, dikutip dari Al Jazeera.

2. Keluarga sandera Israel menentang perluasan operasi militer

Seruan untuk mengakhiri perang semakin kuat setelah Hamas merilis video-video yang menampilkan sandera Israel dalam kondisi memprihatinkan. Beredarnya video tersebut memicu gelombang kemarahan publik dan unjuk rasa di berbagai kota di Israel.

Forum yang mewakili keluarga sandera Israel mengecam gagasan untuk melanjutkan operasi militer. Mereka menilai langkah tersebut dapat membahayakan nyawa para sandera yang sudah kritis.

Di sisi lain, Netanyahu justru disebut ingin mencoba meraih kemenangan militer total. Selain untuk memulangkan sandera, kemenangan juga bertujuan untuk menenangkan para menteri sayap kanan dalam koalisinya.

Namun, utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyatakan akan mendorong kesepakatan gencatan senjata untuk memulangkan sandera, bukan pertempuran lebih lanjut.

3. Perang Israel melenceng dari tujuannya

Salah satu penandatangan surat, mantan kepala badan keamanan Israel, Shin Bet, Ami Ayalon, menilai tujuan perang Israel telah berubah seiring waktu.

"Awalnya perang ini adalah perang yang adil, perang defensif, tetapi ketika kami mencapai semua tujuan militer, perang ini tidak lagi adil. Perang ini membawa negara Israel pada hilangnya keamanan dan identitasnya," tutur Ayalon.

Konflik yang meletus sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah di Jalur Gaza. Kementerian kesehatan setempat melaporkan bahwa lebih dari 60.800 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel.

Di sisi lain, badan-badan yang didukung PBB telah mengeluarkan peringatan bahwa bencana kelaparan sedang terjadi di Gaza. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan hampir 170 orang, termasuk lebih dari 90 anak-anak, telah meninggal dunia akibat kekurangan gizi, dilansir NBC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team