Ilustrasi Vaksin COVID-19 (vidc.org)
AstraZeneca telah berjanji untuk memasok ratusan juta dosis vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Perusahaan juga berjanji untuk mengirimkan vaksin secara nirlaba ke negara-negara tersebut untuk selamanya.
Vaksin yang dikembangkan di Universitas Oxford Inggris ini sendiri jauh lebih murah daripada yang lain. Di sisi pengiriman, vaksin ini jauh lebih mudah untuk diangkut dan didistribusikan di negara-negara berkembang daripada para pesaingnya karena tidak perlu disimpan pada suhu beku.
“Saya pikir itu satu-satunya vaksin yang dapat digunakan dalam pengaturan tersebut saat ini,” kata Azra Ghani, ketua epidemiologi penyakit menular di Imperial College London, kepada CNN.
Vaksin Oxford/AstraZeneca dapat disimpan pada suhu lemari es 2 hingga 8 derajat Celcius selama setidaknya enam bulan. Vaksin Moderna harus disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius atau pada suhu lemari es hingga 30 hari. Sementara vaksin Pfizer/BioNTech harus disimpan pada suhu minus 75 derajat Celcius, dan digunakan dalam lima hari setelah didinginkan pada suhu yang lebih tinggi.
“Pfizer dan Moderna memerlukan penyimpanan freezer, dan itu tidak tersedia di banyak pengaturan,” kata Ghani.