Terburuk dalam 2 Tahun, Kasus COVID-19 China Tambah 3.400

Tanggapan COVID-19 di berbagai daerah dirasa masih kurang

Jakarta, IDN Times – China melaporkan hampir 3.400 kasus COVID-19 harian pada Minggu (14/3/2022). Angka ini naik dua kali lipat dari hari sebelumnya. Alhasil, penguncian (lockdown) diberlakukan pada sejumlah titik, di tengah penyebaran wabah terburuk yang dihadapi negara itu dalam dua tahun.

Dikutip dari The Guardian, saat ini setidaknya ada hampir 19 provinsi China yang bertempur melawan varian Omicron dan Delta. Lonjakan kasus secara nasional itu telah membuat pihak berwenang menutup sekolah di Shanghai dan mengunci beberapa kota di timur laut.

Pada Minggu, seorang pejabat mengumumkan bahwa kota Jilin telah dikunci sebagian, dengan pembatasan diberlakukan di ratusan lingkungan. Sementara Yanji, daerah perkotaan dengan hampir 700 ribu penduduk yang berbatasan dengan Korea Utara, ditutup sepenuhnya.

Baca Juga: Filipina Kutuk Aksi Kapal China di Laut China Selatan

1. Kebijakan nol-COVID

Terburuk dalam 2 Tahun, Kasus COVID-19 China Tambah 3.400(Presiden Tiongkok Xi Jinping menemui warga untuk kali pertama) www.twitter.com/@CCTV

China, tempat virus corona pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, telah mempertahankan kebijakan ketat nol-COVID. Kebijakan itu termasuk memberlakukan penguncian cepat, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal ketika terdeteksi penyebaran.

Namun, lonjakan kasus baru yang didorong oleh varian Omicron yang sangat menular dan lonjakan kasus tanpa gejala, telah menimbulkan tantangan bagi upaya tersebut.

2. Tanggapan masih kurang

Terburuk dalam 2 Tahun, Kasus COVID-19 China Tambah 3.400Petugas medis dengan pakaian pelindung menerima pasien di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Wuhan, yang diubah menjadi rumah sakit sementara bagi pasien dengan gejala ringan akibat virus corona, di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Zhang Yan, seorang pejabat di komisi kesehatan provinsi Jilin, pada hari Minggu mengakui bahwa tanggapan virus dari otoritas lokal sejauh ini masih kurang.

“Mekanisme tanggap darurat di beberapa daerah tidak cukup kuat, tidak ada pemahaman yang cukup tentang karakteristik varian Omicron dan penilaiannya tidak akurat,” katanya pada konferensi pers.

Warga Jilin telah menyelesaikan enam putaran pengujian massal, kata pejabat setempat. Pada Minggu, kota tersebut melaporkan lebih dari 500 kasus varian Omicron.

Kota tetangga Changchun, wilayah industri yang dihuni sembilan juta orang, telah dikunci pada Jumat.

Kota-kota kecil seperti Siping dan Dunhua, yang keduanya ada di provinsi Jilin, dikunci pada Kamis dan Jumat, menurut pengumuman resmi.

Baca Juga: Studi: Sepertiga Penyintas COVID-19 Laporkan Long COVID

3. Hidup berdampingan dengan virus

Terburuk dalam 2 Tahun, Kasus COVID-19 China Tambah 3.400Suasana dalam ruang isolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, di tengah pandemik COVID-19, di provinsi Hubei, China, pada 16 Februari 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Akibat kegagalan menekan kasus COVID-19, walikota Jilin dan kepala komisi kesehatan Changchun diberhentikan dari pekerjaan mereka pada Sabtu, menurut media pemerintah.

Pada pekan lalu, seorang ilmuwan top China mengatakan, negara itu harus berupaya untuk hidup berdampingan dengan virus, seperti negara lain di mana varian Omicron telah mendominasi. 

Tetapi, pemerintah telah menegaskan bahwa penguncian massal tetap menjadi pilihan.

Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan, pada Sabtu juga mendesak berbagai daerah untuk segera menangani dan membersihkan wabah.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya