Aksi gugatan yang dilakukan oleh para remaja ini diketuai oleh pelajar 16 tahun bernama Anj Sharma dan didukung seorang biarawati dan mantan guru bernama Brigid Arthur. Ia dengan sukarela mengajukan dirinya sebagai pelindung dan mengatakan jika Ley dapat melanggar hukum tugas perlindungan lingkungan jika ia menyetujui perluasan Tambang Vickery, dilansir dari laman The Guardian.
Menurut David Branden dari Equity Generation Lawyers yang selama ini mewakili anak-anak sekolah tersebut mengatakan jika, tetap ada kemungkinan pengadilan untuk menghentikan tambang untuk berekspansi.
Australia selama ini menjadi salah satu pengekspor terbesar batu bara dan LNG terbesar di dunia. Akan tetapi hal tersebut mendapatkan kritikan lantaran menyebabkan gagalnya ambisi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Selain itu, Australia diyakini sebagai benua paling kering kedua setelah Antarktika, sehingga mengakibatkannya rawan terdampak cuaca ekstrem dari perubahan iklim. Bahkan cuaca kering pada tahun 2019 lalu sudah mengakibatkan bencana terbesar di Australia dan merusak jutaan hektare hutan.