Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS Donald Trump (Gage Skidmore from Surprise, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Keluarga sandera Israel khawatir bahwa rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduknya ke negara lain dapat menggagalkan kesepakatan gencatan serta menghambat peluang pembebasan sandera yang tersisa.

"Setiap diskusi yang menimbulkan kontroversi tentang hari setelahnya, mari tunda untuk nanti, karena yang terpenting, Hamas mungkin benar-benar khawatir tentang itu dan bisa menghentikan prosesnya," kata Yehuda Cohen, ayah dari tentara Israel yang ditahan di Gaza, Nimrod Cohen, kepada Middle East Eye.

"Pemerintah kami yang mengerikan akan mengeksploitasi ini demi kepentingannya yang sempit, untuk menyenangkan (Menteri Keuangan Bezalel) Smotrich, dan juga sekali lagi, mengutamakan ideologi yang sangat rasis daripada menjalankan tugas dasarnya untuk melindungi nyawa warga sipil dan tentara Israel," tambahnya.

1. Trump sebut AS berkomitmen membeli dan memiliki Gaza

Pada Minggu (9/2/2025), Trump mengulangi usulan kontroversialnya untuk mengambil alih Gaza, dengan mengatakan bahwa ia berkomitmen untuk membeli dan memiliki wilayah yang hancur akibat perang tersebut. Ia memandang Gaza sebagai lahan properti besar, dengan negara-negara lain di Timur Tengah dapat ditugaskan untuk menangani rekonstruksinya.

"Sejauh menyangkut rekonstruksi, kami mungkin menyerahkannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun beberapa bagian; pihak lain juga bisa melakukannya dengan pengawasan kami. Tetapi kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan Hamas tidak kembali. Tidak ada yang bisa dikembalikan. Tempat itu adalah situs pembongkaran," jelasnya, dikutip dari Al Jazeera.

Ia juga mengklaim bahwa pengungsi Palestina tidak akan ingin kembali ke Gaza setelah mendapatkan tempat tinggal lain yang lebih aman.

Usulan ini langsung ditolak oleh Hamas. Pihaknya mengatakan bahwa Gaza bukanlah properti yang dapat diperjualbelikan dan merupakan bagian integral dari tanah Palestina.

2. AS diminta fokus membebaskan sandera yang tersisa

Editorial Team

EditorFatimah