Dalam dialog ini turut menghadirkan pembicara dari pakar filologi, Dr. Gijs L. Koster, ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Seri Al Azhar, dan peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau, Sita Rohana. Dialog ini secara garis besar memaparkan tentang kehadiran Portugis di Nusantara, mengulas ingatan kolektif Melayu-Portugis, serta menjadi pengantar pertunjukan musik karya komposer Rino Deza Pati.
“Jang Si Bono–Pencalang” menjadi repertoire pertama yang disuguhkan untuk membuka konser Riau Rhythm. Karya tersebut menceritakan tentang fenomena arus pasang pada saat bulan purnama, yang bagi masyarakat Riau di sebut Bono, membuat penonton tak ingin beranjak dari kursinya.
“Ini pertama kalinya saya menyaksikan pertunjukan musik Melayu yang membuat saya tak ingin beranjak karena penasaran dengan repertoire berikutnya”, ujar Tania Mendes, musisi yang juga menjadi anggota kelompok gamelan Yogistragong di Lisabon.