Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ribuan Hewan Eksotik Mati akibat Kebakaran di Pasar Bangkok

ilustrasi memadamkan kebakaran (unsplash.com/Jay Heike)
ilustrasi memadamkan kebakaran (unsplash.com/Jay Heike)

Jakarta, IDN Times - Lebih dari seribu hewan eksotik, reptil dan binatang peliharaan mati akibat kebakaran di sebuah pasar terkenal di Bangkok, Thailand, pada Selasa (11/6/2024). Sekitar 118 toko terbakar dalam insiden itu

Dilansir CNA, Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan bahwa kobaran api menghanguskan sekitar 1.300 meter persegi pasar Chatuchak. Di bagian pasar hewan, burung, anjing, kucing, dan ular mati terpanggang di kandang mereka .

Inspektur Polisi Phuwadon Ounpho megatakan, pemeriksaan awal menunjukkan bahwa kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik.

1. Tidak ada laporan korban jiwa

Menurut Kantor Distrik Chatuchak, kebakaran terdeteksi pada Selasa pagi sekitar pukul 04:10 waktu setempat. Api berhasil dipadamkan 30 menit kemudian. Polisi mengatakan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Dilansir BBC, pada Selasa sore, pemilik toko terlihat sedang mengantre untuk mendaftarkan permintaan kompensasi. Beberapa di antara mereka tampak putus asa dan ada pula yang menangis.

“Saat saya sampai di sini, semuanya hilang, semuanya terbakar. Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena di dalam juga gelap. Saya tidak bisa mengeluarkan mereka (hewan-hewan) sama sekali. Mereka semua mati,” kata Amporn Wannasut, seorang pemilik toko di pasar Chatuchak. Ia bergegas ke tokonya setelah diberitahu tentang kebakaran.

Pria berusia 42 tahun ini menjual penyu, ular piton, ular raja dan reptil lainnya sebagai hewan peliharaan.

"Saya bahkan tidak tahu apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Saya pikir kita harus memulai dari awal lagi, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya. Saya membekukan beberapa ular yang mati sehingga kami dapat menghitung berapa banyak (uang) yang hilang," tambahnya.

2. Salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara

Pemilik toko lainnya bernama Meecha mengisahkan bagaimana ia dapat melarikan diri dari kebakaran. Ia mengatakan bahwa dirinya terbangun oleh suara binatang di loteng tokonya.

“Tiba-tiba, asap tebal memenuhi udara, sehingga sulit untuk bernapas,” kata Meecha, yang melarikan diri melalui jendela menuju tempat aman.

"Saya kaget. Saya merasa ingin menangis, tapi tidak ada air mata. Sekarang saya harus memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Suwannee Sangdee, pemilik toko ikan cupang Siam. Semua ikan berharga miliknya mati dalam kebakaran itu.

Sittipunt, yang mengunjungi pasar Chatuchak, mengatakan bahwa masyarakat dapat membantu pemilik toko yang terdampak kebakaran dengan menampung hewan yang masih hidup.

Dengan puluhan ribu toko yang memadati jalan sempit, Chatuchak merupakan salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara. Pasar ini menjual pakaian, aksesoris, dan hewan-hewan eksotis dan menarik ribuan pengunjung setiap akhir pekan.

Kelompok konservasi sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan mereka mengenai penjualan hewan hidup di pasar ini. Inspeksi berkala pun dilakukan untuk mencegah adanya penjualan spesies yang terancam punah.

3. Pemerintah didesak tutup pasar hewan di Chatuchak

Kelompok Masyarakat untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan (PETA) mengatakan bahwa kebakaran pada Selasa menyoroti perlunya tindakan segera untuk menghentikan pejualan hewan.

“Hewan bukan milik kita untuk digunakan sebagai hiburan. PETA mendesak pemerintah Thailand untuk memastikan bahwa fasilitas ini, tempat hewan-hewan yang ditawan menderita, tidak pernah dibuka kembali,” kata wakil presiden senior kelompok tersebut, Jason Baker.

Wildlife Friends Foundation (WWF) di Thailand juga menyebut pasar Chatuchak sebagai hal yang memalukan bagi Bangkok.

“Banyak dari hewan-hewan malang ini diselundupkan ke negara ini, sering kali secara ilegal. Tindakan ini tidak bermoral, kejam, membahayakan kesehatan dan keselamatan, dan sama sekali tidak diperlukan,” kata direktur yayasan tersebut, Edwin Wiek.

“Pemerintahan Metropolitan Bangkok perlu bertindak dan menghentikan kekejaman yang tidak masuk akal terhadap hewan ini,”  tambahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us