Cegah Muslim Rohingya Kabur, Myanmar Diduga Tanam Ranjau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah Myanmar nampaknya semakin beringas dalam mengatasi permasalahan kaum Rohingya. Baru-baru ini, pemerintah setempat dikabarkan telah meletakkan ranjau darat di bagian perbatasan Myanmar-Bangladesh. Mengutip dari Al Jazeera, (7/9), penanaman ranjau ini diduga bertujuan untuk mencegah Muslim Rohingya melarikan diri.
Sayangnya, aksi sepihak Myanmar ini dikecam keras oleh Bangladesh. Pemerintah Bangladesh secara resmi mengajukan protes menentang peletakan ranjau darat yang begitu dekat dengan perbatasan kedua negara tersebut.
Berawal dari keterangan informan.
Pemerintah Bangladesh mengetahui keberadaan ranjau darat itu melalui informan fotografi. Saksi mata tersebut mengaku melihat tiga sampai empat kelompok datang ke perbatasan dan bekerja di dekat pagar kawat berduri. Mereka seolah sedang memasukkan sesuatu ke dalam tanah. Saat dicek apa yang mereka masukan, ternyata isinya adalah ranjau darat. Saat ditanya siapa kira-kira oknum yang melakukannya, sumber tersebut meyakini yang memasang bukan Rohingya.
Aksi penanaman ranjau ini diduga sebelumnya pernah dilakukan. Beberapa waktu lalu, dua ledakan terjadi di dekat persimpangan perbatasan Myanmar-Bangladesh. Untungnya ledakan ini tidak sampai memakan korban jiwa. Sejumlah pengungsi Rohingya yang berada di lokasi ledakan mengaku melihat benda menyerupai cakram logam yang sebagian terkubur di dalam tanah. Diduga, cakram tersebut adalah ranjau darat yang sengaja ditanam oleh oknum tak dikenal.
Editor’s picks
Baca juga: Paus Fransiskus Minta Penderitaan Muslim Rohingya Dihentikan.
Pihak Myanmar menyangkal telah menanam ranjau darat.
Pihak Kementrian Pertahanan Myanmar menyangkal bahwa mereka memasang ranjau di dekat perbatasan. Sementara, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi enggan memberikan komentarnya terkait tudingan ini.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB pun kembali meminta kepada pemerintah Myanmar untuk segera mengakhiri kekerasan terhadap kaum Rohingya. Pasalnya, hal ini akan berimbas pada destabilisasi regional jika kekerasan itu terus berlanjut. Sayangnya pemerintah Myanmar bersikeras bahwa apa yang mereka lakukan ini adalah tindakan tegas untuk melawan terorisme.
Sejak terjadinya krisis Rohingya di Myanmar, 400 orang dikabarkan telah terbunuh, dan hampir 125.000 orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh. Hal inilah yang kemudian menyebabkan krisis kemanusiaan besar. Tak hanya itu saja, menurut salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya, Myanmar dengan sengaja memasang ranjau darat di wilayah perbatasan sepanjang pagar kawat berduri dan juga di antara pilar perbatasan.
Baca juga: Krisis Rohingya Meningkat, Myanmar Malah Blokir Semua Bantuan.