5 Hal Ini Perlu Diketahui Non-Warga Amerika soal Pemakzulan Trump
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington DC, IDN Times - Senat Amerika Serikat telah mengakhiri sidang yang berlangsung sampai Rabu dini hari (22/1) waktu setempat. Sidang di Capitol Hill itu khusus membahas tentang peraturan pemakzulan Presiden Donald Trump.
Pada Desember lalu, Trump resmi dimakzulkan oleh DPR Amerika Serikat karena dianggap terbukti melakukan dua kesalahan fatal. Pertama adalah penyalahgunaan kekuasaan. Kedua, menghalang-halangi penyelidikan oleh DPR, termasuk melarang pemanggilan saksi-saksi dari Gedung Putih.
Baca Juga: Ini Alasan Donald Trump Resmi Dimakzulkan oleh DPR Amerika Serikat
1. Dua tokoh kunci di Senat menjadi penentu
Seperti dilaporkan The New York Times, sidang dimulai pada Selasa siang (21/1) dan berlangsung lebih dari 12 jam. Perdebatan panas terjadi antara Partai Republik, Partai Demokrat, manajer pemakzulan yang mewakili DPR, serta tim kuasa hukum Gedung Putih.
Ada dua orang penting yang menggiring sidang yaitu Ketua Senat Mayoritas dari Partai Republik Mitch McConnell dan Ketua Senat Minoritas dari Partai Demokrat Chuck Schumer. Keduanya menyampaikan proposal tentang peraturan pemakzulan untuk mendapatkan voting dari anggota.
2. Senat memutuskan untuk menunda pemanggilan saksi
Dalam proposal Schumer disebutkan, Senat harus mengeluarkan subpoena untuk para saksi, termasuk mantan penasihat keamanan Gedung Putih, John Bolton. Schumer juga meminta Senat mewajibkan Gedung Putih untuk menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam sidang pemakzulan.
Namun, Senat yang dikuasai oleh Partai Republik menolak proposal itu. Mayoritas, yaitu 53-47, memilih menggunakan proposal McConnell yang menunda pembahasan subpoena. Senat pun meloloskan aturan di mana masing-masing pihak punya waktu 24 jam untuk membuat argumen sejak Rabu siang.
3. Pemanggilan saksi menjadi topik panas
Editor’s picks
Aturan pemakzulan juga menyebut bahwa masing-masing pihak diberi waktu 16 jam untuk memberikan pertanyaan dalam bentuk tulisan dan menyampaikannya ke Senat. Masalah pemanggilan saksi sendiri jadi topik panas karena dalam aturan yang disahkan, para senator masih harus memperdebatkan apakah ini perlu.
Demokrat butuh suara mayoritas, setidaknya 51 suara, untuk meloloskannya. Rumitnya lagi, jika ini terjadi, aturan menuliskan saksi yang disetujui untuk dipanggil harus memberi keterangan di bawah sumpah secara privat, sebelum senator voting lagi guna memutuskan apakah dia bisa bersaksi di depan publik.
4. Partai Demokrat menuding Partai Republik "menutupi" perilaku Trump
Dengan berbelit-belitnya aturan sidang pemakzulan, Partai Demokrat pun menilai Partai Republik gagal menunjukkan sikap adil dan justru berusaha melindungi Trump. "Presiden terlibat dalam aksi menutup-nutupi ini sebab dia bersalah, dan dia tahu itu," kata salah satu manajer pemakzulan dari Partai Demokrat seperti dilansir The Guardian.
"Anda harus punya keinginan melihat dokumen-dokumen itu," kata manajer lainnya. "Anda harus mau tahu apa yang dikatakan dalam email dan pesan teks pribadi tersebut. Rakyat Amerika mau sidang yang adil. Tapi banyak yang tak percaya itu akan terjadi. Mari buktikan mereka keliru."
5. Trump sendiri berada di Davos saat sidang di Senat berlangsung
Saat Senat berdebat, Trump berada di Davos, Swiss, untuk menghadiri World Economic Forum di mana ia menjadi pembicara. Ia sendiri berkali-kali menyepelekan proses pemakzulan sebagai sesuatu yang dilatarbelakangi oleh motif politik bagi Partai Demokrat. Trump juga menegaskan, Kongres tak punya cukup bukti untuk memecatnya.
Butuh dua pertiga atau 60 dari 100 suara Senat agar Trump benar-benar dilengserkan dari kursi presiden. Waktu yang diperlukan pun tidak bisa diprediksi. Bill Clinton adalah Presiden Amerika Serikat lainnya yang pernah menjalani sidang pemakzulan pada 1999. Akan tetapi, Senat waktu itu menyatakan ia tak bersalah.
Apakah Trump akan bernasib sama?
Baca Juga: Pangkalan Militer Dirudal Iran, Ini Pidato Resmi Presiden Donald Trump