Bayinya Baru Lahir, Menteri Shinjiro Koizumi Ambil Cuti Ayah

Mayoritas ayah baru mau ambil cuti kerja padahal berhak

Tokyo, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Shinjiro Koizumi, memutuskan  mengambil cuti ayah setelah putra pertamanya lahir pada minggu ini. Keputusan tersebut diambil Koizumi, salah satunya, untuk menjadi contoh bagi banyak pekerja laki-laki di Jepang.

Dikutip The Japan Times, menteri berusia 38 tahun itu juga berencana memperkenalkan cara kerja jarak jauh, misalnya bekerja dari rumah, dan waktu kerja lebih singkat. Tujuannya adalah agar ia tetap bisa mengambil cuti dua minggu dari tiga bulan pertama setelah bayinya lahir ke dunia.

1. Koizumi sudah menyinggung rencana itu sejak tahun lalu

Bayinya Baru Lahir, Menteri Shinjiro Koizumi Ambil Cuti AyahMenteri Lingkungan Hidup Jepang Shinjiro Koizumi saat bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada 20 September 2019. instagram.com/jacindaardern

Putra mantan Perdana Menteri Junichiro Koizumi tersebut sudah sempat menyinggung soal keinginan untuk mengambil cuti ayah pada tahun lalu. Saat itu, ia baru saja mengumumkan pernikahannya dengan figur publik ternama Jepang bernama Christel Takigawa pada Agustus.

Sebulan kemudian ia ditunjuk sebagai menteri dan tampaknya mulai mempertimbangkan kembali rencana itu. Publik mendapatkan kesan ia akan lebih memprioritaskan pekerjaan, apalagi saat para karyawan di kementeriannya sangat kesulitan untuk mengambil cuti.

2. Perdana Menteri Jepang dorong laki-laki lebih aktif terlibat dalam mengurus keluarga

Bayinya Baru Lahir, Menteri Shinjiro Koizumi Ambil Cuti AyahPerdana Menteri Jepang Shinzo Abe terlihat dari prompter saat ia berbicara dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, pada 9 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Reuters melaporkan setidaknya sejak tahun lalu Shinzo Abe mendorong laki-laki bekerja untuk mengambil cuti melahirkan bagi ayah. Ia juga berharap lebih banyak pemilik usaha mengizinkan waktu kerja lebih singkat agar karyawan merasakan keseimbangan antara profesionalitas dan personal.

Abe memasukkan ini ke dalam program "Womenomics" guna menggenjot angka angkatan kerja perempuan. Ryota Takeda, menteri yang berwenang mengurus sistem reformasi pegawai pemerintah, tak mau ketinggalan. Ia mendorong PNS laki-laki agar mengambil cuti ayah setidaknya selama satu bulan mulai tahun ini.

3. Angkanya saat ini masih di bawah target

Bayinya Baru Lahir, Menteri Shinjiro Koizumi Ambil Cuti AyahPerempuan Jepang berusia 20 tahun memakai kimono berwarna-warni berkumpul di taman bermain Toshimaen untuk menghadiri upacara Kedewasaan (Coming of Age) dan merayakan permulaan sebagai orang dewasa di Tokyo, Jepang, pada 13 Januari 2020. 1,22 juta orang yang berusia 20 tahun dirayakan di seluruh Jepang. ANTARA FOTO/REUTERS/Yoshio Tsunoda

Menurut data yang dikutip The Japan Times, per 2018 lalu ada 12,4 persen PNS laki-laki yang mengambil cuti ayah secara nasional, termasuk personel angkatan bela diri. Angka itu meningkat 2,4 persen dibandingkan 2017. Hanya saja, itu masih di bawah target pemerintah sebesar 13 persen.

Sedangkan sebanyak 68,7 persen PNS yang cuti ayah hanya mengambil jatah kurang dari sebulan. Mayoritas, yaitu 84,6 persen, memilih cuti selama dua hari setelah pasangan mereka melahirkan. Koizumi sendiri berharap dengan keputusannya untuk cuti dua minggu demi ikut mengurus bayinya bisa menjadi contoh bagi yang lain.

4. Dua karyawan tuntut perusahaan mereka setelah mengambil cuti ayah

Bayinya Baru Lahir, Menteri Shinjiro Koizumi Ambil Cuti AyahIlustrasi kota Tokyo di Jepang. unsplash.com/Alex Knight

Sementara itu, dua karyawan laki-laki pernah mengaku dirugikan setelah memutuskan cuti ayah pada 2019. Mereka pun menggugat perusahaan ke pengadilan dengan tuduhan telah menurunkan jabatan serta memotong gaji begitu kembali bekerja. Keduanya cuti selama lebih dari setahun.

Salah satunya, seorang warga Amerika Serikat yang bekerja untuk perusahaan Jepang, mengaku akhirnya dipecat. Padahal Undang-undang Ketenagakerjaan Jepang menyatakan ayah dan ibu berhak mendapat cuti berbayar sampai satu tahun.

"Ini soal mengacaukan orang karena mencoba menghabiskan waktu bersama keluarga mereka serta memaksa laki-laki untuk menikahi perusahaan mereka dan bukannya keluarga mereka," ujar seorang penggugat seperti dilansir The New York Times.

Tak semua orang siap mendiskusikan perubahan radikal mengingat Jepang masih sangat kuat memandang bahwa laki-laki harus bekerja dan perempuan mengurus keluarga. Begitu tahu bahwa dua penggugat cuti lebih dari setahun, mereka langsung mengkritik melalui media sosial.

Beberapa mencemooh bahwa mereka masih berharap untuk dipekerjakan setelah meninggalkan pekerjaan untuk membantu istri mengurus anak. Sisanya menilai mereka tak semestinya mengambil cuti ayah lebih dari dua hari setelah istri melahirkan.

Baca Juga: Wisata Budaya Jepang: Meiji Shrine VS Sensoji Temple, Pilih Mana?

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya