Cegah Penularan COVID-19, Iran Bebaskan Sementara 54 Ribu Tahanan

Sebelumnya mereka harus dinyatakan negatif COVID-19

Tehran, IDN Times - Menyusul meluasnya wabah virus corona baru atau COVID-19 di Iran, pemerintah memutuskan untuk membebaskan sementara lebih dari 54.000 tahanan. Ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran virus di dalam penjara yang berkapasitas penuh.

Dikutip BBC, juru bicara otoritas hukum Iran, Gholamhossein Esmaili, mengatakan bahwa para tahanan tentu tidak bisa serta merta melenggang keluar jeruji besi. Sebelumnya, masing-masing tahanan harus dinyatakan negatif COVID-19 dan memberikan uang jaminan "yang sesuai".

1. Tahanan yang dihukum lebih dari 5 tahun mendapat pengecualian

Cegah Penularan COVID-19, Iran Bebaskan Sementara 54 Ribu TahananWarga memakai masker saat mereka menyebrang jalan pada malam sibuk, saat negeri tersebut sedang terjadi penularan COVID-19, di Beijing, Tiongkok, pada 3 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Dalam wawancara dengan TV pemerintah, Esmaili mengungkap proses ini sudah dimulai sejak minggu lalu ketika Jaksa Agung Ebrahim Raisi mengeluarkan perintah tersebut. Namun, kebijakan ini tidak berlaku bagi para tahanan yang menerima hukuman lebih dari lima tahun, termasuk yang kejahatannya mengancam keamanan nasional.

Kementerian Kesehatan menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi berjalannya kebijakan ini. Otoritas Iran mengatakan per Selasa (3/3) ada 2.336 kasus dan 77 kematian akibat COVID-19. Ini menjadikan negara tersebut sebagai yang terdampak paling parah setelah Tiongkok.

Baca Juga: Penasihat Pemimpin Iran Ayatollah Khamenei Meninggal karena COVID-19

2. Tahanan politik Inggris dilaporkan terinfeksi COVID-19

Cegah Penularan COVID-19, Iran Bebaskan Sementara 54 Ribu TahananWisatawan memakai masker pelindung saat berjalan di wilayah Venesia, saat negara tersebut berjuang melawan virus corona di Venesia, Italia, pada 27 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Manuel Silvestri

Salah satu tahanan profil top adalah pekerja kemanusiaan, Nazanin Zaghari-Ratclife, yang merupakan warga negara Inggris keturunan Iran. Suami Nazanin mengaku istrinya terinfeksi COVID-19. Menurut Duta Besar Iran untuk Inggris, kemungkinan besar ia segera dibebaskan.

Nazanin sendiri merupakan tahanan politik yang dipenjara sejak 2016 setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan spionase. Ia telah membantah tuduhan ini dan publik Inggris menyebut Nazanin sebagai tahanan politik, meski Iran tidak mengaku kategori ini. Pemerintah Inggris pun bersikeras bahwa Nazanin tidak bersalah.

3. Buruknya layanan medis di penjara menimbulkan kekhawatiran

Cegah Penularan COVID-19, Iran Bebaskan Sementara 54 Ribu TahananPetugas kebersihan memakai masker pelindung, menyusul pernularan virus corona baru, saat mereka menyapu lantai Ka'bah di Mesjid Raya di kota suci Mekah, Arab Saudi, pada 3 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ganoo Essa

Radio Farda melaporkan bahwa sejak merebaknya COVID-19, sejumlah aktivis HAM Iran mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan penyebaran wabah di dalam penjara. Ini karena buruknya layanan kesehatan di fasilitas tersebut. Mereka meminta pemerintah untuk membebaskan tahanan, termasuk kasus dengan latar belakang politik.

Keluarga 14 tahanan politik Iran juga menuntut Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei untuk mundur jika wabah menyebar di antara para tahanan yang menyebabkan "tragedi kemanusiaan masif" di dalam penjara. Mereka percaya Khamenei paling bertanggung jawab jika ini terjadi.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Angka Kematian Akibat Virus Corona di Italia dan Iran Naik Drastis

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya