Deklarasi Panmunjom Terjadi 2 Tahun Lalu, Apa Dampaknya Sekarang?

Saat pemimpin kedua Korea lakukan pertemuan bersejarah

Seoul, IDN Times - Tanggal 27 April 2017 menjadi momen bersejarah bagi hubungan Korea Utara dan Korea Selatan. Ini dikarenakan pada waktu tersebut, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, bertemu di perbatasan kedua negara, tepatnya di Desa Panmunjom, yang dijadikan sebagai kawasan demiliterisasi.

Pertemuan Tingkat Tinggi Korea tersebut berlangsung menyusul relasi kedua negara yang memanas selama bertahun-tahun sebelum akhirnya membaik pada Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang pada Februari di tahun yang sama.

Lalu, setelah dua tahun, apa kemajuan yang dicapai dari pertemuan itu?

1. Deklarasi Panmunjom berisi kesepakatan untuk berdamai

Deklarasi Panmunjom Terjadi 2 Tahun Lalu, Apa Dampaknya Sekarang?Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bersalaman saat bertemu di Panmunjom, Korea Selatan, pada 27 April 2018.ANTARA FOTO/The Presidential Blue House/Handout via REUTERS

Di akhir pertemuan, Kim dan Moon menandatangani Deklarasi Panmunjom. Isinya adalah kesepakatan untuk membentuk hubungan antar Korea yang lebih baik demi terwujudnya perdamaian di kawasan.

Seperti diketahui, sejak disintegrasi di Semenanjung Korea terjadi pada 1953, relasi kedua negara mengalami pasang dan surut.

Mengutip KBS, ada tiga poin utama dalam Deklarasi Panmunjom. Pertama, Kim dan Moon sepakat dengan adanya denuklirisasi Semenanjung Korea. Dalam setahun, artinya hingga 2018, kedua Korea setuju mencapai deklarasi resmi dari akhir Perang Korea. Kedua, pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan itu mendorong adanya pertemuan trilateral dengan Amerika Serikat.

Tujuannya adalah mengubah gencatan senjata menjadi perjanjian dan rezim damai yang permanen. Ini mengingat peran Amerika Serikat cukup besar dalam konflik di wilayah tersebut sebagai aliansi Korea Selatan. Ketiga, baik Kim mau pun Moon setuju perlu ada kerja sama ekonomi antara Korea Utara dan Korea Selatan.

2. Banyak poin yang belum tercapai, tapi Moon mengaku tetap berkomitmen terhadap Deklarasi Panmunjom

Deklarasi Panmunjom Terjadi 2 Tahun Lalu, Apa Dampaknya Sekarang?Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berpelukan usai bertemu di Panmunjom, Korea Selatan, pada 27 April 2018. ANTARA FOTO/The Presidential Blue House/Handout via REUTERS

Setahun usai Deklarasi Panmunjom ditandatangani, Korea Utara sempat mengancam akan benar-benar memutus hubungan dengan Korea Selatan. Ini disebabkan oleh relasi yang tetap tidak stabil antara Seoul dan Pyongyang.

Apalagi Kim juga sempat berseteru dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump walau pernah ada pertemuan bersejarah antara kedua negara di Singapura dan Vietnam. Banyak poin dalam deklarasi yang gagal dicapai, mulai dari peresmian berakhirnya konflik hingga denuklirisasi Semenanjung Korea.

Presiden Moon sendiri mengatakan pada Senin (27/4), bahwa pihaknya tetap berkomitmen memenuhi kesepakatan.

"Deklarasi Panmunjom membuka pintu perdamaian, tapi dua tahun sejak itu memperlihatkan bahwa perdamaian tak bisa dicapai dalam semalam," kata Moon, seperti dikutip The Korean Herald.

Menurutnya, kegagalan mewujudkan Deklarasi Panmunjom sejauh ini bukan karena tidak adanya niat politik dari masing-masing negara, melainkan batasan internasional. Ia pun mengaku mencari cara "paling realistis" untuk menjalin hubungan baik dengan Korea Utara. Ia lalu menyinggung soal pandemik COVID-19.

"Krisis COVID-19 bisa jadi kesempatan baru bagi kerja sama antar-Korea. Saat ini, itu adalah tugas paling mendesak dan penting," lanjutnya.

Korea Utara sendiri masih sangat enggan untuk membuka diri terhadap bantuan Korea Selatan. Pembukaan kembali jalur kereta api antar-kedua negara juga masih belum terealisasi.

3. Kim, Moon, dan Trump sempat bertemu pada pertengahan 2019

Deklarasi Panmunjom Terjadi 2 Tahun Lalu, Apa Dampaknya Sekarang?Donald Trump bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada 30 Juni 2019.ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Di antara 2018 dan 2020 ini, sempat ada pertemuan historis lainnya yaitu saat Trump berkunjung ke Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) bersama Kim dan Moon pada 30 Juni 2019. Trump sendiri merupakan Presiden Amerika Serikat pertama yang menginjakkan kaki di kawasan tersebut.

Seperti dilaporkan BBC, pertemuan terwujud di tengah pertemuan G20 di Osaka, Jepang. Trump mengindikasikan keinginan bertemu dengan Kim untuk membicarakan negosiasi denuklirisasi Semenanjung Korea yang masih buntu. Usai melalui serangkaian diplomasi di balik pintu, Trump akhirnya berjumpa dengan Kim dan Moon.

Dalam tataran seremonial, momen tersebut memang sangat langka sehingga bisa dikatakan sebagai sebuah langkah awal yang baik. Namun, hingga kini, apa yang disepakati oleh masing-masing pihak belum juga menjadi nyata. Oleh karena itu, jalan masih sangat panjang bagi terwujudnya perdamaian di Semenanjung Korea.

Baca Juga: Digosipkan Meninggal Dunia, Bagaimana Kabar Kim Jong-un Sebenarnya?

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya