Di Hadapan Gereja, Gadis Belia Ini Mengaku Lesbian

"Tuhan mencintai semua ciptaan-Nya."

Seorang gadis belia bernama Savannah dengan berani mengaku bahwa dirinya lesbian di hadapan jemaat gereja pada bulan Mei lalu. Savannah yang berusia 12 tahun tersebut mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya, meski pihak Gereja Mormon di Utah yang jadi tempatnya beribadah sepertinya tak menyetujui sikapnya.

Savannah sempat memberikan testimoni yang sangat mengharukan.

Di Hadapan Gereja, Gadis Belia Ini Mengaku LesbianHeather Savannah via Huffington Post

Dalam tradisi Gereja Mormon, para jemaat memang diberi kesempatan memberi testimoni tentang perasaannya terhadap Tuhan. Maka, Savannah pun tak melewatkan kesempatan ini. Seperti dikutip dari Huffington Post, ibu Savannah, Heather, mengatakan bahwa sang anak telah berlatih sejak lama untuk bisa memberikan testimoni terbaik.

Sayangnya, pengeras suaranya tiba-tiba mati ketika Savannah tengah berusaha menyelesaikan testimoninya. Tak diketahui apa yang menjadi penyebabnya. Begini isi testimoni Savannah sebelum akhirnya ia terpaksa berhenti berbicara dan kembali duduk di bangku jemaat:

Namaku Savannah dan aku ingin membagikan testimoniku dengan kalian. Aku percaya bahwa aku adalah anak dari orangtua yang diberkati. Aku tak tahu apa mereka berbicara kepada kita, tapi aku merasa di dalam hati bahwa mereka membesarkanku dan bahwa mereka mencintaiku.

Aku percaya aku diciptakan apa adanya seperti ini, semua bagian dari diriku, oleh kedua orangtuaku. Mereka tak mengacau ketika memberiku mata berwarna coklat, atau ketika aku terlahir botak. Mereka tak mengacau ketika mereka memberiku bercak-bercak di wajah atau ketika aku menjadi gay.

Tuhan mencintaiku seperti ini karena aku percaya Dia mencintai seluruh ciptaannya. Aku percaya dia menciptakanku dengan tujuan, tak ada bagian dari diriku yang merupakan kesalahan. Aku tak memilih seperti ini, dan ini bukan sebuah tren.

Aku tak bisa membuat orang lain gay dan berada di sekitarku tak akan membuat mereka begini. Aku percaya Tuhan ingin kita memperlakukan satu sama lain dengan kebaikan, bahkan jika orang lain berbeda, terutama jika mereka berbeda. Kristus dulu telah menunjukkan ini pada kita.

Aku percaya bahwa kita harus mencintai. Aku percaya aku baik-baik saja. Aku berusaha sebaik mungkin untuk bersikap baik kepada satu sama lain dan membela siapapun yang sedang disakiti. Aku tahu aku bukan pendosa yang mengerikan karena menjadi diriku sendiri.

Aku percaya Tuhan akan memberi tahu bila aku bersalah. Aku berharap suatu hari nanti aku bisa pergi berkencan, belajar menari, berpegangan tangan dan menjadi mahasiswa. Aku berharap bisa menemukan pasangan dan memiliki pekerjaan yang bagus.

Aku berharap bisa menikah dan mempunyai keluarga. Aku tahu mimpi-mimpi dan harapan-harapan ini baik dan benar. Aku tahu aku bisa memiliki semua itu sebagai lesban dan merasa bahagia.

Aku percaya bahwa Tuhan itu ada, dia tahu aku sempurna seperti apa adanya dan takkan pernah memintaku untuk hidup sendiri atau bersama orang yang tak aku tak suka. Tuhan ingin aku bahagia. Aku ingin bahagia. Aku mencintai diriku dan tak malu menjadi diriku. Aku meminta kalian...

Baca Juga: Protes Kekerasan Terhadap LGBT, Para Pria Belanda Bikin Gerakan Bergandeng Tangan

Ibu Savannah terus menguatkan putrinya.

Di Hadapan Gereja, Gadis Belia Ini Mengaku LesbianHeather Savannah via Huffington Post

Heather mengaku bahwa Savannah pertama kali berkata bahwa ia lesbian pada Juni 2016. Menurutnya, Savannah sebelumnya merasa kesepian karena saat teman-temannya menyukai lawan jenis, ia justru merasa tertarik pada anak perempuan. Beruntung bagi Savannah karena kedua orangtuanya sangat mendukung dan menerimanya.

Dia sangat berani. Aku mungkin akan sangat takut untuk berdiri dan berkata sesuatu yang sangat aku pedulikan karena takut akan apa yang orang lain pikirkan tentangku. Aku bangga padanya, bahkan sekarang, dia tak ingin semua ini hanya tentangnya saja.

Dia ingin ini menjadi salah satu perjuangan melindungi anak-anak LGBT lainnya. Dia ingin cerita ini dibagikan agar tak ada anak lain yang mengalami (penolakan dari Gereja). Dia berkata bahwa dia bahagia dan sedih.

Bahagia karena dia merasa bebas karena sebagian dari diriku bisa melihatnya sebagai gay, dan melihat bahwa tak ada yang berbeda dalam dirinya. Dia sedih karena dia tadinya ingin berbagi cerita di gereja di mana seharusnya dia diterima tanpa pertanyaan.

 

Baca Juga: Sedang Hamil, Pria Transgender Ini Mengaku Bahagia 

Topik:

Berita Terkini Lainnya