Iran Serang Pangkalan Militer di Irak, Trump: Semuanya Baik-baik Saja!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington DC, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan "semuanya baik-baik saja" usai mendengar kabar Iran meluncurkan misil ke pangkalan militer Irak yang dipakai tentara koalisi. Teheran sendiri mengatakan serangan itu untuk membalaskan kematian Qassem Soleimani yang merupakan pimpinan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
"Semuanya baik-baik saja! Beberapa misil diluncurkan dari Iran terhadap dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak. Asesmen korban dan kerusakan sedang dikerjakan sekarang. Sejauh ini, sangat baik! Kita punya militer paling kuat dan lengkap di mana pun di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi," cuit Trump lewat akun Twitter-nya @realDonaldTrump.
1. Iran mengaku bertanggung jawab dan menyebut serangan atas nama "martir Soleimani"
Seperti dilaporkan CBS News, Korps Garda Revolusi Islam mengaku bertanggung jawab, tapi hanya menyebutkan satu serangan, bukan dua seperti yang dilaporkan Pentagon. Unit militer Iran itu mengatakan hanya menyerang pangkalan militer Al Assad dan tak menyinggung sama sekali soal Irbil.
Iran pun menyebut langkah ini diambil demi Soleimani yang menjadi martir. "Para tentara unit udara IRGC yang gagah berani telah sukses melancarkan sebuah serangan dengan puluhan misil balitsik terhadap pangkalan militer Al Assad atas nama martir Jenderal Qassem Soleimani," tulis pernyataan itu.
Baca Juga: Balas Serang AS, Menlu Iran: Kami Tak Mau Ada Eskalasi atau Perang
2. Pentagon menyebut ada dua pangkalan militer yang diserang
Sementara itu, Pentagon menyebut sasaran serangan Iran adalah dua pangkalan militer yaitu Al Assad dan Irbil. Saat ini Amerika Serikat sedang melakukan pengecekan terkait kerusakan. Menurut informasi, belum ada laporan korban jiwa maupun luka dari serangan yang terjadi pada Rabu dini hari waktu setempat (8/1).
Editor’s picks
Pangkalan militer Al Assad sendiri pertama kali digunakan oleh Amerika Serikat ketika invasi terjadi pada 2003. Sekarang ada sekitar 1.500 tentara Amerika Serikat dan koalisi yang menempati fasilitas itu, salah satunya berasal dari Angkatan Bersenjata Norwegia.
Juru bicara Norwegia mengatakan kepada AP bahwa sejauh ini tidak ada dari sekitar 70 tentaranya yang menjadi korban. Belum diketahui bagaimana respons Gedung Putih terkait serangan tersebut.
3. Menteri Luar Negeri Iran mengaku negara tak ingin ada perang
Setelah serangan dilancarkan, Menteri Luar Negeri Javad Zarif mengklaim pihaknya hanya melakukan serangan untuk membela diri dan sesuai dengan Piagam PBB. Ia pun menegaskan bahwa Iran tidak situasi semakin buruk, bahkan sampai terjadi perang.
"Iran melakukan dan menyelesaikan langkah-langkah proporsional dalam rangka membela diri sesuai Pasal 51 dalam Piagam PBB dengan menargetkan pangkalan di mana serangan secara pengecut terhadap warga dan pejabat senior kami diluncurkan," cuit Zarif.
"Kami tak menginginkan adanya eskalasi atau perang, tapi kami akan membela diri kami melawan agresi macam apa pun," tambahnya.
4. Sistem peringatan misil menyala dan para tentara melarikan diri
Sedangkan seorang pejabat militer Amerika Serikat mengatakan kepada CNN bahwa pihaknya mendapatkan peringatan dini akan adanya serangan misil balistik. Ketika alarm berbunyi, para penghuni yang jadi sasaran disebut berhasil keluar dari barak dan bersembunyi di bunker secara tepat waktu.
Berdasarkan informasi terbaru, penerbangan-penerbangan dari maupun yang melalui wilayah udara Irak dan Iran telah dialihkan. Negara-negara anggota koalisi pimpinan Amerika Serikat yang para tentaranya masih bermarkas di Irak mengikuti perkembangan berita untuk mengetahui situasi lebih lanjut.
Baca Juga: [BREAKING] Gunakan Rudal, Iran Serang Pangkalan Militer AS di Irak