Jangan Ditiru! Tanpa Masker, Mike Pence Temui Pasien Virus Corona

Wakil Presiden AS Mike Pence tolak pakai masker

Washington DC, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence semakin menegaskan bahwa dirinya memang tidak percaya sains dan saran petugas medis terkait virus corona. Padahal, posisinya adalah Kepala Gugus Tugas COVID-19 Amerika Serikat.

Ktidakpercayaan itu dibuktikan dengan sikapnya yang menolak memakai masker pelindung ketika berkunjung ke Mayo Clinic untuk bertemu dengan para pasien positif COVID-19. Pence, seorang konservatif garis keras, menjadi satu-satunya yang tanpa masker di fasilitas kesehatan tersebut.

1. Mayo Clinic sudah mengingatkan soal kebijakan pakai masker kepada Pence

Seperti dilaporkan NBC News, Pence mengunjungi Mayo Clinic pada Selasa (28/4) dengan ditemani oleh rombongannya. Ia berkeliling ke fasilitas medis tersebut dan di satu momen dikelilingi oleh 10 orang, termasuk satu pasien COVID-19. Semuanya terlihat memakai masker pelindung, kecuali dirinya.

Padahal, Mayo Clinic sudah mengingatkan Pence terkait kewajiban untuk menggunakan masker ketika memasuki gedung itu. Pihak klinik juga mencuitkan: "Mayo Clinic sudah menginformasikan kepada Wakil Presiden soal kebijakan memakai masker sebelum kedatangannya hari ini." Namun, cuitan itu kini sudah dihapus.

Klinik yang berlokasi di Rochester, Minnesota, tersebut sesungguhnya mewajibkan seluruh pasien, pengunjung dan staf untuk mengenakan masker pelindung selama berada di lokasi. Kewajiban itu diberlakukan sebagai bagian dari protokol "guna memastikan keselamatan" semua pihak.

Baca Juga: Presiden Trump Akan Minta Ganti Rugi ke Tiongkok Gegara COVID-19

2. Pence mengaku ia negatif virus corona jadi tidak perlu masker

Jangan Ditiru! Tanpa Masker, Mike Pence Temui Pasien Virus CoronaPresiden Amerika Serikat Donald Trump saat konferensi pers bersama Dr. Anthony Fauci, Wakil Presiden Mike Pence, Dr. Deborah Birx dan Laksamana Brett Giroir di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, pada 17 April. ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Usai keluar dari klinik, Pence bertemu dengan para wartawan yang mempertanyakan mengapa dirinya berkunjung tanpa masker. Dia mengaku keputusan itu diambil sebab ia tidak tertular virus corona.

Pence juga berkata bahwa ia mengikuti pedoman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) yang menyebut hanya orang dengan COVID-19 yang seharusnya memakai masker. "Sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat, saya dites virus corona secara rutin, dan semua orang orang di sekitar saya juga dites virus corona," kata Pence, seperti dikutip USA Today.

"Dan karena saya tak tertular virus corona, saya pikir ini jadi kesempatan yang baik bagi saya untuk berada di sini, untuk bisa berbicara dengan para peneliti, personel layanan kesehatan yang luar biasa, dan melihat mata mereka langsung untuk mengucapkan terima kasih," tambahnya.

3. Penunjukkan Pence sebagai ketua gugus tugas COVID-19 Amerika Serikat mendapatkan kritik

Jangan Ditiru! Tanpa Masker, Mike Pence Temui Pasien Virus CoronaWakil Presiden AS Mike Pence memberikan keterangan media soal COVID-19 di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, pada 10 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Pence pun langsung jadi trending topic di Amerika Serikat karena keputusannya itu. Mayoritas mengkritiknya bersikap ceroboh. Beberapa juga memprotes Mayo Clinic yang membiarkan peraturan memakai masker dilanggar hanya karena Pence adalah seorang Wakil Presiden.

"Tidak masalah Pence dites secara rutin dan bahwa dia negatif COVID-19. Ini adalah kebijakan Mayo Clinic untuk memakai masker di dalam. Hormati kebijakan itu. Saya juga kecewa bahwa Mayo Clinic mengizinkan Pence berkeliaran tanpa masker," cuit seorang netizen.

Posisi Pence sebagai ketua gugus tugas COVID-19 Amerika Serikat sendiri sempat dianggap tidak tepat. Ini karena catatan Pence dalam bidang kesehatan publik dinilai buruk. Mengutip The Guardian, saat masih menjadi Wali Kota Indiana pada 2015, Pence memangkas anggaran kesehatan. Ini membuat Indiana mengalami wabah HIV terburuk dalam sejarah.

Pada 2001, Pence menulis opini di situs resminya bahwa merokok tidak membunuh. "Meski ada histeria dari kelas politik dan media, merokok tidak membunuh. Faktanya, dua dari tiga perokok tidak mati dari penyakit berhubungan dengan merokok dan sembilan dari 10 perokok tidak mengidap kanker paru-paru," tulisnya.

Baca Juga: Dalam Sehari 6.500 Pasien COVID-19 Meninggal di Amerika Serikat 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya