Jepang Nominasikan Trump untuk Terima Nobel Perdamaian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington DC, IDN Times - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dilaporkan menominasikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai penerima penghargaan Nobel Perdamaian.
Laporan ini pertama kali muncul di situs Asahi yang mengutip sumber dari dalam pemerintah Jepang pada 16 Januari lalu. Trump sendiri ingin menerima Nobel Perdamaian atas usahanya bertemu dengan Kim Jong-un pada Juni tahun lalu.
1. Pemerintah Amerika Serikat meminta dukungan dari Jepang
Sumber tersebut menginformasikan bahwa semua berawal ketika pemerintah Amerika Serikat "secara informal" meminta Jepang untuk menominasikan Trump. Alasannya, pertemuan Trump dan Kim--merupakan yang pertama antara dua negara--mampu menjembatani terwujudnya perdamaian.
Sebelumnya, yaitu pada saat konferensi pers 15 Februari, Trump mengklaim Abe memberinya lima lembar surat dukungan untuknya. Surat tersebut, menurut Trump, dikirimkan oleh Abe ke Komite Nobel di Norwegia.
2. Trump mengatakan dukungan Abe bukan tanpa alasan yang masuk akal
Trump juga mengatakan kepada reporter bahwa ia "menominasikan" dirinya "dengan rasa hormat, atas nama Jepang". Ia pun mengklaim bahwa alasan di balik keputusan tersebut adalah perilaku Korea Utara yang mengancam kawasan Asia Timur.
"Karena dia punya peluncur roket dan rudalnya terbang melintasi Jepang. Mereka pernah membunyikan alarm. Kalian tahu itu. Sekarang, tiba-tiba mereka merasa tenang. Mereka merasa aman. Aku yang menyebabkannya," kata Trump.
Baca Juga: Kim Jong-un Hadiahkan Anjing Pungsan kepada Presiden Korea Selatan
3. Beberapa sempat pihak menduga Trump salah orang
Editor’s picks
Tidak semua pihak percaya apa yang dikatakan Trump. Menurut Washington Post, "beberapa analis berspekulasi bahwa sebenarnya Trump salah mengira Moon sebagai Abe". Moon Jae-in sendiri adalah presiden Korea Selatan yang banyak berperan dalam pertemuan antara Trump dan Kim.
Gedung Putih sendiri belum memberikan komentar resmi terkait apa yang dikatakan Trump dan laporan Asahi. Sementara itu, menurut aturan Yayasan Nobel, siapapun berhak menominasikan orang untuk menjadi penerima penghargaan elit tersebut. Hanya saja, pemenangnya tetap ditentukan oleh Komite Nobel.
4. Kementerian Luar Negeri Jepang menolak berkomentar
Sama seperti Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri Jepang pun tak mau buka suara. Dikutip dari Japan Times, juru bicara kementerian mengaku pihaknya menyadari klaim Trump, tapi memilih untuk "tidak mengomentari interaksi antara dua pemimpin".
Media Korea Selatan sendiri memberikan reaksi menarik yang hampir sama dengan Amerika Serikat. Mayoritas mengira bahwa yang dimaksud Trump bukanlah Abe, melainkan Moon.
Apalagi, sempat muncul komentar dari kantor kepresidenan Korea Selatan bahwa mantan istri presiden Kim Dae-jung ingin Moon dianugerahi Nobel Perdamaian. Namun, berdasarkan laporan itu, Moon justru mengatakan bahwa Trump yang lebih layak mendapatkannya.
5. Trump dan Kim akan bertemu untuk kedua kalinya di Vietnam
Saat memberikan pidato kenegaraan di hadapan Kongres Amerika Serikat pada awal bulan ini, Trump mengonfirmasi bahwa dirinya dan Kim akan bertemu untuk kedua kalinya di Vietnam. Reuters melaporkan Kim akan sampai di Hanoi pada 25 Februari.
Keduanya akan resmi melakukan pertemuan pada 26 dan 27 Februari sebagai bentuk tindak lanjut pertemuan pada Juni 2018 di Singapura. Sebelumnya, Kim akan diterima oleh Presiden Vietnam sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong. Keduanya dikabarkan sedang membangun hubungan lebih dekat karena Vietnam dinilai Korea Utara sebagai model negara komunis yang patut ditiru.
Baca Juga: Donald Trump Konfirmasi akan Bertemu Kim Jong-un Lagi