Agar Robot Tak Ancam Manusia, Kecerdasan Buatan Perlu Diatur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bos perusahaan teknologi masa depan Tesla dan Space X, Elon Musk, menegaskan kembali bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence mengancam kelangsungan hidup manusia. Berpidato di acara Asosiasi Gubernur Nasional Amerika Serikat, pengusaha berusia 46 tahun tersebut juga mengingatkan bahwa pemerintah harus segera membuat regulasi terkait kecerdasan buatan.
Artificial intelligence sendiri sering didefinisikan sebagai penerapan sistem kerja otak dalam komputer. Beberapa perusahaan saat ini memang sedang gencar mengembangkan produk berbasis artificial intelligence seperti mobil kemudi otomatis atau penggunaan robot untuk keperluan sehari-hari.
Musk tak ingin kita terlambat.
Dikutip dari The Guardian, pria kelahiran Afrika Selatan itu berkata,"Normalnya regulasi dibuat ketika banyak hal buruk sudah terjadi, ada kemarahan publik, dan setelah bertahun-tahun sebuah lembaga regulasi dibentuk untuk mengatur industri itu."
Ia kemudian melanjutkan bahwa,"Butuh waktu sangat lama untuk membuat regulasi. Pembuatan regulasi, di masa lalu, adalah hal buruk tapi bukan sesuatu yang menunjukkan sebuah risiko fundamental terhadap keberadaan peradaban manusia."
Baca Juga: Ahli Fisika Prediksi Rasa Kemanusiaan Akan Hilang 100 Tahun Lagi
Ia meyakini kecerdasan buatan adalah ancaman.
Menurut Musk, sebagian besar manusia tak benar-benar memahami apa yang akan terjadi bila robot yang memakai teknologi kecerdasan buatan berfungsi 100 persen. Ia memang percaya robot akan melakukan pekerjaan lebih baik dari manusia, tapi kekhawatirannya bukan terkait lapangan pekerjaan.
Editor’s picks
seperi dikutip dari NPR, dia menilai bahwa kecerdasan buatan adalah ancaman fundamental terhadap kelangsungan peradaban manusia. Musk juga menggarisbawahi bahwa kecerdasan buatan merupakan masalah paling menakutkan. "Jangan sampai kita nanti tak tahu harus bagaimana saat para robot turun ke jalan membunuh orang," ujarnya.
Musk bukan orang pertama yang menyatakan hal tersebut.
Bukan sekali ini saja Musk mengingatkan bahwa kecerdasan buatan bisa menjadi ancaman. Misalnya, pada pada 2014 lalu ia menyamakan kecerdasan buatan dengan iblis. Jika tak sangat hati-hati, iblis tersebut bisa menjadi sangat tak terkendali dan justru membawa bencana.
Selain Musk, figur terkenal lain juga pernah menyatakan hal yang hampir sama. Ia adalah Stephen Hawking. Ilmuwan asal Inggris itu berkata bila manusia tak bisa mengontrol kecerdasan buatan dengan benar, mesin-mesin itu akan mengakhiri peradaban.
"Kebangkitan kecerdasan buatan yang luar biasa bisa menjadi hal terbaik atau terburuk bagi manusia. Kita tak tahu yang mana yang benar," ucap Hawking. Hawking juga meyakini kecerdasan buatan akan membawa kerusakan luar biasa terhadap perekonomian dan teknologi itu mampu mengembangkan keinginannya sendiri yang bertolak belakang dengan keinginan manusia.
Tak sedikit yang skeptis dengan pernyataan itu.
Para gubernur yang hadir dalam acara itu meragukan apa yang diucapkan oleh Musk terkait kecerdasan buatan. Mereka tak sepakat bila teknologi yang tengah dikembangkan harus diatur sedemikian rupa. Musk juga menerima kritikan yang menuding sebenarnya ia tak tertarik menyelamatkan dunia, melainkan hanya fokus mengembangkan mereknya.
Apapun itu, salah satu orang terkaya di dunia tersebut berharap pemerintah dan masyarakat mau mempelajari perkembangan kecerdasan buatan. "Begitu ada kesadaran, orang akan sangat takut karena memang itu yang seharusnya mereka rasakan," tegas Musk.
Baca Juga: 9 Fakta Kegigihan Elon Musk yang Bisa Dicontoh Anak Muda Indonesia