OKI Kritik KTT Muslim di Malaysia, Ini Pembelaan Mahathir Mohamad

Arab Saudi menilai KTT Muslim justru melemahkan OKI

Kuala Lumpur, IDN Times - Malaysia mengorganisir KTT Muslim yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur sejak Rabu (18/12) hingga Sabtu (21/12). Dalam situs resminya, pertemuan yang secara resmi dinamakan KTT KL itu adalah sebuah acara yang menjadi tempat berkumpulnya para pemimpin, intelektual serta akademisi Muslim dari seluruh dunia.

Namun, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang dikomando oleh Arab Saudi mengkritik penyelenggaraan KTT Muslim itu karena khawatir justru akan melemahkan persatuan negara-negara Muslim. Padahal, menurut Malaysia, tujuan adanya pertemuan itu adalah untuk mendiskusikan isu-isu yang terjadi di negara-negara Muslim.

1. Arab Saudi menilai seharusnya keberadaan OKI sudah cukup mewakili negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim

OKI Kritik KTT Muslim di Malaysia, Ini Pembelaan Mahathir MohamadRaja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud bertemu dengan Perdana Menteri Qatar sekaligus Menteri Dalam Negeri Syeikh Abdullah bin Nasser bin Khalifa Al Thani dalam KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-40 di Riyadh, Arab Saudi, pada 10 Desember 2019. ANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

Dilansir AFP, pejabat tinggi Malaysia mengatakan Raja Salman sebenarnya sudah diundang untuk hadir di Kuala Lumpur, tapi menolak. Sedangkan Turki, Qatar dan rival Arab Saudi, Iran, dipastikan berpartisipasi. Indonesia sendiri awalnya akan diwakili oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin, tapi di menit-menit terakhir ia batal hadir karena sakit.

Kantor berita Arab Saudi melaporkan bahwa Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad telah menghubungi Raja Salman. Pemimpin kerajaan Islam itu bersikeras bahwa segala masalah di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim seharusnya dibicarakan melalui OKI agar bisa mencapai persatuan.

Baca Juga: AS Dukung Permukiman Israel, Mahathir: Itu Tidak Masuk Akal

2. Sekjen OKI sependapat dengan Raja Salman

OKI Kritik KTT Muslim di Malaysia, Ini Pembelaan Mahathir MohamadKTT OKI di Istanbul, Turki, pada 13 Desember 2017. ANTARA FOTO/REUTERS/Osman Orsal

Sekretaris Jenderal OKI, Yousef al-Othaimeen yang merupakan warga negara Arab Saudi, berpendapat KTT Muslim justru memecah-belah para penganut agama Islam. Ia sepakat dengan Raja Salman bahwa seharusnya OKI menjadi saluran untuk membicarakan persoalan-persoalan yang ada.

"Bukan dalam kepentingan bangsa Islam untuk menggelar KTT dan pertemuan di luar kerangka [OKI], terutama di saat sekarang ketika dunia menyaksikan berbagai konflik," tuturnya dalam wawancara dengan Sky News Arabia.

3. Mahathir membantah KTT Muslim ada untuk menandingi OKI

OKI Kritik KTT Muslim di Malaysia, Ini Pembelaan Mahathir MohamadKTT OKI di Istanbul, Turki, pada 13 Desember 2017. ANTARA FOTO/REUTERS/Osman Orsal

Beberapa pengamat memandang bahwa KTT Muslim sebenarnya diselenggarakan untuk menandingi OKI yang beranggotakan 57 negara dan bermarkas di Jeddah, Arab Saudi. Tapi, Mahathir membantah komentar ini, termasuk dalam komunikasi dengan Raja Salman.

Ia pun merilis pernyataan resmi melalui situs pemerintah. "KTT KL yang memasuki edisi kelimanya adalah sebuah inisiatif Organisasi Non-Pemerintah, didukung oleh pemerintah Malaysia dan tak ditujukan untuk menciptakan suatu blok baru seperti yang diisyaratkan oleh beberapa orang yang mengkritiknya," kata Mahathir.

"Sebagai tambahan, KTT ini bukan merupakan wadah untuk membicarakan soal agama atau urusan keagamaan, melainkan secara spesifik untuk menyelesaikan situasi di komunitas Muslim," tegasnya.

4. Pakistan batal hadir karena mengaku berbagi kekhawatiran dengan Arab Saudi

OKI Kritik KTT Muslim di Malaysia, Ini Pembelaan Mahathir MohamadKTT OKI di Istanbul, Turki, pada 13 Desember 2017. ANTARA FOTO/REUTERS/Kayhan Ozer

Sementara itu, Pakistan yang juga diundang oleh Malaysia memutuskan batal hadir. Dikutip Al Jazeera, keputusan ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi di Islamabad pada Selasa (17/12). Pakistan beralasan bahwa negaranya "netral" dan bahwa KTT Muslim berpotensi "memecah-belah" persatuan yang dibangun di OKI.

Beberapa hari sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, melakukan kunjungan diplomatik ke Riyadh. Di sana, ia bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, untuk mendiskusikan berbagai persoalan. Meski begitu, rilis pers yang dibuat oleh pemerintah Pakistan tak menyebut tentang KTT Muslim sama sekali.

Baca Juga: Wapres Desak Pemerintah Tiongkok Terbuka untuk Informasi Muslim Uighur

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya