Peringatan Perang Dunia II: Kaisar Naruhito Ungkap Penyesalan

15 Agustus jadi hari saat Jepang mengaku kalah perang

Tokyo, IDN Times - Kaisar Jepang, Naruhito, mengungkapkan "rasa penyesalan yang sangat dalam" ketika menyampaikan pidato pada Kamis (15/8). Setiap tahun pada tanggal 15 Agustus, Jepang memperingati berakhirnya Perang Dunia II ketika Jepang menyatakan menyerah pada 1945.

Ungkapan Naruhito tersebut sama dengan yang disampaikan ayahnya, mantan Kaisar Akihito, dalam peringatan sebelumnya. Naruhito sendiri baru dilantik sebagai kaisar pada Mei lalu untuk menggantikan Akihito yang memutuskan turun takhta.

1. Naruhito mengaku berharap perang seperti itu tidak akan terulang

Peringatan Perang Dunia II: Kaisar Naruhito Ungkap PenyesalanKaisar Naruhito ketika memberikan pidato peringatan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

"Melihat kembali periode panjang dari perdamaian pasca perang, melakukan refleksi terhadap masa lalu kita dan mengingat di dalam pikiran tentang rasa penyesalan yang sangat dalam, saya benar-benar berharap kerusakan yang disebabkan oleh perang tidak akan pernah terjadi lagi," ucapnya, seperti dilansir dari Reuters.

"Bersama dengan rakyat, saya menghantarkan penghormatan tulus kepada semuanya yang telah kehilangan nyawa dalam perang...dan mendoakan untuk perdamaian dunia serta perkembangan selanjutnya dari negara kita," tambahnya.

2. Kakek Naruhito yang menabuh genderang perang dan mengakui kekalahan Jepang

Peringatan Perang Dunia II: Kaisar Naruhito Ungkap PenyesalanKuil Yasukuni berfungsi sebagai tempat menghormati orang-orang Jepang yang tewas dalam perang. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Naruhito saat ini berusia 59 tahun. Saat ia lahir, Jepang sedang berusaha memperbaiki kondisi negaranya setelah kehancuran yang diakibatkan oleh bom atom Amerika Serikat di dua kota penting, Hiroshima dan Nagasaki. Serangan balasan dari Amerika Serikat itu yang membuat kakek Naruhito, mantan Kaisar Hirohito, menyatakan kekalahan Jepang.

Hirohito juga merupakan orang yang sama yang menabuh genderang perang pada 1930-an sampai 1940-an. Jepang melakukan penjajahan di sejumlah kawasan di Asia, termasuk Indonesia. Ketika Hirohito memberikan pidato kekalahan, Akihito masih berusia 11 tahun. Ia dilaporkan menangis mendengar kabar negaranya menyerah dalam perang.

Baca Juga: Karena Patung Wanita Penghibur, Jepang Tarik Duta Besarnya dari Korea Selatan

3. Naruhito mengingatkan warga Jepang agar tak lupa sejarah mereka selama Perang Dunia II

Peringatan Perang Dunia II: Kaisar Naruhito Ungkap PenyesalanBangunan yang awalnya untuk pameran ini diubah namanya menjadi Hiroshima Peace Memorial. ANTARA FOTO/Kyodo/via REUTERS

Menjadi generasi yang lahir setelah perang, Naruhito mengatakan kepada warga Jepang agar mereka mengingat Perang Dunia II "dengan benar", termasuk bagaimana pendahulu-pendahulu mereka mengampanyekan militerisme selama bertahun-tahun.

Ia juga mengakui bahwa Jepang dibangun di atas perjuangan dan penderitaan banyak orang. "Selama 74 tahun sejak perang berakhir, perdamaian dan kemakmuran negara kita hari ini dibangun melalui usaha tak kenal lelah yang dilakukan banyak orang," tuturnya.

"Meski begitu, ketika saya mengingat masa lalu kita yang penuh penderitaan, saya benar-benar dilingkupi oleh emosi yang begitu dalam," lanjutnya.

4. Perdana Menteri Shinzo Abe menolak datang ke Kuil Yasukuni

Peringatan Perang Dunia II: Kaisar Naruhito Ungkap PenyesalanHiroshima Peace Memorial jadi pengingat dahsyatnya bom atom Amerika Serikat. unsplash.com/Terence Starkey

Salah satu tempat yang menjadi pembicaraan setiap menjelang peringatan berakhirnya Perang Dunia II di Jepang adalah Kuil Yasukuni. Kuil yang berlokasi di Tokyo tersebut dipakai untuk menghormati orang-orang Jepang yang meninggal dalam peperangan di berbagai wilayah sejak periode Meiji hingga Showa ketika Kaisar Hirohito mangkat pada 1989.

Akan tetapi, termasuk di dalamnya adalah lebih dari 1.000 penjahat perang yang sudah diadili oleh pengadilan militer. Oleh karena itu, status Kuil Yasukuni sangat kontroversial karena mengingatkan pada kampanye militer Jepang di kawasan Pasifik. Pada peringatan kali ini, Abe mendapatkan undangan untuk berkunjung dan berdoa di sana.

Japan Times melaporkan bahwa ia menolak undangan itu. Kunjungan terakhirnya ke sana adalah pada 2013 lalu yang langsung menimbulkan gelombang protes dari Korea Selatan, Tiongkok, sampai Amerika Serikat.

Meski begitu, Abe tidak benar-benar mengakui kekejaman Jepang di masa lalu. Ia hanya menyampaikan "rasa hormat dan syukur yang tulus" kepada para mereka yang sudah meninggal. "Kami takkan pernah lagi mengulangi kehancuran perang," kata Abe. "Janji ini takkan berubah."

5. Korea Selatan menuntut Jepang membayar kompensasi selama perang berlangsung

Peringatan Perang Dunia II: Kaisar Naruhito Ungkap PenyesalanPulau Hashima pernah jadi lokasi di mana tahanan perang Jepang diperbudak selama Perang Dunia II. unsplash.com/Jason Rost

Keputusan Jepang di masa lalu masih berdampak hingga kini. Pada tahun lalu, Mahkamah Agung Korea Selatan menuntut dua perusahaan Jepang, Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp dan Mitsubishi Heavy Industries, untuk membayar kompensasi kepada orang-orang yang menjadi korban kerja paksa selama Perang Dunia II.

Sejak 1910 hingga 1945, Jepang menduduki Semenanjung Korea dan menjadikan warga-warganya subyek perbudakan. Salah satu tempat di mana mereka harus bekerja di bawah kondisi mengerikan adalah Pulau Hashima .

Pulau itu kini sudah seperti pulau hantu. Korea Selatan juga mempersoalkan para perempuan yang dipaksa Jepang menjadi wanita penghibur bagi para tentara atau pejabat Negeri Matahari Terbit.

NHK sendiri menyebut pemerintah Jepang mempertimbangkan untuk membawa persoalan ini ke Mahkamah Internasional. Tokyo menilai Seoul melanggar perjanjian tahun 1965 yang sudah menetapkan pemulihan hubungan kedua negara pasca perang.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Laksamana Maeda, Perwira Jepang yang Amat Berjasa

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya