Polisi Hong Kong: Kami Sudah Menangkap 420 Demonstran

Polisi menghabiskan 1.000 gas air mata dan 160 peluru karet

Hong Kong, IDN Times - Polisi Hong Kong mengaku telah menangkap sebanyak 420 demonstran sejak unjuk rasa dimulai pada awal Juni lalu. Dikutip dari Reuters, informasi ini diungkap kepolisian dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung pada Senin sore (5/8).

Sesuai dengan pengumuman yang disampaikan Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, dalam konferensi pers pada Senin pagi, mulai hari ini polisi yang akan rutin bertemu dengan awak media. Di saat bersamaan, ribuan massa turun ke jalan untuk melanjutkan aksi mereka.

1. Mereka ditangkap karena sejumlah alasan

Polisi Hong Kong: Kami Sudah Menangkap 420 DemonstranANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Demonstrasi sendiri dimulai pada 9 Juni. Awalnya, peserta demo hanya menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradisi yang akan memungkinkan pelaku kejahatan dibawa dari Hong Kong ke Tiongkok daratan dan diadili di bawah sistem hukum Partai Komunis.

Selain urusan rekam jejak yang tak transparan, massa melihat RUU itu sebagai bentuk campur tangan Beijing. Sejak itu, hari demi hari warga Hong Kong diwarnai demonstrasi yang menempatkan mereka berhadap-hadapan dengan kepolisian. Dilansir CNN, beberapa ditangkap karena tak mendapatkan izin berkumpul. Lainnya disebut menyerang polisi.

Baca Juga: Demonstrasi Lumpuhkan Hong Kong, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

2. Polisi menembakkan 160 peluru karet

Polisi Hong Kong: Kami Sudah Menangkap 420 DemonstranANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Polisi antihuru-hara juga mengungkap bahwa dalam banyak bentrokan dengan demonstran, mereka tak punya pilihan lain selain menggunakan alat pengontrol massa. Selama lebih dari delapan minggu, ada sebanyak 160 peluru karet dan 150 peluru spons. Mereka juga melemparkan 1.000 gas air mata ke arah demonstran.

"Kami tak mau menggunakan gas air mata di area pemukiman warga, tapi jika harus, kami akan melalui beragam pertimbangan dan tetap bersikap sangat menahan diri," kata juru bicara kepolisian seraya menambahkan bahwa peserta protes telah "melanggar garis perdamaian".

3. Polisi mengaku tak bisa mendiamkan sikap dan perilaku para demonstran

Polisi Hong Kong: Kami Sudah Menangkap 420 DemonstranANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Sejak 9 Juni juga ada 139 anggota kepolisian yang terluka dengan dua di antaranya masih dirawat di rumah sakit. Kepolisian pun mengecam para demonstran yang telah melakukan kekerasan dan mengganggu ketertiban di Hong Kong.

"Sebagai petugas kepolisian, kami juga merupakan warga Hong Kong. Kami cinta Hong Kong dan berharap untuk mengembalikan ketertiban publik. Jika kami terus bersikap toleran dan pura-pura tidak peduli terhadap perilaku melanggar hukum, konsekuensinya tidak akan baik untuk kota kami," kata juru bicara polisi.

"Masyarakat sebagai keseluruhan akan menderita. Polisi berharap untuk bekerja sama dengan seluruh warga dan sesegera mungkin keluar dari masalah ini," tambahnya. Polisi berharap demonstran tidak memakai kekerasan untuk mengekspresikan pendapat mereka.

4. Demonstran mencari cara untuk meminimalisir efek gas air mata

Seperti dilaporkan Hong Kong Free Press, dalam demonstrasi yang berlangsung hari ini, polisi tetap menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Di salah satu kawasan ternama Hong Kong, polisi melemparkan gas air mata dari berbagai penjuru. Demonstran pun mencari cara untuk meminimalisir dampaknya.

Salah satunya dengan menggunakan kerucut pembatas jalan. Setelah tabungnya dilempar, beberapa demonstran yang berada di dekatnya segera menutupnya dengan kerucut itu. Lalu, mereka menyiramkan air agar gasnya tidak bekerja. Para demonstran tak lupa sarung tangan dan penutup wajah sebagai perlindungan.

5. Peserta protes menilai polisi merespons dengan berlebihan

Respons polisi itu menyebabkan demonstran meminta Inggris dan Amerika Serikat untuk berhenti mengekspor gas air mata ke Hong Kong. Ini karena dalam beberapa kesempatan, massa menemukan tabung gas air mata bertanda bahwa produsennya adalah perusahaan di kedua negara itu.

Aktivis Hong Kong, Joshua Wong, menegaskan melalui Twitter bahwa "musim panas yang penuh ketidakpuasan akan berlanjut" dan berjanji "seruan demokrasi takkan berakhir" meski pelanggaran HAM terjadi. Demonstrasi hari ini dijadwalkan akan berlangsung sampai malam hari.

Baca Juga: Pemerintah Hong Kong Sematkan Label 'Radikal' kepada Demonstran

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya